Sunday, June 28, 2020

Pesan Profetik di Tengah Pandemi 3-4 ~ Ps. Philip Mantofa

Pesan Profetik di Tengah Pandemi 1-2
Catatan Ibadah Online Minggu 28 Juni 2020
Yehezkiel 37:3 Lalu Ia berfirman kepadaku: "Hai anak manusia, dapatkah tulang-tulang ini dihidupkan kembali?" Aku menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, Engkaulah yang mengetahui!"
Di sini Tuhan menguji hati seorang nabi dan Yehezkiel tidak bersikap sok tahu. Jika berdoa, kita pun harus rendah hati. Jangan sok tahu atau berusaha menggurui Roh Kudus. Miliki hati seperti kertas kosong yang siap ditulisi atau hati yang selalu siap menerima firman. Datanglah kepada Tuhan seperti Maria: 'Aku ini hanya hamba-Mu, terjadilah padaku seturut firman-Mu.'

Jika Tuhan berbicara, dengarkan dan jangan berkomentar. Ini sebabnya Tuhan menciptakan dua telinga dan satu mulut sehingga kita bisa lebih banyak mendengar daripada berbicara. Hari-hari ini jangan banyak berkomentar, baik kepada sesama, diri sendiri, maupun Tuhan. Kita harus banyak mendengar karena Tuhan akan memberikan kunci-kunci baru. Roh nubuatan selalu dimulai dari telinga terlebih dahulu.
Yehezkiel 37:4 Lalu firman-Nya kepadaku: "Bernubuatlah mengenai tulang-tulang ini dan katakanlah kepadanya: Hai tulang-tulang yang kering, dengarlah firman TUHAN!
Karena Yehezkiel suka dengar-dengaran dengan Roh Kudus, dia bisa langsung setuju dengan Tuhan. Tempat sepakat merupakan tempat terobosanmu. Sekalipun terobosan belum terjadi, jika kita sudah sepakat, terobosan atau mujizat pasti terjadi. Hari-hari ini Tuhan mau kita bernubuat atas kehidupan kita dari posisi Tuhan, bukan menjadi Tuhan.

Berpikir seperti Yesus
Ketika Yohanes ingin melihat nubuatan, di Wahyu pasal 4 Tuhan berkata kepadanya: "Naiklah kemari." Segala sesuatu yang turun dimulai dengan naik dulu. Sebelum bertemu Kornelius, Tuhan membawa roh Petrus naik terlebih dahulu. Lalu dia melihat kain putih dengan hewan-hewan yang dianggap najis atau haram. Di sini Tuhan sedang mempersiapkan hatinya agar bisa menjangkau orang-orang non Israel.

Jadi, untuk memperoleh terobosan, kita pun harus naik dulu dan melihat dari sudut pandang Allah. Tuhan tidak ingin kita mengeluh dan hanya meminta-minta seperti pengemis di gerbang indah Surga. Dia ingin kita menjadi ahli waris Surga. Dia ingin kita bernubuat dari posisi-Nya sehingga kita tidak tertekan oleh kondisi sekitar kita.

Hari-hari ini rajin-rajinlah mengucapkan firman karena barangsiapa suka menggemakannya akan memakan buahnya. Ketika merasa lemah, katakan bahwa kita dapat melakukan segala perkara di dalam Dia yang memberi kita kekuatan. Ketika sakit, ucapkan firman kesembuhan. Niscaya kita dapat menaklukkan keadaan kita.

BILA KUMELIHAT. Bila kumelihat apa yang Kau buat di dalam hidupku ini, hanya air mata tanda sukacita mengalir di hidupku. Reff: Kubersyukur, kubersyukur atas kebaikan-Mu Yesus. Kubersyukur, kubersyukur atas kasih setia-Mu.

Selagi mengikuti ibadah ini tiba-tiba rasa kantuk datang menyerbu. Karena rasa kantuk yang teramat berat, penulis pun tidur siang. Di dalam tidurnya dia mendengar kerabatnya membicarakan penularan Covid-19. Terdengar dirinya berkata kepada titinya: “Jangan sampai papa tertular karena dia rentan.” Lalu telepon berdering dan dia mendengar suara sepupunya di rumah sakit. Penulis pun bertanya: “Apa yang terjadi di sana? Ada yang bisa kubantu?”  Hening pun mencekam. Lantas penulis menyerahkan telepon kepada mamanya. Kemudian terdengar perbincangan mamanya dengan cecenya melalui telepon tersebut yang menyebut namanya dan semua baik-baik saja.

Tak lama berselang penulis mulai terbangun dengan terngiang-ngiang lagu berjudul ‘Bila Kumelihat’. Seketika itu juga dia teringat akan kisah Daud di gunung batu keluputan. Hahaha… sepertinya nubuatan dimulai dari tidur. Tampaknya nanti malam penulis harus mendengar khotbah satunya lagi yang berjudul ‘Tidak akan Musnah’ sekalipun cerita Daudnya mungkin berbeda karena pada saat teduh Sabtu malam kemarin ko Philip mengatakan bahwa dia akan bercerita tentang Daud di dalam khotbah tersebut.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.