Sunday, May 9, 2021

Kurang Perhatian

Asuh Asah
Catatan Ibadah ke-2 Minggu 9 Mei 2021

Setiap orang membutuhkan perhatian, tetapi kadar kebutuhan tiap orang tentu saja berbeda-beda. Ada orang yang selalu haus perhatian hingga merasa kurang perhatian jika hanya diperhatikan oleh satu dua orang saja. Alhasil, mereka mengejar popularitas dengan segala macam cara. Bahkan, sekalipun bertentangan dengan norma kesusilaan, beberapa di antaranya rela berpenampilan seksi nan menggoda demi menuai banyak perhatian. Tak jarang di antaranya juga menuai kontroversi.

Ada pula yang begitu sibuk mencari perhatian seseorang hingga mengabaikan, bahkan merugikan orang lain. Alhasil, beberapa di antaranya tega memfitnah atau melaporkan kesalahan orang lain demi memperoleh perhatian dari satu orang itu saja. Di sisi lain ada orang yang merasa kelebihan perhatian sehingga sering memperhatikan orang lain. Namun, semakin dia memperhatikan orang lain, justru semakin banyak orang yang memperhatikan dirinya hingga dia perlu menyepi... xixixi...

Kemunculan semua tipe orang semacam itu tak pernah berubah. Mereka selalu ada dalam kehidupan kita, baik dulu, kini, maupun nanti. Sekalipun saat kecil aku jauh dari orang tua, aku tak pernah kekurangan perhatian. Bahkan, dalam lembah terkelam sekalipun, minimal selalu ada satu atau dua orang yang memperhatikanku. Jika tidak ada orang, Tuhan saja sudah cukup karena dia bisa menciptakan orang, termasuk koneksi ilahi...^.^

Namun, beberapa perhatian terasa begitu mengganggu. Jika beruntung, kita semua pasti pernah mengalaminya... hahaha... Ketika ujian sekolah menengah sedang berlangsung, ada teman sebangku yang begitu perhatian dengan melirik-lirik lembar jawabanku. Nah, setelah beberapa kali meliriknya, di tengah-tengah ujian itu dia berbisik: "Jawabanmu yang nomer sekian salah. Seharusnya kamu menjawab ini." Ok.

Aku pun segera mengganti jawabanku sebelum dikumpulkan karena aku sendiri memang asal jawab untuk nomer itu. Namun, untuk jawaban yang sudah kuyakini benar, tentu saja tidak kuganti. Hasilnya aku mendapatkan nilai sempurna, sedangkan nilainya belum sempurna. "Kok bisa begini? Padahal, kamu telah mengoreksi kesalahanku," kataku saat itu. Lalu dia menjawab: "Iya, aku yang salah menulis jawaban." Glodak...

Di dunia kerja juga ada orang macam begitu. Mereka jeli dalam melihat kesalahan orang lain dan suka mengoreksi kesalahan itu, tetapi mereka tidak bisa melihat dan memperbaiki kesalahannya sendiri. Anggap saja mereka seperti amplas atau kertas gosok yang akan habis tak berguna setelah selesai menggosok orang lain hingga mengkilap.

Nah, beralih ke masa SD. Kala itu seorang teman melihatku membongkar boneka rajutku lalu dia buru-buru berlari setelah berkata: "Lho, kok bonekanya kamu bongkar?" Nah, ketika aku menemui guru asrama dengan membawa boneka rajutku, bu guru langsung bertanya: "Mana bonekamu? Apa tadi kamu bongkar? Kenapa dibongkar? Itu sudah bagus." Astaga! Ternyata temanku itu melaporkanku. Wow... sungguh perhatian, tetapi kurasa dia berlebihan. Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Perhatian yang berlebihan juga tidak baik. Itu bonekaku dan bukan bonekanya. Jika aku mau membuat yang sudah bagus menjadi semakin bagus, apa masalahnya? Lantas aku menjawab bu guru: "Aku hanya memperbaiki bonekaku yang sedikit miring."

Entah mengapa ada orang yang suka melaporkan orang lain agar mendapatkan perhatian. Ada pula orang yang suka usil untuk mendapatkan perhatian. Padahal, orang yang suka caper (cari perhatian) cenderung tidak disukai. Di tempat kerja pun sama. Sekalipun berpindah-pindah tempat kerja, selalu saja ketemu tukang lapor. Jika tak ada hal besar yang bisa dilaporkan, hal kecil pun akan dilaporkan olehnya. Padahal, alih-alih beroleh perhatian, tukang lapor justru akan semakin kesepian jika semakin sering melaporkan orang lain.

Lukas 6:31 Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.

Sebaliknya, jika semakin sering menutupi kesalahan orang lain, kita justru akan semakin sering menerima perhatian. Bahkan, tanpa kita minta, akan ada orang-orang yang menawarkan bantuan dengan cuma-cuma kepada kita. Rahasia ini sederhana. Apa yang kita tabur, itulah yang kita tuai. Jika kita menanam biji mangga, tentu kita akan menuai buah mangga dan tidak mungkin menuai cabe rawit. Jadi, jika ingin mendapatkan perhatian, kita hanya perlu memberikan perhatian yang sewajarnya.

AJAIB KAU YESUS
Ajaib Kau Yesus, ajaib kasih-Mu yang Kau nyatakan di sepanjang hidupku. Dari s'galanya yang Kau janjikan t'lah Kau genapi bagiku.
Chorus: Banyaklah yang t'lah Kau buat dalam hidupku. Ku mau bersyukur ku memuji-Mu. Dengan apa ku dapat membalas kasih-Mu? Kusembah Kau Yesus selamanya.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.