Tidak ada keluarga yang sempurna. Di tempat kerja, gereja, atau rumah
kita sendiri kita akan menemukan bahwa tidak ada yang sempurna. Namun, kita
memiliki Tuhan yang sempurna di tengah-tengah ketidaksempurnaan yang ada.
Kita sering mendengar bahwa Dia yang memulai pekerjaan baik akan menyelesaikannya
sampai pada akhirnya (finishing well).
Namun, sebenarnya memulai dengan baik juga sama pentingnya. Ada
anak-anak yang harus menanggung kutuk akibat perbuatan buruk orang tuanya. Oleh
karena itu, mulailah segalanya dengan baik dan mengakhirinya dengan baik pula.
Mencegah lebih baik daripada menyelesaikan masalah yang sudah terjadi
karena kesalahan kita. Bagi yang belum menikah atau belum terlanjur salah,
jadikan kisah Abraham sebagai panduan dalam membangun kehidupan rumah tangga.
Jangan sampai kumpul kebo. Bagi yang sudah menikah, kisah Abraham ini juga bisa
menjadi panduan dalam menyelesaikan masalah.
Bisnis harus dibangun dengan kerja keras karena setiap bidang usaha sudah
ada penguasanya. Agar berhasil dalam bisnis, mungkin kita harus lembur-lembur.
Begitu pula dalam berumah tangga. Kita harus mengupayakannya dengan penuh
komitmen.
Kejadian 21:8 Bertambah besarlah anak itu dan ia disapih, lalu Abraham mengadakan perjamuan besar pada hari Ishak disapih itu.
Jangan merayakan kemenangan terlalu dini. Ada seorang pelari yang
melambai-lambaikan tangan dan memperlambat laju larinya ketika sudah dekat
garis finish karena pelari lain masih
terlihat jauh di belakang. Namun, dia tidak menyadari bahwa pelari kedua tidak
memperlambat larinya sehingga tiba-tiba pelari itu berhasil mendahului dirinya
sehingga dia hanya menjadi juara dua.
Kejadian 21:9-10 Pada waktu itu Sara melihat, bahwa anak yang dilahirkan Hagar, perempuan Mesir itu bagi Abraham, sedang main dengan Ishak, anaknya sendiri. Berkatalah Sara kepada Abraham: "Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak."
Kata main di sini sama dengan bully.
Karena Ishak dibully oleh Ismael,
Sara meminta Abraham mengusirnya. Sara khawatir Ishak meniru budaya Ismael dan
meninggalkan tradisi Yahudi. Kemungkinan besar Abraham memiliki hati yang
lembut, seperti daging tenderloin.
Ketika diminta bersama Hagar agar mendapatkan anak, Abraham langsung menurutinya.
Orang yang memiliki hati seperti Abraham memang disukai oleh Tuhan.
Namun, orang seperti ini juga memiliki kelemahan. Ini sebabnya dia berulang
kali dihadapkan pada pilihan sulit yang berkaitan dengan perasaannya. Dia
harus memilih antara menuruti perasaan atau melakukan kehendak Tuhan.
Setelah Ishak cukup besar Abraham pun diuji lagi untuk mempersembahkan
anaknya itu. Orang berhati lembut membutuhkan petunjuk Tuhan dalam mengambil
setiap keputusan, terutama keputusan besar. Iman Abraham pun terus diproses
hingga dia semakin mantap melakukan kehendak Tuhan.
Kejadian 21:11 Hal ini sangat menyebalkan Abraham oleh karena anaknya itu.
Ishak bukanlah anak pertama Abraham. Ismael adalah anak pertamanya. Pada
saat disapih umur Ishak berkisar 3-5 tahun, sedangkan Ismael sekitar 14 tahun.
Abraham tentu memiliki lebih banyak kenangan bersama Ismael daripada Ishak. Ini
sebabnya dia merasa sebal ketika harus mengusir Ismael. Dulu Sara sendiri yang
telah memintanya bersama Hagar hingga lahir Ismael. Namun, mengapa sekarang
Sara malah meminta Ismael diusir?
0 komentar:
Post a Comment