Saturday, March 9, 2019

Ibadah itu Olah Hati - Pdt. Samuel Handoko

Inti Ibadah
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 10 Mar 2019
Lukas 18:11-12 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.
Kesalahan orang Farisi tersebut, antara lain:
1. Tidak memuji dan menyembah Tuhan, tetapi memuji diri sendiri. Dari 2 ayat tersebut orang Farisi telah 4 kali menggunakan kata 'aku'.
2. Membanggakan usahanya sendiri sebagai orang yang baik, yaitu berpuasa dua kali seminggu dan memberikan persepuluhan.
3. Jatuh dalam dosa menghakimi. Karena merasa baik, dia pun menyatakan bahwa dia bukan seperti pemungut cukai dan orang berdosa lainnya.
Yakobus 4:11 Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah! Barangsiapa memfitnah saudaranya atau menghakiminya, ia mencela hukum dan menghakiminya; dan jika engkau menghakimi hukum, maka engkau bukanlah penurut hukum, tetapi hakimnya.
Hanya Tuhan yang berhak menghakimi. Jika orang Farisi menghakimi orang lain, berarti dalam beribadah orang Farisi menganggap dirinya sebagai allah yang menghadap Allah.
Lukas 18:13-14 Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
Orang Farisi dan Pemungut CukaiIbadah itu bukan olah raga, melainkan olah hati. Agar ibadahnya dikenan oleh Tuhan, tidak perlu berdiri jauh-jauh di pojokan, menunduk, dan memukul-mukul diri. Ini hanya sebagai lambang pengakuan kita akan kebesaran Tuhan. Ketika beribadah, kita harus menyembah Tuhan (bukan diri sendiri atau lainnya) sebagai bentuk pengakuan bahwa kita membutuhkan Tuhan karena menyadari kelemahan dan kekurangan diri sendiri. Dengan demikian, ibadah akan bermanfaat mengubahkan hidup kita menjadi semakin positif.
Matius 23:23 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.
Tujuan ibadah adalah untuk mengembalikan fitrah atau kondisi asal manusia sebagai ciptaan dengan memuji dan menyembah Penciptanya. Jadi, ibadah bukan berguna bagi Tuhan, melainkan berguna bagi kita. Tuhan meminta kita menyembah-Nya bukan karena Dia gila hormat. Sorga pun tidak akan sepi tanpa kehadiran kita tetapi Tuhan ingin membawa kita semua ke sorga karena Dia mengasihi kita.
ENGKAULAH TUHAN
Kurindu setiap waktu hidupi kebenaran-Mu. Bukan dengan kuatku, namun kar'na Roh-Mu. Yesus Kau yang kupegang teguh. Reff: Engkaulah Tuhan, Engkaulah Raja berdaulat atas hidupku. Kuberserah penuh. 

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.