Catatan Ibadah Online
Minggu 28 Juni 2020
Yehezkiel 37:3 Lalu Ia berfirman kepadaku: "Hai anak manusia, dapatkah tulang-tulang ini dihidupkan kembali?" Aku menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, Engkaulah yang mengetahui!"
Di sini Tuhan menguji hati seorang nabi dan Yehezkiel tidak
bersikap sok tahu. Jika berdoa, kita pun harus rendah hati. Jangan sok tahu
atau berusaha menggurui Roh Kudus. Miliki hati seperti kertas kosong yang siap
ditulisi atau hati yang selalu siap menerima firman. Datanglah kepada Tuhan
seperti Maria: 'Aku ini hanya hamba-Mu, terjadilah padaku seturut firman-Mu.'
Jika Tuhan berbicara, dengarkan dan jangan berkomentar. Ini
sebabnya Tuhan menciptakan dua telinga dan satu mulut sehingga kita bisa lebih
banyak mendengar daripada berbicara. Hari-hari ini jangan banyak berkomentar,
baik kepada sesama, diri sendiri, maupun Tuhan. Kita harus banyak mendengar
karena Tuhan akan memberikan kunci-kunci baru. Roh nubuatan selalu dimulai dari
telinga terlebih dahulu.
Yehezkiel 37:4 Lalu firman-Nya kepadaku: "Bernubuatlah mengenai tulang-tulang ini dan katakanlah kepadanya: Hai tulang-tulang yang kering, dengarlah firman TUHAN!
Karena Yehezkiel suka dengar-dengaran dengan Roh Kudus, dia
bisa langsung setuju dengan Tuhan. Tempat sepakat merupakan tempat terobosanmu.
Sekalipun terobosan belum terjadi, jika kita sudah sepakat, terobosan atau
mujizat pasti terjadi. Hari-hari ini Tuhan mau kita bernubuat atas kehidupan
kita dari posisi Tuhan, bukan menjadi Tuhan.
Ketika Yohanes ingin melihat nubuatan, di Wahyu pasal 4
Tuhan berkata kepadanya: "Naiklah kemari." Segala
sesuatu yang turun dimulai dengan naik dulu. Sebelum bertemu Kornelius, Tuhan
membawa roh Petrus naik terlebih dahulu. Lalu dia melihat kain putih dengan
hewan-hewan yang dianggap najis atau haram. Di sini Tuhan sedang mempersiapkan
hatinya agar bisa menjangkau orang-orang non Israel.
Jadi, untuk memperoleh terobosan, kita pun harus naik dulu
dan melihat dari sudut pandang Allah. Tuhan tidak ingin kita mengeluh dan hanya
meminta-minta seperti pengemis di gerbang indah Surga. Dia ingin kita menjadi
ahli waris Surga. Dia ingin kita
bernubuat dari posisi-Nya sehingga kita tidak tertekan oleh kondisi sekitar
kita.
Hari-hari ini rajin-rajinlah
mengucapkan firman karena barangsiapa suka menggemakannya akan memakan buahnya.
Ketika merasa lemah, katakan bahwa kita dapat melakukan segala perkara di dalam
Dia yang memberi kita kekuatan. Ketika sakit, ucapkan firman kesembuhan.
Niscaya kita dapat menaklukkan keadaan kita.
BILA KUMELIHAT. Bila kumelihat apa yang Kau buat di dalam hidupku ini,
hanya air mata tanda sukacita mengalir di hidupku. Reff: Kubersyukur, kubersyukur atas kebaikan-Mu Yesus. Kubersyukur,
kubersyukur atas kasih setia-Mu.
Selagi mengikuti ibadah ini tiba-tiba rasa kantuk datang menyerbu. Karena rasa kantuk yang
teramat berat, penulis pun tidur siang. Di dalam tidurnya dia mendengar
kerabatnya membicarakan penularan Covid-19. Terdengar dirinya berkata kepada
titinya: “Jangan sampai papa tertular
karena dia rentan.” Lalu telepon berdering dan dia mendengar suara
sepupunya di rumah sakit. Penulis pun bertanya: “Apa yang terjadi di sana? Ada yang bisa kubantu?” Hening pun mencekam. Lantas penulis
menyerahkan telepon kepada mamanya. Kemudian terdengar perbincangan mamanya
dengan cecenya melalui telepon tersebut yang menyebut namanya dan semua baik-baik saja.
Tak lama berselang penulis mulai terbangun dengan terngiang-ngiang lagu berjudul ‘Bila Kumelihat’.
Seketika itu juga dia teringat akan kisah Daud di gunung batu keluputan. Hahaha… sepertinya nubuatan dimulai dari
tidur. Tampaknya nanti malam penulis harus mendengar khotbah satunya lagi yang
berjudul ‘Tidak akan Musnah’ sekalipun
cerita Daudnya mungkin berbeda karena pada saat teduh Sabtu malam kemarin ko
Philip mengatakan bahwa dia akan bercerita tentang Daud di dalam khotbah
tersebut.
0 komentar:
Post a Comment