Sunday, December 15, 2019

Bapa Rohani

Merayakan, Membangun, Menghormati
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 15 Des 2019

Bapa jasmani pasti hanya ada satu, tetapi bapa rohani tuh bisa lebih dari satu. Timotius dan Paulus, Elisa dan Elia adalah pasangan anak dan bapa rohani. Namun, hubungan bapa dan anak rohani tak bisa selalu seperti itu. Ada kalanya seorang anak rohani dibimbing oleh beberapa bapa rohani di dalam gereja yang sama. Nah, ketika beberapa bapa rohani berselisih, anak rohani pun bisa mengalami pergumulan.

Sepulang dari gereja kebetulan aku sebemo dengan seorang ibu yang pernah mengajakku ikut CG. Tiba-tiba dia berkata: "Bapak itu dipecat." Seketika aku bertanya: "Kenapa?" Dia pun tidak mengetahui alasannya. Lantas dia berkata: "Iblis itu selalu saja membuat masalah padahal tadinya sudah enak, tenang. Akhirnya salah satu pendeta mengalah. Dia akan pindah ke barat. Ketua CGku sampai menangisi hal ini."

Q: "Lalu siapa yang akan pegang pusat?"
Dia pun memberitahuku penggantinya.
Q: "Dia juga pintar."
A: "Iya, keduanya memang sama-sama pintar. Yang satu sangat pintar dalam hal manajemen, tetapi khotbahnya masih kurang karena apinya tidak sebesar pendeta satunya itu."
Q: "Iya, pendeta yang satu itu lebih bisa membawa kebangunan rohani."
A: "Ya, mungkin akan ada kebangunan rohani di barat."

Visi ke depanHmmm... jika dipikir-pikir lagi, bukan apinya yang lebih besar atau lebih kecil. Namun, yang satu bisa seperti pemantik api yang mengobarkan kebangunan rohani. Sementara itu, satunya lagi bisa menjaga api rohani agar tidak sampai redup. Jadi, seharusnya mereka berdua bisa saling melengkapi dan bukan saling bersaing. Tuhan sedang mempersiapkan sesuatu yang lebih besar daripada sekarang untuk kemajuan Gereja-Nya.

Selanjutnya, ibu itu menjelaskan bahwa dia juga tidak mengetahui apakah nantinya masih bisa ikut CG yang sama atau tidak karena kemungkinan besar akan ada banyak jemaat yang pindah ke barat mengikuti pendeta itu dan ada dua kubu.
Q: "Apa ibu akan ikut pindah ke barat?"
A: "Tidak. Kalau ke sana, bemonya susah. Kelihatannya nanti pusat akan sepi. Makanya tadi juga disindir saat ibadah. Hmm... Ini karena bapak mertua mereka lebih berpihak kepada anak pertama."
Hmmm... Apa benar begitu ya?
Q: "Siapa anak pertamanya?"
A: "yang itu."
Q: "ooo..." (Mungkin ini yang disebut hak kesulungan.)
A: “Kamu lihat tadi di mimbar orang baru semua.”

Oalah... Pantas dari tadi pendeta terus menerus menekankan agar anak rohani menghormati bapa rohani. Masalahnya beberapa anak rohani mungkin harus memilih antara:
* gereja atau bapa rohani?
* bapa rohani pertama atau bapa rohani kedua?
Dulu pendeta itu yang membaptisku di gereja ini. Dulu pendeta itu yang membimbingku. Dulu pendeta itu yang membuatku bertobat. Jika pendeta itu pindah dan aku tidak ikut pindah bersamanya, berarti aku ini tidak tahu berterima kasih. Namun, pendeta satunya lagi juga baik terhadapku. Dia pun membimbingku di gereja ini. Huff... Siapa yang harus kupilih? Mengapa keduanya harus bersaing?
1 Korintus 1:12-13 Yang aku maksudkan ialah, bahwa kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau aku dari golongan Apolos. Atau aku dari golongan Kefas. Atau aku dari golongan Kristus. Adakah Kristus terbagi-bagi? Adakah Paulus disalibkan karena kamu? Atau adakah kamu dibaptis dalam nama Paulus?
Fiuh... Mempelai Kristus bukanlah sekedar gedung gereja, melainkan jemaat. Jika jemaat terpecah menjadi dua kubu karena pergeseran pemimpinnya, berarti iblis sukses. Emang iblis itu pinter puol. Dia sengaja langsung membidik jenderalnya.

Sekalipun ada ketua CG yang terguncang karena hal ini, semoga saja dia tidak terprovokasi untuk menciptakan dua kubu pendukung pendeta, tetapi bisa mendinginkan suasana. Bagaimanapun juga pemimpin tertinggi di gereja adalah Kristus dan setiap pemimpin harus fokus kepada-Nya. Mungkin ini saatnya jemaat belajar untuk lebih mengidolakan Yesus daripada pendeta. Bagaimanapun juga Tuhan turut bekerja di dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi semuanya. Biarlah kehendak Tuhan saja yang terjadi.

WAKTU TUHAN
Bila Kau ijinkan sesuatu terjadi, kupercaya semua untuk kebaikanku. Bila nanti telah tiba waktu-Mu, kupercaya kuasa-Mu memulihkan hidupku.
Chorus: Waktu Tuhan pasti yang terbaik walau kadang tak mudah dimengerti. Lewati cobaan, ku tetap percaya waktu Tuhan pasti yang terbaik.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.