Sunday, October 6, 2019

Perfect God in Imperfect Homes ~ Ps. Philip Mantofa

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 06 Okt 2019

Tidak ada keluarga yang sempurna. Di tempat kerja, gereja, atau rumah kita sendiri kita akan menemukan bahwa tidak ada yang sempurna. Namun, kita memiliki Tuhan yang sempurna di tengah-tengah ketidaksempurnaan yang ada.

Tanam KebaikanKita sering mendengar bahwa Dia yang memulai pekerjaan baik akan menyelesaikannya sampai pada akhirnya (finishing well). Namun, sebenarnya memulai dengan baik juga sama pentingnya. Ada anak-anak yang harus menanggung kutuk akibat perbuatan buruk orang tuanya. Oleh karena itu, mulailah segalanya dengan baik dan mengakhirinya dengan baik pula.

Mencegah lebih baik daripada menyelesaikan masalah yang sudah terjadi karena kesalahan kita. Bagi yang belum menikah atau belum terlanjur salah, jadikan kisah Abraham sebagai panduan dalam membangun kehidupan rumah tangga. Jangan sampai kumpul kebo. Bagi yang sudah menikah, kisah Abraham ini juga bisa menjadi panduan dalam menyelesaikan masalah.

Bisnis harus dibangun dengan kerja keras karena setiap bidang usaha sudah ada penguasanya. Agar berhasil dalam bisnis, mungkin kita harus lembur-lembur. Begitu pula dalam berumah tangga. Kita harus mengupayakannya dengan penuh komitmen.
Kejadian 21:8 Bertambah besarlah anak itu dan ia disapih, lalu Abraham mengadakan perjamuan besar pada hari Ishak disapih itu.
Jangan merayakan kemenangan terlalu dini. Ada seorang pelari yang melambai-lambaikan tangan dan memperlambat laju larinya ketika sudah dekat garis finish karena pelari lain masih terlihat jauh di belakang. Namun, dia tidak menyadari bahwa pelari kedua tidak memperlambat larinya sehingga tiba-tiba pelari itu berhasil mendahului dirinya sehingga dia hanya menjadi juara dua.
Kejadian 21:9-10 Pada waktu itu Sara melihat, bahwa anak yang dilahirkan Hagar, perempuan Mesir itu bagi Abraham, sedang main dengan Ishak, anaknya sendiri. Berkatalah Sara kepada Abraham: "Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak."
Menabur dan MenuaiKata main di sini sama dengan bully. Karena Ishak dibully oleh Ismael, Sara meminta Abraham mengusirnya. Sara khawatir Ishak meniru budaya Ismael dan meninggalkan tradisi Yahudi. Kemungkinan besar Abraham memiliki hati yang lembut, seperti daging tenderloin. Ketika diminta bersama Hagar agar mendapatkan anak, Abraham langsung menurutinya.

Orang yang memiliki hati seperti Abraham memang disukai oleh Tuhan. Namun, orang seperti ini juga memiliki kelemahan. Ini sebabnya dia berulang kali dihadapkan pada pilihan sulit yang berkaitan dengan perasaannya. Dia harus memilih antara menuruti perasaan atau melakukan kehendak Tuhan.

Setelah Ishak cukup besar Abraham pun diuji lagi untuk mempersembahkan anaknya itu. Orang berhati lembut membutuhkan petunjuk Tuhan dalam mengambil setiap keputusan, terutama keputusan besar. Iman Abraham pun terus diproses hingga dia semakin mantap melakukan kehendak Tuhan.
Kejadian 21:11 Hal ini sangat menyebalkan Abraham oleh karena anaknya itu.
Ishak bukanlah anak pertama Abraham. Ismael adalah anak pertamanya. Pada saat disapih umur Ishak berkisar 3-5 tahun, sedangkan Ismael sekitar 14 tahun. Abraham tentu memiliki lebih banyak kenangan bersama Ismael daripada Ishak. Ini sebabnya dia merasa sebal ketika harus mengusir Ismael. Dulu Sara sendiri yang telah memintanya bersama Hagar hingga lahir Ismael. Namun, mengapa sekarang Sara malah meminta Ismael diusir?

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.