Sunday, August 30, 2020

Memperoleh yang Dijanjikan

Ini Hanya Proses
Catatan Ibadah Online Minggu 30 Agustus 2020

"Aku punya kartu nama. Kamu mau?", begitulah Alvin menunjukkan kartu namanya kepada Senorita kelas 4 SD yang duduk di depannya. Senorita segera menoleh kepadanya dan menjawab: "Mau." Lantas Alvin memberi sebuah kartu namanya yang berwarna. Kemudian Senorita melihat ada selembar kartu nama Alvin yang tampak berbeda dari tumpukan kartu namanya yang lain.

Selembar kartu nama ini ditempeli stiker huruf berwarna-warni dan disusun hingga membentuk kata 'E L V I N'. Senorita pun tertarik dengan kartu nama Alvin yang paling beda itu. Sambil memegangnya dia bertanya: "Ini kok ditempel stiker bertulisan Elvin?" Jawabnya: "Di rumah aku dipanggil Elvin." Wah, Senorita pun semakin tertarik untuk memiliki kartu nama tersebut.

Jadi, dia mengembalikan kartu nama yang tadi diambilnya seraya berkata: "Aku mau kartu namamu yang ada stikernya ini." Namun, Alvin tidak mau memberikannya karena kartu nama itu hanya ada satu. Alvin kembali memberikan kartu namanya yang tanpa stiker. Senorita tetap menolaknya secara baik-baik. Dia hanya mau kartu nama yang ada stikernya.

Senorita melihat ada teman yang berusaha merebut milik temannya, tetapi malah dilaporkan ke guru. Ada teman yang marah-marah atau mengancam ketika tidak diberi: "Kalau tidak mau memberi, ya sudah, jangan pamer. Awas ya... Jangan sampai minta apapun sama aku. Kalau kamu tidak mau memberi, aku juga tidak akan memberimu."

Selain keributan yang didapat, mereka tetap tidak mendapatkan keinginan mereka. Ada juga yang meminta dengan cara barter: "Kalau kamu memberiku itu, aku akan memberimu ini." Namun, Senorita tidak memiliki sesuatu untuk diberikan kepada Alvin sebagai pengganti kartu namanya.

Maka, Senorita mencoba cara berbeda. Acapkali Alvin mengeluarkan kartu namanya di sela-sela senggang pelajaran, Senorita pun selalu berkata: "Vin, aku belum punya kartu namamu." Alvin pun selalu menyodorkan kartu namanya yang biasa dan seperti biasa Senorita tetap menolaknya karena dia hanya mengincar kartu nama berstiker.

Nah, jika Alvin tidak mengeluarkan kartu namanya, Senorita akan bertanya kepadanya: "Vin, kartu namamu masih ada?" Tentu saja Alvin menjawab masih ada karena dia selalu sedia kartu nama. Lagi-lagi dia pasti menyodorkan kartu nama biasa dan lagi-lagi Senorita tetap meminta yang berstiker.

Sabar seperti Air
Hal itu pun berulang terus seolah-olah waktu itu merupakan waktu pertamanya meminta kartu nama Alvin. Dia tidak menghitung berapa kali Alvin menolaknya dan dia juga tidak menghitung berapa kali dia berusaha memintanya. Dia tetap meminta secara terhormat dengan senyuman hangat, seperti air yang pelan-pelan mengikis bebatuan... wkwwkw... Pada akhirnya, Alvin luluh dan bersedia memberikan kartu namanya yang paling spesial kepada Senorita. "Terima kasih Vin, kamu ini baik sekali."

Hahaha... dulu Senorita belum mengenal kata gengsi. Sewaktu kelas 3 SD dia pun berhasil membuat Hendra menggambar untuknya. Selain Hendra, saat itu ada Roni yang juga pintar menggambar. Tiap kali pelajaran menggambar, guru selalu menggambar di papan tulis kapur dan meminta para murid menirunya. Karena tidak pandai menggambar, banyak anak selalu meminta bantuan Roni dan Hendra.

Suatu hari ada yang mengkritik Hendra karena gambarnya tak sebagus Roni. "Jangan minta aku gambarin. Semua minta saja sama Roni karena gambarnya lebih bagus daripada gambarku." Begitulah Hendra marah-marah. Namun, sebagai teman sebangku, Senorita tidak menyerah begitu saja.

