Catatan
Ibadah ke-2 Minggu 25 Agt 2019
Pak Jeffrey sempat memotret pohon jeruk di pekarangan tetangga. Dia
berpikir bahwa tentulah menyenangkan jika di rumahnya juga ada pohon jeruk yang
berbuah lebat seperti itu. Jika mau membuat jus, dia bisa langsung memetik
buahnya di pekarangan rumah. Maka, pak Jeffrey berdoa agar Tuhan memberinya
pohon jeruk yang berbuah lebat seperti itu. Lantas Tuhan yang ada di masa depan
meremas-remas pohon jeruk itu menjadi kecil dan memberikannya kepada pak Jeffrey
dalam wujud benih / biji.
Ketika menerima benih tersebut, mungkin kita kecewa karena ternyata
jawaban doa tidak sesuai harapan kita. "Kok
begini? Tuhan, saya minta pohon jeruk yang berbuah lebat seperti itu. Mengapa
saya malah diberi ini?" Kita tidak memahaminya tetapi Tuhan telah
melihat pohon, daun, dan buah jeruk di dalam benih tersebut. Untuk menjadi
pohon, benih ini harus melewati proses pertumbuhan. Tuhan juga telah melihat
masa depan kita. Masa depan kita bukan di depan tetapi ada di dalam diri kita,
berupa potensi / talenta. Maka dari itu, berhentilah melihat atau membandingkan
diri dengan orang lain. Lihatlah ke dalam dirimu. Kenali potensimu. Kenali
talentamu.
Matius 13:32 Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya."
Seringkali perceraian terjadi bukan karena hal-hal besar semacam ini:
- Saya ingin bercerai karena tidak pernah diajak suami keliling dunia.
- Saya ingin bercerai karena tidak pernah dibelikan berlian sebesar biji salak.
Tidak ada yang pernah bercerai karena alasan-alasan semacam itu.
- Saya ingin bercerai karena tidak pernah diajak suami keliling dunia.
- Saya ingin bercerai karena tidak pernah dibelikan berlian sebesar biji salak.
Tidak ada yang pernah bercerai karena alasan-alasan semacam itu.
Biasanya perceraian terjadi karena hal-hal kecil, seperti ini:
- Dia tidak pernah mengingat hari ulang tahun saya, apalagi hari pernikahan.
- Dia selalu mentraktir teman-temannya tetapi dia tidak pernah mau mengajakku makan sekalipun hanya di warung pojokan depan rumah.
- Dia tidak pernah mengingat hari ulang tahun saya, apalagi hari pernikahan.
- Dia selalu mentraktir teman-temannya tetapi dia tidak pernah mau mengajakku makan sekalipun hanya di warung pojokan depan rumah.
Seringkali kita tidak bisa mengalami terobosan atau mengalami mujizat karena kita membuang pemberian Tuhan yang dianggap kecil atau tidak sesuai harapan.
Lukas 16:10 "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.
Banyak orang ingin sukses. Mereka pun mengikuti berbagai seminar
kesuksesan padahal kunci sukses itu kecil. Hal-hal besar seringkali dimulai
dari hal-hal kecil. Selain suka memotret pohon, pak Jeffrey juga suka memotret
pintu. Jika dia melihat pintu yang besar dan kokoh, dia memotretnya untuk
mengingatkan dirinya. Kunci pintu selalu kecil. Tidak ada kunci yang sebesar
pintu. Untuk keluar masuk melalui pintu itu, kita hanya membutuhkan satu
kunci yang kecil.
Jadi, tidak masalah jika kita dianggap sebagai orang kecil. Setidaknya
jangan pernah berkecil hati. Milikilah mimpi yang besar tetapi mulailah dari
yang kecil. Tuhan suka bekerja melalui hal-hal kecil untuk menunjukkan
kuasa-Nya.
0 komentar:
Post a Comment