Sunday, September 16, 2018

Jagalah Hati dengan Kewaspadaan ~ Pdt. Judy Koesmanto

Drama Hati di PT. Aji Mumpung
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 16 Sept 2018

Jangan Memiliki Hati Seperti Ahitofel!
2 Samuel 16:23 Pada waktu itu nasihat yang diberikan Ahitofel adalah sama dengan petunjuk yang dimintakan dari pada Allah; demikianlah dinilai setiap nasihat Ahitofel, baik oleh Daud maupun oleh Absalom. 
2 Samuel 23:34 Elifelet anak Ahasbai orang Maakha; Eliam anak Ahitofel orang Gilo
2 Samuel 11:3 Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: "Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu." 

Ahitofel merupakan penasihat Daud yang penuh hikmat. Dia mempunyai anak bernama Eliam dan Eliam memiliki anak bernama Batsyeba. Ketika Daud berzinah dengan Batsyeba, tentu saja hal ini melukai hati Batsyeba karena sebenarnya dia wanita baik-baik yang menjaga kehormatan suaminya sebagai perwira Daud. Namun, Batyseba tidak berdaya menghadapi Daud yang berkuasa sebagai raja. Kemungkinan besar Batsyeba meminta nasihat kakeknya, yaitu Ahitofel karena dia tahu bahwa kakeknya juga penasihat raja Daud. Hal ini pasti membuat Ahitofel marah. Ko Judy juga pasti marah jika cucunya diperlakukan seperti itu.

2 Samuel 17:1-2 Berkatalah Ahitofel kepada Absalom: "Izinkanlah aku memilih dua belas ribu orang, maka aku akan bersiap dan mengejar Daud pada malam ini juga. Aku akan mendatangi dia, selagi ia lesu dan lemah semangatnya, dan mengejutkan dia; seluruh rakyat yang ada bersama-sama dengan dia akan melarikan diri, maka aku dapat menewaskan raja sendiri. 

Namun, di dalam Mazmur 51 kita membaca pengakuan dosa Daud. Kala itu Daud ditegur oleh nabi Natan di depan para pegawainya. Kemungkinan besar Ahitofel juga ada di sana dan telah dimintai maaf secara langsung oleh Daud. Sebagai permintaan maaf, Daud bukan hanya menikahi wanita yang sedang hamil tetapi juga mengangkat derajatnya. Meskipun demikian, tampaknya Ahitofel tidak mau mengampuni Daud sehingga tetap ingin membunuhnya sendiri. Karena tidak bisa menjaga hati, dia pun jatuh sekalipun penuh hikmat. Oleh karena itu, kita harus mau mengampuni setiap orang yang menyakiti kita. 
2 Samuel 17:5-7 Tetapi berkatalah Absalom: "Panggillah juga Husai, orang Arki itu, supaya kita mendengar apa yang hendak dikatakannya." Ketika Husai datang kepada Absalom, berkatalah Absalom kepadanya, demikian: "Beginilah perkataan yang dikatakan Ahitofel; apakah kita turut nasihatnya? Jika tidak, katakanlah." Lalu berkatalah Husai kepada Absalom: "Nasihat yang diberikan Ahitofel kali ini tidak baik." 

2 Samuel 17:14 Lalu berkatalah Absalom dan setiap orang Israel: "Nasihat Husai, orang Arki itu, lebih baik dari pada nasihat Ahitofel." Sebab TUHAN telah memutuskan, bahwa nasihat Ahitofel yang baik itu digagalkan, dengan maksud supaya TUHAN mendatangkan celaka kepada Absalom. 

2 Samuel 17:23 Ketika dilihat Ahitofel, bahwa nasihatnya tidak dipedulikan, dipasangnyalah pelana keledainya, lalu berangkatlah ia ke rumahnya, ke kotanya; ia mengatur urusan rumah tangganya, kemudian menggantung diri. Demikianlah ia mati, lalu ia dikuburkan dalam kuburan ayahnya. 

Ahitofel ini lebih senior daripada Husai. Ketika nasihat yuniornya lebih didengarkan daripada nasihatnya, Ahitofel pun bunuh diri. Ini semua terjadi karena dia tidak bisa menjaga hati padahal sebenarnya Tuhan telah memiliki rencana yang indah bagi dirinya. Oleh karena itu, kita harus menjaga hati kita dengan segala kewaspadaan karena dari sanalah terpancar kehidupan. Selanjutnya, sebagai pembanding, kita perlu belajar dari tokoh lain di Alkitab, yaitu Eliezer. 

