Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 29 Sept 2019
Beberapa waktu lalu kuberjumpa dengan kenalan baru. Wanita ini diberitahu
oleh seorang teman GMS bahwa aku beribadah di GMS pula. Dia pun langsung
bertanya kepadaku: "Kamu punya
kartu GMS dan ikut CG?" Ketika kujawab tidak, dia mengatakan bahwa
untuk memiliki kartu GMS harus ikut CG dulu. Iya, soal ini aku sudah
mengetahuinya tetapi aku juga belum perlu kartu GMS.
Lalu dia melanjutkan infonya bahwa dia telah memiliki kartu GMS karena
dulu pernah ikut CG GMS. Setahuku kartu GMS ada masa berlakunya dan wanita
tersebut juga sudah jarang ikut CG GMS. Bahkan, dia sudah tidak lagi beribadah
di GMS pusat semenjak gedung GMS direnovasi dan ibadah dipindahkan ke ITC.
Dia beralasan bahwa ITC jauh dari rumah padahal tempat ibadahnya yang
sekarang juga jauh dari rumahnya. Dia mengatakan bahwa ITC lebih jauh daripada
tempat ibadahnya sekarang padahal GMS Surabaya Selatan lebih dekat daripada
tempatnya beribadah sekarang. Alasan saja. Kelihatannya dia hanya mau menerima
yang baik dari GMS. Kalau GMS sudah tidak nyaman atau tidak sebesar pusatnya,
dia pindah ke gereja besar lainnya.
Maka, aku berkata kepadanya: "Kartu
GMS itu bisa habis masa berlakunya." Namun, dia berkata: "Bisa diperpanjang kok."
Tanyaku: "Sekalipun sudah jarang
ikut CG dan tidak lagi beribadah di GMS?" Jawabnya (sambil tersenyum
senang): "Iya, selama masih berlaku,
kartu ini masih bisa diperpanjang." Oooo... kesannya dia hanya mau
membanggakan diri karena bisa memiliki kartu GMS. Penting nggak sich?!?
Jika gedung GMS telah selesai direnovasi, kemungkinan besar dia pasti
kembali beribadah di GMS. Namun, sekalipun pada saat itu kartu GMSnya masih
berlaku, aku sich sulit percaya bahwa dia benar-benar GMS. Hmm... CG itu
sebenarnya bagus jika diikuti dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap
pikiran, dan segenap akal budi seperti melayani Tuhan dan bukan manusia.
Namun, CG menjadi sia-sia jika diikuti hanya demi mendapatkan kartu GMS
atau ajang cari muka atau demi menaikkan gengsi pribadi. Kesannya keren gitu ya
bisa menjadi bagian dari komunitas gereja besar... wkwwkw... Penting nggak
sich?!?
YANG
TERUTAMA
Yang terutama di dalam hidup ini meninggikan nama Yesus. Yang terutama di dalam hidup ini memuliakan Nama-Nya.
Haleluya, Haleluya, saya mau cinta Yesus. Haleluya, Haleluya, saya mau cinta Yesus.
Yang terutama di dalam hidup ini meninggikan nama Yesus. Yang terutama di dalam hidup ini memuliakan Nama-Nya.
Haleluya, Haleluya, saya mau cinta Yesus. Haleluya, Haleluya, saya mau cinta Yesus.
Ooo... yang terpenting dalam hidup ini bukanlah membesarkan nama gereja,
melainkan membesarkan nama Yesus. Nama besar gereja hanyalah bonus semata
karena karunia-Nya kepada hamba-Nya yang telah setia membesarkan gereja kecil.
0 komentar:
Post a Comment