Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 14 April 2019
MEMBERI BERKAT
2 Samuel 9:7-8 Kemudian berkatalah Daud kepadanya: “Janganlah takut, sebab aku pasti akan menunjukkan kasihku kepadamu oleh karena Yonatan, ayahmu; aku akan mengembalikan kepadamu segala ladang Saul, nenekmu, dan engkau akan tetap makan sehidangan dengan aku.” Lalu sujudlah Mefiboset dan berkata: “Apakah hambamu ini, sehingga engkau menghiraukan anjing mati seperti aku?”
Daud mengembalikan semua harta kekayaan Saul kepada Mefiboset. Kasih akan
senantiasa mengalahkan kebencian. Kebaikan Daud pun membuat Mefiboset bersujud
kepadanya.
Anak Tuhan tidak boleh pelit. Lebih baik tangan di atas daripada
tangan di bawah. Mungkin ada orang yang kesal karena saudaranya hanya
muncul pada saat sedang membutuhkan bantuannya dan kalau tidak butuh, dia tidak
pernah kelihatan. Jadi, apabila saudaranya muncul, dia pun langsung mengetahui
bahwa saudaranya mau meminta uang kepadanya. Meskipun demikian, ini jauh lebih
baik daripada kita yang datang meminta-minta kepada saudara kita dan belum
tentu dikasih atau malah diusir.
Kita ini diberi dua tangan. Satu tangan untuk memberi dan satu tangan
untuk menerima. Ketika kita menerima sesuatu, kita akan berkata: ‘terima kasih’.
Namun, jika kita hanya mau menerima dan tidak mau memberi, sebaiknya kita
berkata: ‘terima terima’ karena terima kasih berarti menerima lalu memberi
(kasih) kepada yang lain.
Amsal 11:24 Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan.
Memberi itu tak akan pernah rugi karena dengan memberi, berarti kita
sedang menabur di dalam Kerajaan Allah. Kita juga harus belajar memberi dari
kekurangan kita. Di dalam Perjanjian Lama ada seorang janda miskin yang
memberikan jatah rotinya kepada nabi Elia terlebih dahulu sehingga dia menuai
mujizat pemeliharaan dari Tuhan.
Di dalam Perjanjian Baru Yesus turut memuji seorang janda yang memberikan
persembahan sebesar dua peser. Biasanya jika ada yang memberi dalam jumlah
besar, dia akan memperlihatkan lembaran uangnya, kipas-kipas dulu, baru
dimasukkan ke kantong persembahan. Sebaliknya, jika memberi uang kecil,
biasanya tangan akan dimasukkan sampai ke dalam kantong agar bunyi koinnya tidak
kedengaran. Namun, yang berbahaya adalah jika tangan yang dimasukkan ke kantong
persembahan tidak memegang uang, tetapi saat keluar malah memegang uang. Seharusnya
tidak ada di gereja ini karena lubang kantongnya sempit. Jika tangan sampai
masuk ke dalam, nanti malah tidak bisa dikeluarkan... hehehe...
Ada seorang ibu yang rajin pelayanan. Minggu ke gereja, Senin ke penjara,
Selasa ke panti asuhan, Rabu ke panti jompo, dan sebagainya. Di panti jompo dia
sampai menyuapi orang tua yang ada di sana, tetapi anak sendiri tidak disuapi.
Ibu itu selalu berpenampilan modis, tetapi anaknya sendiri tidak terurus
sehingga kancing baju nomer dua bisa ada di nomer tiga, kancing baju nomer tiga
bisa ada di nomer lima, pakai celana terbalik, dan hidungnya seperti pancuran
air. Ini salah prioritas. Tuhan nomer satu, tetapi nomer duanya bukan
pelayanan, melainkan keluarga terlebih dahulu.
1 Timotius 5:8 Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.
0 komentar:
Post a Comment