Memperhatikan Bangunan Kehidupan: 
1. Bisa Menghandle Hati.
Kejadian 15:2 Abram menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu." 
Pada masa itu orang kaya yang tidak memiliki anak akan mewariskan seluruh kekayaannya kepada hambanya. Kemungkinan besar Eliezer sudah dijanjikan untuk memperoleh warisan dari Abram. Siapa sangka dia yang datang jauh-jauh dari desa tiba-tiba akan mendapat warisan padahal juga tidak ada hubungan darah. Ketika dia sedang memikirkan hal itu, tiba-tiba Sara melahirkan anak bagi Abram pada usia tuanya, yaitu Ishak. Kemungkinan besar Eliezer juga diminta mengasuh anak itu. Jika dia tidak menjaga hatinya, bisa-bisa Ishak dipukuli atau diajak naik ke tebing lalu dibiarkan jatuh di jurang. Namun, hal ini tidak terjadi dan Ishak semakin bertumbuh dewasa hingga waktunya menikah.

2. Memberi yang Terbaik.
Kejadian 24:12 Lalu berkatalah ia: "TUHAN, Allah tuanku Abraham, buatlah kiranya tercapai tujuanku pada hari ini, tunjukkanlah kasih setia-Mu kepada tuanku Abraham. 
Eliezer tidak kecewa meskipun tidak jadi mendapatkan warisan. Dia tetap berusaha sepenuh hati dan tidak asal-asalan dalam mencarikan jodoh bagi Ishak. Ini sebabnya dia berdoa dan menyerahkan segala perkaranya kepada Tuhan. Jika dia tidak menjaga hati, dia bisa asal comot wanita di pinggir jalan sambil berkata: “Kamu nganggur nggak? Menikahlah dengan anak tuanku yang kaya raya. Nanti setelah menikah kamu racuni saja Ishak supaya dia meninggal, Abraham biarkan saja karena dia sudah tua dan pasti mati sendiri. Lalu hartanya nanti kita bagi dua.”

Kejadian 24:19 Setelah ia selesai memberi hamba itu minum, berkatalah ia: "Baiklah untuk unta-untamu juga kutimba air, sampai semuanya puas minum." 
Jika kita dijanjikan sesuatu lalu tidak jadi, biasanya kita cenderung kecewa. Inilah ujian hati yang bisa kita hadapi sewaktu-waktu. Namun, Eliezer tetap menjaga hatinya lalu meminta tanda dari Tuhan agar mendapatkan jodoh terbaik bagi Ishak. Maka, datanglah Ribka yang bukan hanya memberi minum kepada Eliezer tetapi juga bersedia memberi minum kepada semua unta yang dibawa Eliezer. Padahal, unta itu minumnya banyak, sebanyak air di bak mandi. Entah berapa kali Ribka bolak-balik menimba air dari sumur untuk membuat semua unta puas minum hingga berkata: “Emoh”.

Kejadian 24:21 Dan orang itu mengamat-amatinya dengan berdiam diri untuk mengetahui apakah TUHAN membuat perjalanannya berhasil atau tidak. 
Sementara itu Eliezer hanya mengamati Ribka. Kehidupan kita juga diamati oleh Tuhan dan manusia. Jika kita tulus menjaga hati kita, bukan hanya Tuhan yang akan memperhatikan kita. Manusia pun akan melihatnya lalu memberikan promosi kepada kita.

3. Selalu Mengembalikan untuk Kemuliaan Tuhan.
Setelah selesai mempertemukan Ribka dengan Ishak, nama Eliezer tidak disebutkan lagi di dalam Alkitab. Jadi, semua yang berhasil kita kerjakan harus kita kembalikan untuk kemuliaan Tuhan. Biar nama Tuhan saja yang ditinggikan.

JADI SEPERTI-MU 
Bapa Kau setia, tak 'kan meninggalkan dan kupercaya Engkau milikku dan ku milik-Mu. Kerinduanku tinggikan nama-Mu kar'na kutahu Engkau dalamku dan ku dalam-Mu.
Chorus: Ubah hatiku seputih hati-Mu, setulus salib-Mu, kasih-Mu Tuhan. Biar mataku seperti mata-Mu pancarkan kasih-Mu, kumau jadi seperti-Mu.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.