Catatan Ibadah Online
Minggu 19 Apr 2020
Kisah Para Rasul 1:4 Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang — demikian kata-Nya —"telah kamu dengar dari pada-Ku.
Murid-murid dikarantina di Yerusalem untuk menantikan kedatangan
Roh Kudus. Padahal, beberapa murid pernah gagal menanti ketika di taman
Getsemani. Tuhan lebih peduli dengan keadaan kita pada akhir penantian daripada
sekadar selamat.
Di dalam masa
penantian milikilah sikap berikut ini:
1. Serahkan
kekuatiranmu kepada Tuhan.
1 Petrus 5:7-10 Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama. Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya.
Saat ini semua orang di seluruh dunia menghadapi penderitaan
yang sama. Namun, Tuhan akan menguatkan kita sesudah penderitaan tersebut.
2. Berjaga-jaga dalam
pengharapan.
Mazmur 130:5-6 Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya. Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi.
Pada masa itu setiap kota memiliki penjaga yang selalu
berjaga-jaga dengan penuh kewaspadaan. Ketika fajar datang, para penjaga kota
segera mengingatkan warga. Mereka tahu bahwa mereka tidak bisa meminta matahari
bersinar sehingga mereka hanya menanti dengan waspada. Matahari pun mengetahui
tugasnya sendiri. Kita juga harus membiarkan Tuhan sebagai Tuhan. Biarkan Dia
bekerja sesuai dengan waktu-Nya.
3. Melatih sikap yang
sabar untuk memberi kesempatan bekerja kepada Tuhan. Ada dua istilah,
yaitu:
a. Waiting for God: menantikan Tuhan untuk menjawab permintaan kita.
b. Waiting on God: menantikan Tuhan untuk mewujudkan kehendak-Nya.
a. Waiting for God: menantikan Tuhan untuk menjawab permintaan kita.
b. Waiting on God: menantikan Tuhan untuk mewujudkan kehendak-Nya.
Banyak orang bisa waiting
for God, tetapi tidak mau waiting on
God. Padahal, ketidaksabaran kita dapat membatalkan rencana Tuhan atas diri
kita. Kita perlu lebih mengandalkan kekuatan Tuhan daripada kekuatan diri
sendiri.
Musa harus menanti selama 40 tahun sebelum dipakai Tuhan
untuk menyelamatkan Israel dari perbudakan Mesir. Daud juga harus menanti
sekitar 15 tahun setelah diurapi. Dia pun harus mengalami berbagai macam
penderitaan dalam masa penantiannya sebelum diangkat menjadi raja. Ester pun
harus menanti 25 tahun setelah menjadi ratu sebelum dipakai untuk menyelamatkan
bangsa Yahudi dari pembantaian masal. Paulus juga menanti lebih dari 10 tahun setelah
berjumpa dengan Yesus sebelum mengemban misi gereja.
Selama 5 tahun
pertama tanaman bambu Cina juga tidak menunjukkan perkembangan yang berarti.
Selama 5 tahun pertama bambu Cina hanya terlihat setinggi 2,5cm dari permukaan
tanah. Namun, setelah 5 tahun 90 hari tanaman ini bisa tumbuh sangat tinggi.
Sesungguhnya bambu ini bertumbuh pada masa 5 tahun atau 90 hari? Justru dia
bertumbuh pada masa 5 tahun karena saat itu akarnya terus bertumbuh dan
berkembang hingga kuat.
Mengapa para murid harus
menantikan pencurahan Roh Kudus di Yerusalem? Mengapa Roh Kudus tidak langsung
dicurahkan kepada mereka? Ketika banyak orang Yahudi pergi ke Yerusalem,
saat itulah pencurahan Roh Kudus baru terjadi. Rupanya Tuhan menunggu semuanya
berkumpul. Para murid pun mendapatkan kekuatan Roh Kudus karena tekun
menantikan-Nya. Waktu Tuhan selalu sempurna.
Entah apa yang sedang kalian nantikan saat ini. Mungkin kita
semua sedang menantikan hal yang sama akan berlalunya pandemi ini. Milikilah
sikap yang benar dalam menantikan Tuhan dan senantiasa berjaga-jagalah dalam
pengharapan.
BERSAMA-MU
Engkau ada bersamaku di setiap musim hidupku. Tak pernah Kau biarkan ku sendiri. Kekuatan di jiwaku adalah bersama-Mu. Tak pernah kuragukan kasih-Mu.
Chorus: Bersama-Mu Bapa kulewati semua. Perkenanan-Mu yang teguhkan hatiku. Engkau yang bertindak memb'ri pertolongan. Anugerah-Mu besar melimpah bagiku.
Engkau ada bersamaku di setiap musim hidupku. Tak pernah Kau biarkan ku sendiri. Kekuatan di jiwaku adalah bersama-Mu. Tak pernah kuragukan kasih-Mu.
Chorus: Bersama-Mu Bapa kulewati semua. Perkenanan-Mu yang teguhkan hatiku. Engkau yang bertindak memb'ri pertolongan. Anugerah-Mu besar melimpah bagiku.
0 komentar:
Post a Comment