Monday, March 28, 2016

Hanya Satu Jalan

Catatan Ibadah ke-1 Minggu Paskah 27 Maret 2016
Yohanes 14:6  Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Ps.Philip Mantofa: "Orang Kristen pun masih ada yang belum benar-benar mengenal Yesus sebagai Tuhan. Kalau salib, sudah paham."

Kok rasanya dia menyindirku? Ya... aku yakin bahwa semua agama sama baiknya dan Tuhan-nya juga sama. Aku juga yakin hanya Yesus jalan ke surga tetapi aku yakin ada banyak jalan menuju Yesus. Agama Kristen bukan satu-satunya jalan menuju Yesus karena aku kenal Yesus sebelum beragama Kristen. Aku pun sempat mendengar dan membaca ada orang yang mengenal Yesus dan menjadi Kristen setelah mendalami Alquran.

Jembatan Keraguan
Hingga kemarin malam aku pun masih berkata kepada Tuhan: "Maaf Bapa, aku belum paham mengapa Kau arahkan aku untuk berada di GMS padahal keyakinanku tidak bisa selaras dengan keyakinan gembalaku. Aku merasa ada sesuatu yang salah. Entah apa. Bagaimana ko Philip bisa seyakin itu bahwa hanya ada satu jalan? Aku belum bisa seyakin Dia. Aku yakin ada banyak jalan."

Memang sich ada orang yang beruntung bisa menemukan Yesus lewat jalan tol: lahir di keluarga Kristen, tumbuh dan besar di keluarga Kristen pula. Namun, tidak semua orang bisa lewat jalan tol karena tidak semua orang bisa naik mobil. Ada orang yang baru bisa menemukan Yesus setelah mengendarai kuda melewati jalanan tak rata, naik gunung, turun lembah, masuk hutan hingga berjalan kaki dan tercebur sungai pada waktu naik perahu.

Selain itu, ada orang yang cepat tanggap meskipun hanya dijelaskan dengan kata-kata atau hanya dengan membaca kata-kata. Namun, ada orang yang agak telmi (telat mikir). Meskipun sudah dijelaskan bertahun-tahun lamanya tetap susah memahami keberadaan Tuhan Yesus. Setelah mengalami dan merasakan sendiri barulah paham.

Ketika aku pertama kali naik bemo, aku terus menerus diantar mama selama sekitar sebulan lamanya. Setelah itu aku harus naik bemo sendiri. Nah, ada orang yang bisa langsung hafal jalannya setelah diajari tetapi aku bukan orang seperti itu. Biasanya aku dan mama diturunkan di dalam terminal tetapi kali ini aku diturunkan di luar terminal. Hanya beda sedikit aku sudah kebingungan. Meskipun begitu, aku tidak berhenti begitu saja. Aku segera membayar sopir bemo itu lalu berniat naik bemo lain untuk ke terminal. Untunglah sebelum naik aku sempat bertanya kepada sopirnya: “ke terminal pak?”

Sopirnya pun mengiyakan tetapi kemudian dia tersadar dan bertanya kepadaku: “Mau kemana mbak?” Dengan polos aku berkata: “ke terminal pak” tetapi sopirnya mengatakan bahwa aku sudah di terminal. Dengan kebingungan aku turun dari bemo itu lalu meneruskan perjalanan dengan penuh tanya. Eh, setelah beberapa meter berjalan aku pun menyadari kekonyolanku. Hahaha... ternyata aku memang sudah tiba di terminal tetapi di sebelah luarnya.

Pada kesempatan lain papa bercerita. Di rumah sakit papa bertanya kepada seorang wanita yang duduk di dekat meja sembari memainkan ponsel: “Bu, kapan dokternya datang?” Jawab wanita itu: “Saya ini dokternya. Jam prakteknya masih beberapa menit lagi.” Hahaha... untunglah papa langsung mempercayainya sebagai dokter.

Kekonyolan semacam itu pun bisa dialami oleh seseorang pada saat mencari Tuhan dan kebenarannya. Dulu sebelum dibaptis Kristen aku pun sempat melewati jalan Katolik selama 14 tahun (asrama dan sekolah Katolik). Selama itu aku sudah dijelaskan tentang Tuhan Yesus tetapi tetap saja tidak paham.

Lalu aku pun memasuki jalan Taoisme (jalan keTuhanan) yang mengajarkan bahwa semua agama bersumber dari satu Tuhan lalu Tuhan mengutus kelima nabinya untuk mengajarkan kebenaran sehingga timbullah 5 agama. Di jalan ini aku pun sempat bertemu muka dengan setan dari neraka dan Budha Cikung yang rohnya singgah ke dalam tubuh beberapa orang pada saat sidang dharma tentang perjalanan ke neraka dan ke surga. Namun, di jalan ini aku pun tidak menemukan kedamaian.

Hingga akhirnya aku berdoa: "Tuhan, aku tak tahu harus percaya yang mana. Aku percaya semuanya ada. Aku percaya kepada Yesus tetapi aku juga percaya adanya Budha dan dewa dewi. Kalau aku harus memilih salah satu, aku tak bisa. Tuhan, aku harus pilih yang mana?" Lantas duniaku mulai gonjang-ganjing: mulai didatangi si jago merah hingga merasakan beratnya salib. Lewat semua peristiwa tersebut barulah aku paham siapa yang harus kupilih.

Lewat semua peristiwa tersebut aku baru paham akan kekonyolanku. Ternyata oh ternyata Tuhan yang aku cari-cari sudah ada di dekatku sejak aku kecil. Ternyata oh ternyata Tuhan yang aku cari-cari adalah Yesus itu sendiri yang telah berjanji setia menemaniku hingga akhir zaman. Ouch... andai aku bisa langsung paham, mungkin aku tak perlu susah payah terlebih dahulu. Oh... berbahagialah mereka yang bisa menemukan Tuhan Yesus lewat jalan tol. Berbahagialah mereka yang bisa langsung tanggap dan langsung percaya kepada Tuhan Yesus tanpa harus merasakan salib terlebih dahulu.

I Have DECIDED to FOLLOW JESUS
I have decided to follow Jesus; I have decided to follow Jesus; I have decided to follow Jesus; No turning back, no turning back.
Though I may wonder, I still will follow; Though I may wonder, I still will follow; Though I may wonder, I still will follow; No turning back, no turning back.
The world behind me, the cross before me; The world behind me, the cross before me; The world behind me, the cross before me; No turning back, no turning back.
 Though none go with me, still I will follow; Though none go with me, still I will follow; Though none go with me, still I will follow; No turning back, no turning back.
Will you decide now to follow Jesus? Will you decide now to follow Jesus? Will you decide now to follow Jesus? No turning back, no turning back.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.