Catatan Ibadah Online
Minggu 19 Apr 2020
Oh, akhirnya aku mulai melihat titik terang dari
penantianku. Namun, aku masih harus bersabar beberapa saat lagi seperti kata
pak Caleb bahwa penantian itu melatih
sikap sabar. Wew... aku sudah menanti-nanti nich sejak 25 Des 2013.
Menanti-nanti dengan senantiasa berjaga-jaga dalam pengharapan karena was-was…
wkwkw... Hari itu merupakan hari Natal yang mengejutkan karena demi memuaskan
egonya titiku menghadirkan seekor anjing di rumah sekalipun tanpa persetujuan
seisi rumah.
Namun, aku telah menyerahkan kekuatiranku kepada Sang Gembala Agung. Kulihat titi tidak
sepenuh hati merawat anjing itu sehingga ortu sering direpotkan oleh kotoran
anjingnya. Jadi, aku sudah lama berdoa agar Tuhan mengetuk pintu hati titi
sehingga anjing itu bisa diadopsi oleh keluarga yang benar-benar sayang anjing.
Sembari menanti-nanti seisi rumah hanya bisa sering bertanya-tanya: “Kapan titi sadar? Kapan dia bisa
bertanggung jawab terhadap keputusan yang telah diambilnya?”
Matius 7:7-8 "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
Tahun demi tahun pun berlalu seperti melihat pertumbuhan
bambu Cina yang terasa amat sangat lamaaaaaa sekali. Namun, setelah menjalani
operasi pengangkatan tumor pada awal tahun ini, mama tak bisa mengurus
anjingnya lagi. Lantas titi mulai tersadar. Mungkin dia mulai mendengar ketukan
di hatinya sehingga dia tidak keberatan jika ada orang yang mau mengadopsi
anjing itu. Sayangnya, teman-teman dia saat itu belum ada yang mau dan aku pun
belum terpikir untuk menghubungi teman-temanku.
Lantas beberapa bulan kemudian titi kehilangan sesuatu yang amat
berharga baginya. Rasa kehilangan yang teramat besar membuat dia semakin larut
dalam kepedihan hingga tak mau lagi memandikan anjingnya. Padahal, di rumah tidak
ada yang berani terlalu dekat dengan anjing itu untuk memandikannya, selain
dirinya. Alhasil, semakin lama anjingnya semakin berbau busuk seperti bau
sampah dan aku pun mulai hilang kesabaran karena teguranku pun didiamkan pula. Hmmm…
masa dia tidak mencium baunya? Apa hidungku yang terlalu sensitif? Lantas aku berpikir
untuk segera menyelamatkan anjing itu sekaligus menyelamatkan seisi rumah,
terutama ortu yang paling kerepotan dengan sikapnya.
Roma 15:1 Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri.
Maka, kutawarkan anjingnya kepada beberapa temanku. Namun,
sebelumnya kupastikan sekali lagi bahwa titiku setuju dengan tindakanku karena
bagaimanapun jua aku masih berusaha menghargai perasaannya sekalipun dia pernah
mengabaikan perasaan seisi rumah. Nah, beberapa temanku pun memberi respon
beragam. Ada yang berpura-pura tidak membaca pesanku sehingga aku seperti berbicara
dengan dinding. Ada yang mau membantu, tetapi tidak bisa sehingga hanya memberiku
secangkir 'Semangat!'
Lalu ada pula yang mau membantu, tetapi malah memberi
harapan semu. Malam minggu dia mengatakan bahwa dia mau mengadopsi anjing
tersebut. Eh, ketika Minggu siang kutanya kapan mau diambil, dia malah
mengatakan tidak jadi karena rumahnya sedang direnovasi dan masih fokus kerja.
Hei, ini php (pemberi harapan palsu) namanya. Padahal, dia sudah terlanjur
membuat aku, ortu, beberapa saudara, dan beberapa teman turut berbahagia bersamaku. Duh... Kok dia gitu sich?
KU TAK AKAN MENYERAH
Dalam s'gala perkara Tuhan punya rencana yang lebih besar dari semua yang terpikirkan. Apapun yang Kau perbuat tak ada maksud jahat s'bab itu kulakukan semua dengan-Mu Tuhan.
Chorus: Ku tak akan menyerah pada apapun juga sebelum kucoba semua yang kubisa tetapi kuberserah kepada kehendak-Mu. Hatiku percaya Tuhan punya rencana.
Ending: Hatiku percaya, Tuhan punya rencana. Hatiku percaya, Tuhan punya rencana.
Dalam s'gala perkara Tuhan punya rencana yang lebih besar dari semua yang terpikirkan. Apapun yang Kau perbuat tak ada maksud jahat s'bab itu kulakukan semua dengan-Mu Tuhan.
Chorus: Ku tak akan menyerah pada apapun juga sebelum kucoba semua yang kubisa tetapi kuberserah kepada kehendak-Mu. Hatiku percaya Tuhan punya rencana.
Ending: Hatiku percaya, Tuhan punya rencana. Hatiku percaya, Tuhan punya rencana.
0 komentar:
Post a Comment