Sunday, January 27, 2019

Keluarga 4.0: Model & Batasan ~ Pdt. Leonardo Sjiamsuri

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 27 Jan 2018
Amsal 22:6 Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.
Hal-hal yang harus dilakukan orang tua 4.0 (four pint o):
1. Jadilah model atau teladan bagi anak-anak.
Jangan hanya menyerahkan pendidikan anak kepada gereja. Mengantar anak ikut sekolah minggu itu sudah bagus karena di sekolah minggu anak diajar untuk tidak berbohong. Namun, jika di rumah ada telepon lalu anak diminta untuk berbohong kepada penelepon dengan mengatakan bahwa bapak tidak di rumah, ya percuma saja. Orang tua harus ikut ambil bagian dalam pendidikan anak.

Ketika anak bungsu pak Leo mengingatkan dia akan perkataannya di masa lalu, pak Leo pun bersyukur karena saat itu dia tidak mengucapkan perkataan yang salah. Rupanya anak itu terus mengingat perkataannya dan dijadikan dasar kekuatan untuk menjalani hidupnya.

Ada seorang anak yang diikutkan les musik karena bakatnya. Suatu hari turun hujan deras sehingga anak itu enggan pergi les. Namun, mamanya mengatakan bahwa dia harus tetap les dan mamanya sendiri yang pergi mengantarkan dia les. Pada hari yang lain hujan deras turun lagi sehingga anak ini mengatakan bahwa dia enggan ke gereja. Lantas mamanya mengatakan bahwa dia pun tidak ke gereja. Hal ini membuat anak tersebut berpikir bahwa les lebih penting daripada ke gereja.

Banyak orang tua hanya fokus kepada kesuksesan bisnis dan mengabaikan hubungan dengan Tuhan. Nah, jika orang tua saja tidak memiliki rasa takut akan Tuhan, ya jangan berharap anak memiliki rasa takut akan Tuhan. Jadilah model dulu bagi anak-anak.

2. Berikan batasan kepada anak-anak.
Pengkhotbah 10:8 Barangsiapa menggali lobang akan jatuh ke dalamnya, dan barangsiapa mendobrak tembok akan dipagut ular.
Rambu lalu lintas diperlukan oleh pengguna jalan. Begitu pula tembok atau batasan diperlukan oleh anak-anak agar mereka bisa membedakan benar dan salah. Jika tidak ada tembok, anak-anak bisa dipagut oleh ular atau iblis. Orang tua harus terus menerus mendidik anaknya selagi masih ada harapan, yaitu selama anak-anak masih tinggal dengan orang tuanya. Jika anak sudah tinggal di luar kota atau sudah menikah, mereka sudah semakin susah untuk dididik.

Ada sebuah gereja di luar negeri yang akan ditutup. Ketika pendeta menutup pintu gereja, dia ditodong dengan pistol oleh seorang pemuda. Pendeta berpikir: "Matilah aku. Ini hari terakhirku." Namun, pendeta berdoa lalu Tuhan berkata: "Dekati pemuda itu dan gamparlah dia dengan keras." Pendeta kebingungan: "Masa pendeta memukul orang?" tetapi dia taat. Dia pun mendekati pemuda itu lalu memukulnya dengan keras hingga pistolnya terlepas.

Lalu pendeta mengambil pistol yang terjatuh dan mengamankannya. Sementara itu, pemuda tersebut menangis di dekat pendeta sehingga pendeta tidak jadi menutup gereja dan mengajaknya masuk ke dalam gereja. Pemuda pun ditanyai: "Mengapa sekarang kamu menangis padahal tadi kamu mau menembak saya?" Pemuda tersebut mengatakan bahwa dia tidak mengetahui benar dan salah karena tidak ada yang memberitahunya. Dia baru tahu bahwa menodongkan pistol itu salah setelah dia dipukul oleh pendeta. Lantas pendeta segera memberi penegasan bahwa tindakannya memang salah.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.