Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 27 Jan 2018
Maleakhi 4:5-6 Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu. Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.
Malachi 4:5-6 (KJV) Behold, I will send you Elijah the prophet before the coming of the great and dreadful day of the LORD: And he shall turn the heart of the fathers to the children, and the heart of the children to their fathers, lest I come and smite the earth with a curse.
Di dalam Alkitab bahasa Inggris versi King James dinyatakan bahwa
anak-anak bisa jatuh ke dalam kutuk (curse).
Jika dirunut ke belakang, setiap kejahatan seringkali bermula dari kurangnya
pendidikan anak-anak dalam keluarga. Maka, didiklah anak-anakmu dengan baik dan
penuh kasih agar mereka tidak jatuh ke dalam kutukan.
3. Latihlah disiplin anak-anak.
Amsal 22:15 Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya.
Ada seorang ibu yang curhat perihal anak perempuannya yang tinggal di
Jepang. Katanya dia selalu jadi Oshin (seperti pembantu) jika mengunjungi
anaknya. Ketika masuk ke kamar anaknya, semua terlihat bersih. Namun, ketika
lemarinya dibuka, berjatuhanlah bh, celana dalam, dan semuanya bekas pakai.
Ternyata anak perempuannya malas mencuci pakaian dan menyimpan semuanya di
lemari lalu anaknya langsung membeli yang baru karena dia berasal dari keluarga
yang mampu.
Pak Leo berpikir bahwa hanya anak ibu itu yang seperti itu. Eh, ternyata
anak pak Leo juga sama. Maka dari itu, orang tua harus terus menerus
mendidik anak-anaknya hingga mereka mengerti. Ketika pak Leo mau mengajar
anaknya berdoa, dia pun meminjamkan ruang doa dengan pesan bahwa setelah
selesai berdoa semua sampah harus dibuang ke tempatnya dan semua peralatan
makan harus sudah dicuci bersih.
Keesokan harinya pembantu melapor bahwa ruangannya kotor. Hal ini membuat
isteri pak Leo enggan meminjamkan ruangan itu lagi. Namun, pak Leo mengatakan
bahwa mereka harus tetap dipinjami ruangan itu karena ingin mengajar mereka
berdoa. Jadi, anak-anak pak Leo terus diberi pesan yang sama hingga akhirnya
tanpa disuruh lagi mereka sudah membersihkan ruangannya. Jadi, anak-anak
harus terus dididik hingga mereka sudah terformat
dengan baik.
Seorang anak pendeta di Amerika (7 tahun) sudah bisa menata pakaiannya
sendiri dengan rapi di dalam lemarinya. Padahal, anak Indonesia umur 7 tahun
masih belum bisa mengikat tali sepatunya sendiri dan suka berteriak: "Sus..." Jika anak 7 tahun di
Indonesia sudah bisa seperti anak Amerika itu, bisa-bisa kedatangan Yesus yang
kedua akan semakin dipercepat...hehehe...
Jangan 100% menyerahkan anak kepada pembantu, nanti bisa menjadi anak
pembantu (pemberontak dan anti patuh). Jangan pula 100% menyerahkan anak kepada
suster karena anak itu bisa menjadi anak suster (susah tertib, susah teratur).
BEJANA-MU
Verse 1: Kekuatan di jiwaku, ketenangan batinku ada dalam hadirat-Mu. Kumenyembah-Mu.
Verse 2: Tersungkur ‘ku di kaki-Mu. Rasakan hadirat-Mu. Tak 'kan ‘ku melepaskan-Mu. Kau cahaya bagiku.
Reff: Mengiring-Mu seumur hidupku, masuk dalam rencana-Mu Bapa. Pikiranku, kehendakku kuserahkan pada-Mu. Harapanku hanya di dalam-Mu. Ku 'kan teguh bersama-Mu Tuhan. Jadikanku bejana-Mu untuk memuliakan-Mu.
Verse 1: Kekuatan di jiwaku, ketenangan batinku ada dalam hadirat-Mu. Kumenyembah-Mu.
Verse 2: Tersungkur ‘ku di kaki-Mu. Rasakan hadirat-Mu. Tak 'kan ‘ku melepaskan-Mu. Kau cahaya bagiku.
Reff: Mengiring-Mu seumur hidupku, masuk dalam rencana-Mu Bapa. Pikiranku, kehendakku kuserahkan pada-Mu. Harapanku hanya di dalam-Mu. Ku 'kan teguh bersama-Mu Tuhan. Jadikanku bejana-Mu untuk memuliakan-Mu.
0 komentar:
Post a Comment