Monday, April 20, 2020

Menyerahkan Kekuatiran

Catatan Ibadah Online Minggu 19 Apr 2020

Oh, akhirnya aku mulai melihat titik terang dari penantianku. Namun, aku masih harus bersabar beberapa saat lagi seperti kata pak Caleb bahwa penantian itu melatih sikap sabar. Wew... aku sudah menanti-nanti nich sejak 25 Des 2013. Menanti-nanti dengan senantiasa berjaga-jaga dalam pengharapan karena was-was… wkwkw... Hari itu merupakan hari Natal yang mengejutkan karena demi memuaskan egonya titiku menghadirkan seekor anjing di rumah sekalipun tanpa persetujuan seisi rumah.

Hargai Orang Lain
Namun, aku telah menyerahkan kekuatiranku kepada Sang Gembala Agung. Kulihat titi tidak sepenuh hati merawat anjing itu sehingga ortu sering direpotkan oleh kotoran anjingnya. Jadi, aku sudah lama berdoa agar Tuhan mengetuk pintu hati titi sehingga anjing itu bisa diadopsi oleh keluarga yang benar-benar sayang anjing. Sembari menanti-nanti seisi rumah hanya bisa sering bertanya-tanya: “Kapan titi sadar? Kapan dia bisa bertanggung jawab terhadap keputusan yang telah diambilnya?”
Matius 7:7-8 "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
Tahun demi tahun pun berlalu seperti melihat pertumbuhan bambu Cina yang terasa amat sangat lamaaaaaa sekali. Namun, setelah menjalani operasi pengangkatan tumor pada awal tahun ini, mama tak bisa mengurus anjingnya lagi. Lantas titi mulai tersadar. Mungkin dia mulai mendengar ketukan di hatinya sehingga dia tidak keberatan jika ada orang yang mau mengadopsi anjing itu. Sayangnya, teman-teman dia saat itu belum ada yang mau dan aku pun belum terpikir untuk menghubungi teman-temanku.

Lantas beberapa bulan kemudian titi kehilangan sesuatu yang amat berharga baginya. Rasa kehilangan yang teramat besar membuat dia semakin larut dalam kepedihan hingga tak mau lagi memandikan anjingnya. Padahal, di rumah tidak ada yang berani terlalu dekat dengan anjing itu untuk memandikannya, selain dirinya. Alhasil, semakin lama anjingnya semakin berbau busuk seperti bau sampah dan aku pun mulai hilang kesabaran karena teguranku pun didiamkan pula. Hmmm… masa dia tidak mencium baunya? Apa hidungku yang terlalu sensitif? Lantas aku berpikir untuk segera menyelamatkan anjing itu sekaligus menyelamatkan seisi rumah, terutama ortu yang paling kerepotan dengan sikapnya.
Roma 15:1 Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri.
Hidup bukan untuk Diri Sendiri
Maka, kutawarkan anjingnya kepada beberapa temanku. Namun, sebelumnya kupastikan sekali lagi bahwa titiku setuju dengan tindakanku karena bagaimanapun jua aku masih berusaha menghargai perasaannya sekalipun dia pernah mengabaikan perasaan seisi rumah. Nah, beberapa temanku pun memberi respon beragam. Ada yang berpura-pura tidak membaca pesanku sehingga aku seperti berbicara dengan dinding. Ada yang mau membantu, tetapi tidak bisa sehingga hanya memberiku secangkir 'Semangat!'

Lalu ada pula yang mau membantu, tetapi malah memberi harapan semu. Malam minggu dia mengatakan bahwa dia mau mengadopsi anjing tersebut. Eh, ketika Minggu siang kutanya kapan mau diambil, dia malah mengatakan tidak jadi karena rumahnya sedang direnovasi dan masih fokus kerja. Hei, ini php (pemberi harapan palsu) namanya. Padahal, dia sudah terlanjur membuat aku, ortu, beberapa saudara, dan beberapa teman turut berbahagia bersamaku. Duh... Kok dia gitu sich?

KU TAK AKAN MENYERAH
Dalam s'gala perkara Tuhan punya rencana yang lebih besar dari semua yang terpikirkan. Apapun yang Kau perbuat tak ada maksud jahat s'bab itu kulakukan semua dengan-Mu Tuhan.
Chorus: Ku tak akan menyerah pada apapun juga sebelum kucoba semua yang kubisa tetapi kuberserah kepada kehendak-Mu. Hatiku percaya Tuhan punya rencana.
Ending: Hatiku percaya, Tuhan punya rencana. Hatiku percaya, Tuhan punya rencana.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.