"Gambarmu juga bagus kok. Tolong gambarin aku. Lihatlah gambar burungku jelek sekali ini." Hendra menjawab: "Minta Roni saja." Namun, Senorita tidak langsung setuju. "Lihatlah sudah banyak yang antri sama Roni. Gambarmu juga bagus kok. Jika tidak, mana mungkin aku minta bantuanmu? Lagipula kita ini teman sebangku. Minimal aku saja yang kamu gambarin." Hehehe... akhirnya Hendra mau menggambar khusus untuknya.

Alasan Sabar
Senorita merasa Hendra kurang pujian sedangkan Roni kurang perhatian ortu. Ini sebabnya Senorita juga berteman baik dengan Roni sekalipun kadang kala dia bau rokok dan pernah tidak naik kelas. Entah bagaimana dia bisa bersabar dengan Roni yang duduk di bangku belakangnya sampai-sampai dia pun bisa langganan meminjam majalah komik Tapak Sakti-nya. Hehehe... itu bacaannya anak cowok yang tidak mungkin disediakan suster untuk anak cewek sehingga membacanya ya agak sembunyi-sembunyi. Ceritanya sich tentang pendekar dan jurus-jurusnya.
Filipi 4:8 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
Kala itu Senorita selalu melihat kebaikan dan keindahan dalam diri orang lain. Dia selalu percaya bahwa setiap orang bisa berubah dan dia pasti bisa mengubahnya sehingga dia tidak mudah menyerah. Namun, ketika dia disakiti oleh anak yang mengakui dirinya sebagai ketua Pai/ Ganteng, Senorita telah memutuskan untuk berhenti menjadi dirinya karena dia mulai percaya bahwa dia tidak bisa mengubah orang lain.

Namun, seiring pertumbuhannya Senorita mulai mengenal proses manufaktur. Dia melihat bahwa ada yang bisa dia ubah dan ada yang tidak bisa dia ubah, tetapi dia bisa menjadi bagian dari proses perubahan itu. Kapas tidak bisa langsung berubah menjadi kain saat dipertemukan dengan bahan-bahan lain dan tidak semua orang dibekali keahlian mengubah kapas dari awal sampai akhirnya menjadi kain. Di dalam proses perubahan tersebut ada banyak orang yang terlibat di dalamnya. Ada petani kapas, penjual kapas, penenun benang, pemberi warna, dan sebagainya. Masing-masing memiliki keahliannya sendiri dalam mengubah kapas.

Demikian juga dengan proses perubahan manusia. Ada manusia yang bisa diubah oleh beberapa orang sekaligus setelah mengikuti pertemuan kelompok sel atau Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR). Mungkin ini seperti tepung yang langsung bisa berubah menjadi roti setelah dipertemukan koki dengan bahan-bahan lain pada waktu bersamaan. Namun, sebenarnya masing-masing bahan (mentega, telur, gula) pun sudah melewati proses.

Alasan Proses
Demikian pula dengan proses kehidupan. Mungkin kita tidak bisa mengubah orang lain secara utuh, tetapi kita bisa menjadi bagian dari proses perubahan tersebut. Kita lakukan bagian kita dan nantinya dilengkapi atau dilanjutkan oleh orang lainnya lagi sesuai kemampuan yang Tuhan tanamkan. Jika beruntung, kita bisa turut melihat hasil akhirnya. Jika kurang beruntung, kita pun masih bisa melihatnya dari surga, seperti nabi Yeremia...^.^

Perkenalan Senorita dengan Alvin kedua telah membuat karakter lamanya bersemi lagi dengan persepsi baru. Maka, ketika ada pesanan lagi, dia pun tidak gengsi meminta bantuan Senor. Lantas Senor berkata: "Aku tidak paham. Mari kita menyamakan persepsi." Hehehe... akhirnya Senor pun mau menyediakan waktunya untuk menolong Senorita.

KUPIKIRKAN SEMUA ITU (GMS Live)
Ketika ku khawatir, kalut di hatiku, kudatang pada-Mu nyatakan doa dan ucapan syukur.
Damai sejahtera yang melampaui segala akal akan mem'lihara hati dan pikiranku dalam Kristus Yesus.
Semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil dan suci, semua yang manis, yang sedap didengar, semua kebajikan yang patut dipuji, kupikirkan semua itu.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.