Sunday, March 28, 2021

Thank You ~ Ps. Arif Multi Ardania (Gembala Sidang GSJA Betlehem Bogor)

Catatan Ibadah Online Minggu 28 Maret 2021

Di dalam Lukas 17:7-10 tentang tuan dan hamba dikisahkan ada hamba yang baru pulang setelah menyelesaikan tugasnya di ladang. Ketika dia pulang, dia masih harus menyiapkan makanan bagi tuannya terlebih dahulu. Setelah itu barulah dia boleh makan dan minum.

Lukas 17:9 Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya?

Kita pun harus memiliki hati hamba yang tidak mengharapkan ucapan terima kasih dari manusia. Jika kita telah menyelesaikan tugas, hendaknya kita mengatakan bahwa kita ini hanya hamba yang telah melakukan hal-hal yang memang harus kita lakukan.

Kita sering mendengar beraneka macam bahasa ucapan terima kasih ketika seseorang menerima sesuatu. Namun, pernahkah Tuhan mengucapkan terima kasih kepada kita setelah kita melakukan sesuatu untuk-Nya? Di dalam Alkitab kita tidak pernah menemukan hal ini. Apakah ini berarti bahwa Tuhan sedang mengajarkan sesuatu yang buruk? Tentu saja tidak.

Tuhan sedang membandingkan antara attitude (sikap) yang seharusnya dimiliki oleh seorang murid dan sikapnya ahli-ahli taurat atau orang-orang farisi. Seorang murid tidak perlu mencari-cari upah, seperti pujian dari orang lain atau sekedar cari-cari ucapan terima kasih dari orang. Kata doulos atau slave atau budak yang digunakan di sini ditujukan untuk mengajar kita tentang pentingnya memiliki hati hamba. Hamba tidak perlu cari-cari pujian karena Tuhan tahu upah yang harus diberikan kepada hamba-Nya.

Lukas 18:11-12 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.

Lewat doa tersebut orang farisi seakan-akan berkata: "Jadi Tuhan, Engkau lihat aku telah melakukan sesuatu yang baik." Lalu mereka mengharapkan reward serta apresiasi dari Tuhan dan manusia. Nah, hamba Tuhan itu seharusnya berbeda dari mereka.

Matius 6:1 "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.

Kita harus memberi dengan tulus hati, tanpa mengharapkan apapun. Jika kita melakukan hal-hal rohani di depan manusia, kita sudah mendapatkan upah kita. Jika kita mengharapkan balasan dari manusia, kita sudah mendapatkannya dari manusia. Maka dari itu, jangan mengharapkan upah dari manusia karena Bapa di sorga mengetahui apa yang patut kita terima pada akhirnya. Upah yang akan Tuhan berikan lebih besar daripada yang lain. Jadi, jangan cari apapun. Pokoknya lakukan atau kerjakan dengan tulus dan setia.

Ada seseorang berkata: "Sudah untung saya melayani." Entah apa konteksnya dia mengatakan hal itu. Mungkin dia kecewa sehingga berkata: "Udah bagus donk saya melayani di gereja, dibayar juga tidak." Hal tersebut merupakan paradigma yang salah. Seharusnya kita berterima kasih jika dipercayakan sebuah pelayanan di dalam gereja. Bukan gereja atau Tuhan yang harus berterima kasih kepada kita karena kita telah diberi privilege (hak istimewa) untuk memberikan hal terbaik yang kita punya.

Ketika seorang petani diminta mengelola lahan, tanah itu milik siapa? Sekalipun dia memiliki sertifikat, tanah itu tetap milik Tuhan. Ketika kita bisa bekerja, tubuh ini milik Tuhan. Ketika kita menanam benih pohon apa saja, matahari dan air hujan yang memberi pertumbuhan untuk tetumbuhan tersebut. Bukankah semuanya milik Tuhan? Kita tidak berhak mengklaim semua itu sebagai milik kita karena kita hanya seorang hamba yang harus melakukan apa yang harus kita lakukan.

Tentu saja kita tetap bisa menikmati hasil panennya karena Tuhan bukanlah tuan yang keji. Meskipun kita ini bukan siapa-siapa dan kita ini hanya hamba, Tuhan memberi kita upah untuk bekerja, untuk menjadi sukses, dan untuk diberkati. Semuanya ini dari Tuhan sehingga kita harus berterima kasih dan mengucap syukur kepada Tuhan. Jadi, jangan kamu bersikap sebagai seorang bos.

~ Ps. Arif Multi Ardania: "Kegagalan dalam pelayanan adalah ketika saya merasa Tuhan berhutang jasa pada saya." ~

Namun, Tuhan pasti memberikan upah kepada orang-orang yang melayani Dia.

Upah dari Tuhan

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.