Sunday, January 10, 2021

Mengenal Tuhan

Meaningful Presence
Catatan Ibadah Online Minggu 10 Jan 2021

Ps. Caleb Natanielliem: "... seribu orang akan rebah di kanan kirimu, tetapi engkau akan tetap berdiri. .... Engkau akan melihat AKU bertindak. ..."


AMIIIIIIIINNNN... Yeah! Akhirnya Tuhan bertindak. Namun, mengapa Dia menunggu begitu lama? Beberapa orang berdoa: "Oh Tuhan, segeralah menolong kami sebelum ada korban lagi." Namun, Tuhan tidak segera bertindak. Hal yang sama juga pernah didoakan oleh para orang kudus. Namun, Tuhan tetap menunggu hingga genap jumlahnya.

Wahyu 6:10 Dan mereka berseru dengan suara nyaring, katanya: "Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di bumi?"

Mengapa? Mengapa Dia menunggu begitu lama? Jika Dia cepat bertindak, seharusnya tingkat kejahatan dapat diminimalkan dan pelaku kejahatan tidak sampai membenarkan diri. Seharusnya begitu donk. Namun, mengapa Tuhan terasa melakukan pembiaran begitu lama? Bagaimana jika terlambat dan jumlah korban bertambah?

Lantas diriku terbawa ke alam mimpi. Kulihat diriku di dalam sebuah mobil di samping kiri pengemudinya. Kulihat ke kanan dan ternyata mama yang pegang kemudi. Karena mengenalnya, aku pun duduk dengan tenang. Namun, tiba-tiba kudengar aku berteriak kepada mama: "Putar balik... putar balik. Ma, putar balik... Duh, bablas (terlewat) dech." Ini maunya ke Sidoarjo, tetapi nyasar sampai ke Gresik.

Alhasil, aku datang terlambat. Meskipun demikian, aku memberanikan diri untuk tetap memasuki ruang ujian. Lantas aku segera menemui bapak pengawas ujian dan menjelaskan kronologi keterlambatanku sambil memohon agar aku tetap diperbolehkan mengikuti ujian. Bapak itu tersenyum sambil tetap berjalan menuju ruang ujian selanjutnya. Nah, sebelum memasuki ruangan itu dia berkata: "Oke, itu soalnya. (Sambil menunjuk ke sebuah meja) Kamu bisa mengikuti ujian sendirian di sini karena yang lain sudah selesai. Waktumu 45 menit." Lalu dia pergi ke ruangan selanjutnya dimana para peserta lain sudah menunggu di sana.

Oow... begitu terbangun dari mimpi, aku teringat dua hal, yakni:
1. Lagu 'Four Days Late'.
Four Days Late"Lord, we don't understand why You waited so long? But His way is God's way, not yours or mine. And isn't it great when He's four days late, He's still on time. He's still on time."
(Terlambat Empat Hari: "Tuhan, kami tidak paham mengapa Engkau menunggu begitu lama? Tetapi jalan-Nya adalah jalan Tuhan, bukan jalanmu atau jalanku. Dan bukankah luar biasa, walaupun Dia terlambat empat hari, Dia tetap tepat waktu.")

2. Pengalaman Terlambat Ujian Sekolah
Kala itu aku masih SMP, entah SMP kelas berapa. Hari itu seharusnya aku mengikuti ujian nasional olahraga secara tertulis. Aku pun naik bemo ke sekolah dengan seragam kotak-kotak yang amat khas. Seharusnya sopir bemo mengenali seragamku dan mengetahui tujuanku. Namun, hari itu si sopir tidak melewati jalan depan seperti biasanya. Entah mengapa dia melewati jalan belakang (area Bintoro). Alhasil, aku tidak mengenali jalan-jalan yang kulewati. Maka, aku hanya bisa berdoa agar Tuhan menolongku. Karena tidak melihat sekolahku, aku pun tidak jua turun dari bemo. Aku hanya merasa bahwa perjalanan itu begitu lama dan akhirnya aku tiba di tempat mangkal bemo itu di Kenjeran.

Di sana sopir memintaku turun dan pindah ke bemo lain karena dia mau pulang. Aku pun naik bemo yang sama ke arah berbeda. Namun, saat itu aku tidak berani ke sekolah karena sudah terlambat. Jadi, aku pulang ke rumah dan memberitahu ortuku kalau aku kesasar sampai Kenjeran sehingga tidak mengikuti ujian. Lantas aku minta dibuatkan surat sakti... eh, surat sakit agar bisa mengikuti ujian tulis susulan. (Psst... cara ini jangan ditiru lho.)

Keesokan harinya kubawa surat itu dan kuserahkan kepada wali kelas. Lantas aku diperbolehkan mengikuti ujian tulis susulan olahraga sendirian di tempat khusus bersama beberapa anak lain yang juga harus mengikuti ujian susulan karena beneran sakit. Eh, soal-soal ujiannya tepat sama dengan ujian utama... hahaha... Pada mulanya kupikir aku bisa tidak lulus karena terlambat ikut ujian tulisnya padahal dalam ujian praktek olahraga nilaiku juga selalu merah atau pas-pasan. Namun, sekalipun terlambat ujian, aku tetap bisa lulus tepat waktu.

Wkwwkw... pantas bapak pengawas ujian di dalam mimpiku tersenyum seperti itu. Senyumnya seakan berkata: "Ingatlah di dalam Tuhan tidak ada kata terlambat. Pertolongan-Nya selalu tepat waktu." Kemudian seorang teman bertanya: "Apa aku masih bisa mengikuti ujian CPNS? Usiaku sudah sekian tahun." Aku hanya menjawab: "Coba aja dulu."

TIADA yang MUSTAHIL
Pertolongan-Mu ya Bapa itu cukup bagiku. Tak pernah terlambat menolongku. Kaulah tempatku berharap di saat ku lemah. Kuyakin dan percaya tangan-Mu memegangku.
Tiada yang mustahil bagi Yesus Tuhan. Kuasa-Nya yang sempurna sanggup menolongku. Tiada yang tak mungkin bagi kita anak-Nya. Mujizat selalu ada saat ku meminta dan percaya.

Engkau akan Melihat …

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.