Catatan Ibadah Online
Minggu 28 Juni 2020
Bacaan
Yehezkiel 37:1-4. Keadaan
kita saat ini bukan hanya sementara, tetapi juga akan bekerja untuk kebaikan
kita.
Yehezkiel 37:1 Lalu kekuasaan TUHAN meliputi aku dan Ia membawa aku ke luar dengan perantaraan Roh-Nya dan menempatkan aku di tengah-tengah lembah, dan lembah ini penuh dengan tulang-tulang.
Ayat ke-1 merupakan peran Roh Kudus bagi kehidupan
gereja-Nya. Jangan pergi ke luar tanpa Roh Kudus. Kita senantiasa membutuhkan
penyertaan-Nya. Kita memang lemah. Namun, jangan merasa tidak layak di hadapan Tuhan
karena lemah. Justru Roh Kudus diberikan untuk membantu dalam kelemahan kita.
Kita harus semakin bersandar kepada Roh Kudus. Jangan lari dari hadirat-Nya.
Jangan sampai jatuh ke dalam kedagingan karena menjauhi -Nya.
ENGKAU MAHA TAHU
Kemanakah aku dapat pergi menjauhi Roh-Mu Tuhan? Ku berlari mendaki ke langit namun Engkau ada di sana. Aku terbang dengan sayap fajar diam di ujung bumi. Namun tangan-Mu menuntunku s`lalu. Bawalah mendekat pada-Mu.
Reff : Engkau Tuhan Allah Maha Tahu. Betapa dahsyat-Nya kuasa-Mu. Hadirat-Mu kini penuhiku. Bawaku mendekat pada-Mu.
Kemanakah aku dapat pergi menjauhi Roh-Mu Tuhan? Ku berlari mendaki ke langit namun Engkau ada di sana. Aku terbang dengan sayap fajar diam di ujung bumi. Namun tangan-Mu menuntunku s`lalu. Bawalah mendekat pada-Mu.
Reff : Engkau Tuhan Allah Maha Tahu. Betapa dahsyat-Nya kuasa-Mu. Hadirat-Mu kini penuhiku. Bawaku mendekat pada-Mu.
Yehezkiel merupakan orang biasa yang juga lemah. Namun,
Tuhan ingin memperlengkapi dia dimana dia merasa lemah, bimbang, atau ragu. Di
tengah masa pandemi ini kita pun harus semakin intim dengan Roh Kudus dan
membangun kehidupan rohani yang kokoh. Kita harus semakin berkarunia.
Yehezkiel 37:2 Ia membawa aku melihat tulang-tulang itu berkeliling-keliling dan sungguh, amat banyak bertaburan di lembah itu; lihat, tulang-tulang itu amat kering.
Yehezkiel tinggal di zaman perang. Bagi kita, ini hanya
simbolisme belaka, tetapi bagi nabi ini, perang merupakan realita. Jadi, nabi
ini tinggal pada masa-masa yang amat gelap dan kelam. Saat itu ada banyak
tentara yang mati. Pada masa ini perang kita berbeda. Ada wabah demi wabah atau
musibah demi musibah. Ini sebabnya Roh Kudus tetap ada di dalam dunia ini.
Di lembah ada banyak tulang kering. Sekalipun sudah lama di
sana, mengapa tidak dikubur? Padahal, orang Yahudi sangat sensitif dengan hal
ini. Biasanya jika ada orang yang meninggal, seperti Yesus yang mati di
Golgota, mayatnya harus segera dikubur dan tidak boleh dibiarkan di tempat
terbuka karena katanya najis. Mengapa
tulang ini diletakkan di tempat terbuka? Di sini ada pesan profetik, yaitu
jangan kubur mimpimu yang telah terpuruk. Jangan mudah menyerah. Ini menyangkut
sikap hati yang berserah sekaligus tidak mudah menyerah. Sekalipun gagal,
jangan mengubur mimpimu. Kayu kering pun bisa sewaktu-waktu menjadi kayu bakar.
Jangan mengibarkan bendera putih. Jadikan kekalahan sebagai
bahan bakar untuk meraih mimpi. Tujuh kali orang benar jatuh, tetapi akan
bangkit lagi. Jika Tuhan yang menetapkan langkah-langkah kita, sekalipun jatuh,
kita tidak akan tergeletak karena tangan Tuhan akan menopang kita. Maka,
kalahkan situasimu. Mungkin sepi, mungkin bangkrut, mungkin di-PHK, beberapa
orang mungkin kehilangan sesuatu atau mengalami kemunduran situasi, tetapi
jangan mengubur mimpimu. Sekalipun hanya satu talenta, jangan dikubur di dalam
tanah.
Tulang itu harus ditaruh di tempat terbuka dan dijemur di
bawah matahari, sewaktu-waktu Tuhan akan menjawab doa untuk membangkitkan
impian kita. Berserahlah, tetapi jangan
menyerah. Di sini orang Yahudi membiarkan tulang di tempat terbuka karena
mereka beriman bahwa Allah sanggup membangkitkan Israel. Kita pun harus percaya
bahwa Tuhan sanggup membangkitkan keadaan kita.
0 komentar:
Post a Comment