Sunday, May 2, 2021

Setimpal dengan Pengampunannya

Warisan dari Tuhan
Catatan Ibadah ke-2 Minggu 2 Mei 2021

Itachi berkata kepada Kanna: "Kamu ini selalu teguh dalam pendirian. Jika kamu merasa benar, kamu akan mempertahankannya, seperti saat yang lalu ketika kamu salah menulis surat hingga aku harus memanggil banyak orang. Saya minta kamu juga begitu kepada Doremi." Sekalipun kesalahan Doremi sudah dibereskan, Itachi tetap tidak terima. Dia masih memperpanjang hal itu dengan menegur Kanna karena Kanna tidak bertindak kejam kepada Doremi seperti dirinya. Lantas dia melanjutkan perkataannya: "Jika aku tidak meminta Doremi bertanggung jawab, pasti masalah ini belum selesai."

Lalu Kanna berkata: "Aku sudah mencoba menghubungi Bao dan menunggu jawabannya." Hal ini pun tidak bisa diterima oleh Itachi. Katanya: "Sekalipun kamu sudah berusaha memperbaiki kesalahan Doremi, itu benar tetapi Doremi sendiri yang harus bertanggung jawab atas perbuatannya. Sekarang kamu boleh pergi." Eh, masih belum terima juga Itachi mengikutinya lalu melanjutkan lagi perkataannya: "Kamu jangan menyepelekan Bao. Jangan sampai Doremi mengecewakan Bao dan merugikan kita. Perhatikan hal itu." Karena bosan dengan perkataan Itachi yang tak pernah sesuai dengan perbuatannya, Kanna enggan membantahnya dan mengiyakan saja.

Josua Iwan Wahyudi pernah menulis bahwa di balik kemarahan seseorang tersembunyi berbagai emosi lain, yang salah satunya kita kenal dengan nama rasa takut. Dia benar. Selama ini Itachi sendiri yang telah menyepelekan pendahulu Bao karena dia pikir mereka bisa dibereskan dengan uang. Namun, kali ini Bao tampak berbeda daripada para pendahulunya. Maka, wajar saja jika dia takut kesalahan masa lalunya dibongkar oleh Bao. Jadi, untuk menutupi rasa takutnya itu, Itachi marah kepada Doremi dan berpesan kepada Kanna untuk tidak menyepelekan Bao. Padahal, jika dia mau menjalankan segalanya dengan benar, tentulah dia tak perlu takut dengan Bao.

Nah, lewat kejadian itu Kanna pun beroleh jawaban. Beberapa saat lalu beberapa orang bertanya: "Mengapa Bao masih mengungkit kesalahan masa lalu Itachi padahal kita sudah pernah menjelaskan hal itu kepada pendahulu Bao?" Nah, jawabannya sudah jelas.

Yakobus 2:13 Sebab penghakiman yang tak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan. Tetapi belas kasihan akan menang atas penghakiman.

Karena Itachi suka mencari-cari kesalahan orang lain dan mengungkit-ungkitnya, wajar saja jika tiba-tiba Tuhan juga memunculkan Bao yang mencari-cari kesalahannya dan mengungkitnya pula. Sebagaimana dia mengampuni orang lain, begitulah dia akan diampuni. Kebenaran itu penting, tetapi kasih jauh lebih penting. Yesus berbelas kasih dan tidak menghukum pendosa yang remuk hatinya karena telah menyadari kesalahannya. Selain itu, jika seseorang melakukan kesalahan secara tidak sengaja, apa perlu menghukumnya dengan kejam? Tegas itu boleh, tetapi tegas tidak sama dengan kejam.

Jika kesalahannya juga sudah dibereskan, apa masih perlu mengungkitnya? Justru orang sekejam Itachi yang akan dihukum oleh Tuhan sendiri karena dia suka menghukum orang-orang yang bersalah kepadanya. Hal ini sesuai firman bahwa kita akan diampuni sesuai pengampunan yang kita berikan kepada mereka yang bersalah kepada kita.

Matius 6:12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;

Nah, Sang Hakim Agung sudah berdiri di depan pintu. Masihkah kita sendiri yang mau menghakimi orang-orang yang bersalah kepada kita?

HANYA DEKAT KASIH-MU BAPA
Hanya dekat kasih-Mu Bapa jiwaku pun tent'ram. Engkau menerimaku dengan sepenuhnya. Walau dunia melihat rupa namun Kau memandangku sampai kedalaman hatiku.
Tuhan inilah yang kutahu Kau mengenal hatiku. Jauh melebihi semua yang terdekat sekalipun. Tuhan inilah yang kumau Kau menjaga hatiku supaya kehidupan memancar senantiasa.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.