Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 09 Juni 2019
3. Mengutus mereka.
Matius 28:19-20 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Kala Yesus naik ke sorga, mungkin malaikat bertanya kepada Yesus: “Bagaimana dengan misi-Mu?” Jawab Yesus:
“Tenang saja. Misi-Ku akan dilanjutkan
oleh kesebelas murid-Ku.” Lalu malaikat bertanya lagi: “Bagaimana jika mereka tidak berhasil?” Jawab Yesus: “Mereka pasti berhasil. Mereka tidak boleh
gagal karena kalau gagal, ya selesai semuanya.” Manusia bisa gagal, tetapi Tuhan
tak pernah gagal.
Bayangkan ada seorang nabi di sebuah kota kecil mengutus sebelas
murid-Nya untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia. Beberapa di antaranya
ragu-ragu. Lalu siapa yang diutus dari sebelas murid itu? Apakah Tuhan hanya
mengutus yang tidak ragu-ragu? Tidak. Tuhan mengutus semua murid-Nya,
termasuk yang ragu-ragu.
Ketika kita merasa tidak layak melayani Tuhan, kita harus ingat bahwa
Tuhan tidak pernah berhenti mempercayai kita. Ketika tampil di mimbar, pak
Sukirno pun tidak percaya diri karena mungkin ada hal yang perlu disampaikan,
tetapi tidak tersampaikan. Namun, dia bergantung pada Tuhan. Ketika kita
tidak percaya diri, kita harus ingat bahwa Tuhan akan senantiasa mempercayai
kita.
Ketika hendak merekrut pendeta, didapati hasil wawancara seperti ini: 'Bapak itu memiliki semangat berapi-api dan
keras kepala dalam melayani Tuhan. Dia pernah menggembalakan beberapa gereja.
Khotbahnya membosankan sehingga ada jemaat yang pernah jatuh dari jendela
hingga mati karena mengantuk ketika mendengar khotbahnya. Penglihatannya pun
kurang bagus sehingga dia memerlukan bantuan orang lain untuk membacakan
suratnya. Selain itu, karena keras kepala dalam Tuhan, dia sering terlibat
konflik dan sudah keluar masuk penjara.'
Jika hasilnya seperti itu, apa menurut kalian dia akan diterima menjadi
pendeta? Tentu saja tidak. Namun, orang seperti inilah yang justru dipilih
Tuhan untuk mengubahkan dunia. Orang itu namanya Paulus. Dia seperti itu.
Sebagian besar murid Yesus juga nelayan. Tuhan tidak memakai manusia
sempurna untuk menyelesaikan misi-Nya. Setiap orang pasti pernah gagal.
Jika ada yang tidak pernah gagal dan selalu sukses, coba angkat tangannya
tinggi-tinggi. Nanti pak Sukirno akan mendoakan agar mereka beroleh kelepasan dari
kebohongannya... wkwwkw...
Kita semua layak dipakai oleh Tuhan. Kita semua yang ada di gereja ini
dan di setiap gereja lainnya juga diutus untuk memberitakan Injil. Lihatlah
kursi-kursi kosong di sekitar kita. Ini tugas kita untuk membawa teman,
keluarga, atau kenalan kita untuk menempati kursi-kursi itu. Dulu pak
Sukirno juga ragu-ragu sehingga dia tidak pernah mau ke gereja sekalipun terus
menerus diinjili oleh pacarnya. Namun, suatu hari dia sakit parah hingga
tak bisa berpikir. Kala itulah dia dibawa ke gereja dan mengalami jamahan
Yesus.
Hingga kini pak Sukirno pun terus berdoa agar seisi rumahnya percaya
kepada Yesus. Papanya dan sopirnya pun telah menerima Yesus. Kini hanya kurang
satu orang di rumahnya yang belum menerima Yesus, yaitu mamanya. Dia telah
berdoa untuk keselamatan mamanya selama 33 tahun dan akan terus mendoakannya.
Wahyu 7:9 Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.
Kita akan melihat suatu hari nanti kita semua yang telah diselamatkan
akan berkumpul di surga. Ini sebabnya kita harus terus mendoakan keselamatan
jiwa-jiwa.
Lalu ada seseorang di Amerika yang ingin memesan makanan di restoran.
Maka, dia membuka halaman kuning. Dia menemukan ada suatu restoran bernama God Church Grill. Lantas dia menghubungi
restoran tersebut dan menanyakan perihal namanya yang aneh: “Mengapa restorannya mencantumkan nama
gereja?”
Maka, dia diberi penjelasan: “Dulu
tempat kami merupakan gereja. Karena gereja membutuhkan dana, kami pun menjual
ayam goreng. Ternyata ayam goreng kami laris sehingga akhirnya kami menggoreng
gereja. Gereja kami tutup dan kami hanya menjual ayam goreng. Untuk mengingat
asal usul kami, nama gereja tetap kami pakai.” Hal ini tidak baik. Ini
menunjukkan bahwa penyebab kita melenceng dari misi bukan hanya hal-hal buruk. Hal-hal
baik pun bisa menjauhkan kita dari misi.
0 komentar:
Post a Comment