Catatan Ibadah ke-1
Minggu 16 Juni 2019
Selama
liburan ko Judy mendapatkan banyak pertanyaan dari jemaat perihal kekecewaan
terhadap pasangan, orang tua, pekerjaan, dan sebagainya. Kekecewaan merupakan
hal yang berbahaya karena bisa menyebabkan seseorang berbalik ke kehidupan
lamanya. Untuk mengatasi kekecewaan, kita harus menjadikan Tuhan sebagai bagian
kita selama-lamanya.
Mazmur 73:25-26 Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi. Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.
Bagianku Tetaplah
Allah Selamanya
Ibadah 1: Selidikilah hatiku dan batinku.
Ibadah 2: Bangkitlah Tuhan dalam kuasa-Mu.
Ibadah 3: Warisanku adalah Tuhan.
Ibadah 4: Percaya saja.
Ibadah 1: Selidikilah hatiku dan batinku.
Ibadah 2: Bangkitlah Tuhan dalam kuasa-Mu.
Ibadah 3: Warisanku adalah Tuhan.
Ibadah 4: Percaya saja.
Mazmur 26:1-2 Dari Daud. Berilah keadilan kepadaku, ya TUHAN, sebab aku telah hidup dalam ketulusan; kepada TUHAN aku percaya dengan tidak ragu-ragu. Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku.
Kita harus
seperti Daud yang senantiasa meminta Tuhan menyelidiki batin dan hati kita. Ko
Judy pun menyediakan waktu sekitar 15 menit lagi setelah berdoa agar Tuhan
menyelidiki batin dan hatinya. Dia senang bercanda dan mungkin salah bicara
karena setiap orang bisa melakukan kesalahan.
Misalnya:
Ada yang mengatakan bahwa orang itu hitam tetapi ko Judy mengatakan bahwa orang
itu tidak hitam, tetapi putih tua. Candaan semacam ini mungkin tidak membawa
kebaikan. Lantas saat ditegur Tuhan, keesokan harinya dia pun mendatangi orang
yang bersangkutan untuk meminta maaf. Meskipun orang tersebut mengatakan bahwa
dia bisa menerima candaan ko Judy, dia tetap merasa perlu melakukan yang Tuhan
minta karena dia belajar taat.
Agar Tuhan
menyelidiki batin dan hati, kita harus:
1. Selalu Menjaga Hati yang Bersih.
1. Selalu Menjaga Hati yang Bersih.
Mazmur 73:1 Mazmur Asaf. Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya.
Kekristenan
tidak pernah bisa menerima kemunafikan. Untuk menjaga hati yang bersih dan
tulus, kita bisa belajar kepada Eliezer - hamba Abraham.
Kejadian 15:2 Abram menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu."
Kemungkinan
besar Abraham telah menjanjikan warisan bagi Eliezer ketika dia belum memiliki
anak. Namun, janji ini batal karena Sara melahirkan anak pada usia tuanya. Jika
Eliezer tidak menjaga hati dan kecewa atas janji yang batal itu, kemungkinan
besar dia tidak mau menjaga Ishak - anak Abraham dengan baik. Bahkan, bisa saja
dia menjatuhkan Ishak ke jurang karena orang yang kecewa bisa berbuat apa saja.
Namun, Eliezer tidak kecewa. (Kejadian 24:1-9)
0 komentar:
Post a Comment