Sunday, March 14, 2021

A Fruitfull Life ~ Bpk. Jonny Herjawan (Chairman JPCC Foundation)

Catatan Ibadah Online Minggu 14 Maret 2021

Kita semua pasti punya potensi di dalam diri kita, baik dalam bentuk bakat, kecakapan, keahlian, keterampilan, maupun kepandaian. Kita ini diibaratkan seperti sebuah benih. Benih itu akan tertanam lalu berakar kemudian tumbuh sehingga dengan berjalannya waktu potensi kita semakin besar.

1 Korintus 3:6-7 Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.

Sejalan dengan pertumbuhannya, baik gandum yang bertumbuh atau lalang yang bertumbuh, bertambah pula kekuatannya atau potensi yang dimilikinya. Potensi/kekuatan akan bertambah sejalan dengan pertumbuhan. Benih yang diairi di tempat yang tepat akan terus tumbuh sehingga makin lama makin besar.

Di sisi lain setiap hari kita diperhadapkan dengan sebuah pilihan. Ratusan bahkan ribuan keputusan merupakan pilihan yang harus kita pilih setiap hari. Kadang kita pun harus membuat pilihan yang bukan karena inisiatif kita tetapi akhirnya kita dipepet untuk membuat sebuah pilihan. Contohnya: Kita ada dalam sebuah antrian lalu tiba-tiba ada orang yang membuat pilihan untuk menyerobot antrian, maka tiba-tiba kita dipaksa untuk membuat pilihan dalam meresponi pilihan orang itu. Yang berinisiatif bukan kita, tetapi akibat dari   kejadian itu kita dipaksa memilih. Bahkan, memutuskan untuk tidak memilih juga merupakan suatu pilihan.

Ulangan 30:19 Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu,

Semakin kita bertumbuh, semakin besarlah posisi atau power atau potensi yang kita miliki. Apakah kita akan menggunakan posisi, power, dan potensi kita untuk:
* Sesuatu yang konstruktif / membangun atau Sesuatu yang destruktif / merusak,
* Menambahkan nilai atau Mengurangi nilai (Add value or Reduce Value)
* Melayani atau Menuntut dilayani (Serving or Demanding (being served))

Lord Acton atau John Dalberg Acton mengatakan power tends to corrupt. Absolute power corrupts absolutely. Maksudnya: sejalan dengan pertumbuhan potensi kita, potensi yang kita miliki cenderung untuk corrupt. Posisi atau power bila tidak digunakan untuk melayani, untuk menambah nilai atau membangun, posisi yang kita miliki akan cenderung digunakan untuk menuntut, mengurangi nilai, bahkan merusak. Power or position that is not intended to serve will corrupt. (Kekuasaan dan posisi yang tidak ditujukan untuk melayani akan merusak.)

Di dalam Markus 10:32-34 Yesus menceritakan kegalauan-Nya akan hal-hal pahit yang akan menimpa Diri-Nya. Hal ini membuat murid-murid dan orang-orang yang mengikuti-Nya merasa takut dan cemas. Nah, di tengah situasi semacam ini tiba-tiba dua murid-Nya meminta sesuatu kepada-Nya. Yesus pun menanyakan permintaan mereka.

Markus 10:37 Lalu kata mereka: "Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu."

Bayangkan, seseorang bercerita tentang penderitaan yang akan dihadapinya kelak dan orang dekatnya malah meminta sesuatu. Ketika Yesus memanggil para murid, itu seumpama benih yang Yesus tebarkan dalam bentuk visi yang ditabur. Benih ini tumbuh karena mendapatkan provisi. Para murid bergaul dengan Yesus dan menerima pengajaran-Nya.

Mereka juga hidup bersama Yesus dan melihat mujizat demi mujizat yang Yesus lakukan. Bahkan, Yakobus, Yohanes, dan Petrus melihat Yesus dimuliakan. Mereka juga melihat waktu ada seorang anak perempuan dibangkitkan sewaktu Yesus berkata Talitakum. Ada 3 orang yang diberi julukan oleh Yesus, yaitu Simon yang disebut Petrus serta Yakobus dan Yohanes yang disebut boanerges (anak-anak halilintar).

Kehidupan yang Berbuah

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.