Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 10 Mar 2019
Sebelum khotbah dimulai Pdt. Jusuf Soetanto tergerak untuk mendoakan
setiap orang yang merindukan pasangan hidup padahal dulu dia sudah pernah
mendoakan. Dulu jemaat tak perlu berdiri di tempatnya dan hanya mengangkat
tangan, tetapi sekarang jemaat yang ingin didoakan harus berdiri di tempatnya
sebagai bentuk kesungguhan hati. Bahkan, orang tua atau teman yang ingin
mendoakan orang lain yang belum memiliki pasangan hidup juga harus berdiri.
Namun, tentu saja tak jauh berbeda dengan yang dulu karena tidak semua
orang mau mengikuti ritual yang ada. Hehehe... aku pun tetap menjadi pengamat
situasi sambil beberapa kali bertanya di dalam hati: "Penting nggak sich? Apa tujuannya?"
Ketika cukup banyak orang berdiri, pak Jusuf segera berdoa bagi mereka
yang merindukan pasangan hidup dan bagi para orang tua yang mengharapkan
pasangan hidup bagi anaknya. Namun, dia pun menambahkan doa bagi para muda-mudi
yang hadir (mungkin yang tidak ikut
berdiri, red.) agar mereka pun menemukan pasangan hidupnya sekalipun
mungkin dengan cara yang berbeda. 'Ya
Tuhan, penting nggak sich? Kok kesannya maksa ya?'
Pak Jusuf pun sempat mengatakan bahwa: "Tidak
baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong
baginya, yang sepadan dengan dia." (Kejadian 2:18)
Seorang diri? Hehehe... Aku malah teringat pembicaraan dengan
seorang nenek 79 tahun yang berjalan agak perlahan sebelum ibadah dimulai
karena kakinya sakit. Namun, demi bertemu Tuhan, dia pun tetap ke gereja.
Q: "Ibu tinggal dengan siapa?"
A: "Saya tinggal berdua dengan Yesus."
Q: "Sendirian?"
A: "Iya. Anak saya di Malang dan saya lebih suka tinggal di sini karena harus mengikuti persekutuan doa. Kalau di Malang, jauh dari GMSnya karena bukan di kota Malangnya."
Q: "Ibu tinggal dengan siapa?"
A: "Saya tinggal berdua dengan Yesus."
Q: "Sendirian?"
A: "Iya. Anak saya di Malang dan saya lebih suka tinggal di sini karena harus mengikuti persekutuan doa. Kalau di Malang, jauh dari GMSnya karena bukan di kota Malangnya."
Hahaha... dari nenek tersebut kita bisa belajar bahwa seorang diri
berarti berdua dengan Yesus. Maka dari itu, single tak berarti seorang diri. Single berarti berdua dengan Yesus...^.^ Jadi, jika belum menemukan
pasangan hidup, tak perlu khawatir atau merasa seorang diri karena ini hanya masalah
olah hati. Jika di hati kita ada Yesus, kita pasti berdua dengan Yesus dan
tidak akan pernah seorang diri... wkwkww...
YESUS ADA
Yesus ada di segala masa suka maupun kala duka. Yesus setia di saat kita setia maupun tak setia. Yesus, Yesus kupanggil Nama-Mu. Yesus, Yesus Kaulah Sahabatku. Sungguh Kau yang terindah, Kaulah jawaban bagi semua yang kuperlu. Sungguh jiwaku berserah, kunyatakan Yesus aku milik-Mu. Di gunung dan lembah Kau ada. Kau sertaku Yesus. Di saat lemah, saat takut Kau ada mengangkatku.
Yesus ada di segala masa suka maupun kala duka. Yesus setia di saat kita setia maupun tak setia. Yesus, Yesus kupanggil Nama-Mu. Yesus, Yesus Kaulah Sahabatku. Sungguh Kau yang terindah, Kaulah jawaban bagi semua yang kuperlu. Sungguh jiwaku berserah, kunyatakan Yesus aku milik-Mu. Di gunung dan lembah Kau ada. Kau sertaku Yesus. Di saat lemah, saat takut Kau ada mengangkatku.
0 komentar:
Post a Comment