Sunday, June 21, 2020

Bermula dari Pikiran

Semula aku ingin belajar membuat aksesoris dengan teknik makrame. Buku dan perlengkapannya pun sudah dibeli, seperti benang nilon dan benang poliester. Eh, setelah dicoba berulang kali kok susah ya? Akhirnya kubiarin begitu aja di dalam lemari.

Kemudian Corona datang sehingga aku bisa lebih sering di rumah daripada di kantor. Nah, keseringan di rumah melihat benang-benang itu, aku pun berpikir: "Mengapa aku tidak belajar merajut lagi? Sewaktu SD di asrama aku kan pernah diajari merajut.Kala itu aku diajari membuat pita rambut dan baju boneka. Coba lagi  ah."

Lantas aku pun belajar merajut lewat youtube.

Pelajaran Pertama: memahami benang
Tas Rajut Asimetris
Pada awalnya aku mau belajar membuat rompi dengan benang poliester. Di tengah perjalanan aku berubah pikiran karena tekstur benangnya terasa tidak nyaman untuk dikenakan. Selain itu, benang polyester harus dipotong dengan api karena jika dipotong dengan gunting, hasil potongannya akan berserabut. Ini sebabnya para perajut benang polyester senantiasa menggunakan korek api. Duh, aku ini tidak suka berurusan dengan api dalam jarak super dekat.

Tas Rajut AsimetrisJadi, benangnya tetap saja kupotong dengan gunting hingga muncul serabut di sana-sini. Uuugh, jelek nih. Diapain ya? Apa merajut dengan benang nilon saja? Oh, tidak bisa. Benang nilon pun mirip benang polyester. Bahkan, teksturnya lebih keras dan ulet daripada polyester.

Pelajaran Kedua: membuat tas sesuai tutorial rompi dan alas tas
Tas Rajut AsimetrisHmm... Benang nilon dan poliester cocok untuk apa sich? Ternyata cocok untuk produk-produk non wearable seperti tas dan dompet. Alhasil, kuubah calon rompi menjadi tas dengan menggabungan tutorial dari guru-guru rajut lainnya... Alas tas menggunakan benang nilon agar kokoh dan selebihnya menggunakan benang polyester. Hahaha... hasilnya pun belum bisa simetris. Untunglah ini sebuah karya seni dan bukan ilmu eksak.
Tas Rajut Asimetris
Lantas kuberi kain furing di bagian dalamnya untuk menutupi hasil potongan benang yang berserabut. Untung dech sewaktu SMP aku pernah belajar menjahit dengan tangan sehingga masih ingat lha bagaimana menjahit pinggiran kain. Sayangnya, aku sudah lupa nama-nama tusuk jahitnya… hehehe… Kemudian aku membeli benang katun dan berharap benangnya bisa lebih kusukai daripada benang nilon dan polyester.

Pelajaran Ketiga: membuat bunga mawar
Mawar Rajut
Selanjutnya, aku belajar membuat bunga mawar dari sisa alas tas. Gurunya pakai benang katun, tetapi aku memakai benang nilon. Alhasil, benangku lebih besar daripada benangnya sehingga tidak bisa kuikat dengan cara menjahitnya pakai jarum. Maka, kuakali dengan mengikatnya secara manual dengan bantuan hakpen. Hehehe… bungaku pun menjadi tampak lebih besar daripada bunganya... wkwwkw... It's oke. Ini bunga rajut pertamaku.

Pelajaran Keempat: membuat masker bermotif diamond
Untuk produk wearable biasanya disarankan menggunakan benang katun. Eh, gurunya malah memakai benang polyester dan katanya tidak masalah jika mau menggunakan benang yang lebih tipis. Jadi, aku tetap menggunakan benang katun. Alhasil, panjang maskerku tidak sesuai panjang maskernya. Ulala.. akhirnya aku terpaksa memodifikasi bagian kanan kiri masker agar tetap mencapai panjang yang sesuai dengan wajahku. Fiuh... Masker pun selesai.

Masker Rajut Motif Diamond
Masker Rajut Motif Diamond

Ternyata merajut dengan benang katun memang lebih menyenangkan karena bisa dipotong dengan gunting. Namun, warna-warna benang katun tidak secerah warna-warna benang nilon dan polyester. Jadi, aku masih mau mempelajari benang-benang rajut lainnya sekaligus mempelajari motif-motif lainnya lewat youtube.

Masker Rajut Motif Diamond
Eh, mama dan titiku malah sudah mempromosikan hasil rajutanku kepada sanak saudara dan teman-temannya. “Hei, aku ini masih belajar. Rajutanku belum tentu bisa konsisten.” Fiuh… sudahlah. Itu urusan nanti saja lha. Begitulah para marketer: sukanya buru-buru padahal semuanya ini masih jauh dari sempurna. Kata Tokopedia: “mulai aja dulu”… wkwwkw… Tak lama berselang ada yang memesan 20 buah masker rajutku. Astaga. Maskernya belum ready dan benang pun belum ready. Wew... Inilah ulah marketer.
KUTAHU RENCANA-MU
Tuhan kupercaya rencana-Mu indah walau saat ini tak kumengerti. Engkau t’lah berfirman, 'kan b’ri masa depan, damai sejahtera, penuh harapan.
Chorus: Kutahu rencana-Mu indah bagiku. Kutahu kehendak-Mu baik bagiku. Kutahu rancangan-Mu sempurna bagiku. Kutahu jalan-jalan-Mu yang terbaik bagiku.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.