Sunday, October 7, 2018

Surat Cinta Tuhan Part 1 ~ Ps. Philip Mantofa

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 07 Okt 2018
(youtu.be/wpTWT8jL5OA dan youtu.be/WSC5aj2GE1A)

KU 'KAN TERBANG
Firman-Mu Tuhan p'lita bagi kakiku. Janji-Mu terang bagi jalan-jalanku. Kebenaran-Mu menuntunku s'tiap hari. Kumenantikan-Mu beri kekuatan baru.
Chorus: Ku 'kan terbang tinggi di awan bersama-Mu dalam kemuliaan. S'bab Firman-Mu teguh menopang ku 'kan aman dalam-Mu Tuhan.
Bridge: Jalan-Mu di atas jalan-jalanku. Rancangan-Mu melebihi rancanganku. Firman-Mu sungguh t'lah membebaskanku. Berjalan lebih tinggi, berjalan bersama-Mu.

Mazmur 119:18 Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu.
Dari sekarang sampai Desember nanti akan dibahas kitab Perjanjian sampai Wahyu. Belajar Alkitab tidak harus di sekolah teologi karena ada orang yang belajar di sekolah teologi tetapi tidak mau membaca Alkitab. Padahal, belajar Alkitab bertujuan untuk mengenal Tuhan. Pagi ini kita akan membahas 5 kitab Perjanjian Lama yang ditulis oleh Musa di Gunung Sinai, yaitu Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan.

Tuhan telah menuliskan 10 perintah-Nya di atas loh batu dan diberikan kepada Musa di atas Gunung Sinai tetapi kemudian Musa memecahkannya ketika marah kepada bangsa Israel yang menyembah berhala. Meskipun demikian, Tuhan sabar sekali sehingga Dia menulis ulang perintah tersebut. Jadi, sebenarnya Tuhan menulis 20 perintah tetapi 10nya sama. Lalu mengapa Musa begitu lama di atas gunung tersebut jika hanya untuk menerima 10 perintah Allah? Ternyata selain memberikan 10 perintah, Tuhan juga curhat kepada Musa di atas Gunung Sinai. Tuhan menceritakan banyak hal kepada Musa dari kejadian sebelum Musa dilahirkan agar Musa mencatatnya. Jadi, Musa ini bertugas sebagai sekretaris Kerajaan Allah.

Kita tidak perlu meragukan tulisan Musa. Dia tidak mungkin mengarang cerita. Selain bisa melihat pohon dari buahnya, kita juga bisa melihat dari kuasanya, seperti tongkat Harun yang berbunga. Memang ada kalanya seseorang punya kuasa tanpa karakter tetapi nantinya kelihatan karena Tuhan tidak asal pilih orang. Namun, jika kita melihat seseorang yang punya buah dan kuasa, berhati-hatilah karena orang itu disertai oleh Tuhan. Ketika Musa dihina oleh Harun dan Miryam, Tuhan pun membuat mereka kena kusta.

Ketika Musa menghadap Tuhan, bangsa Israel justru jatuh ke dalam penyembahan berhala bersama Harun dengan membuat patung anak lembu emas. Ini menunjukkan adanya ketimpangan kerohanian antara pemimpin dengan jemaat. Seharusnya ketika pendeta atau gembala memasuki hadirat Tuhan, semua jemaat juga harus memasuki hadirat Tuhan, seperti Yosua yang sampai menikmati remah-remah rohani dan lemak rohani yang ditinggalkan oleh Musa di kemahnya.

Sebaiknya tidak terlambat datang ke gereja agar ikut memuji dan menyembah Tuhan. Jangan hanya tim pujian yang memasuki hadirat Tuhan. Kita semua harus tersungkur di kaki Tuhan. Jika tidak mau memuji Tuhan, kemungkinan besar karena sudah merasa layak, seperti kisah 10 orang kusta yang disembuhkan oleh Yesus. Dari kesepuluh orang itu, hanya 1 orang yang kembali untuk memuliakan nama Tuhan dan dia bukan orang Yahudi, sedangkan 9 orang lainnya merupakan orang Yahudi sehingga mereka merasa layak jika disembuhkan.

Jika seseorang susah taat, penyebab utamanya adalah kurang pengenalan akan Tuhan. Jika tidak mau melayani, biasanya karena lupa bahwa dirinya telah ditebus oleh Tuhan. Kita harus saling melayani dan saling mendoakan. Pelayanan tidak harus di mimbar dan tidak harus kesaksian. Jika seseorang terjerat hutang, tentu saja tak bisa bersaksi sebelum hutangnya lunas. Orang yang berhutang juga tak bisa memberi tetapi siapa bilang pemberian harus uang? Pemberian bisa berupa waktu kita.

Ada saatnya pendeta menyuapi jemaat dan mendoakan jemaat, tetapi jemaat juga perlu mendoakan pendeta karena pendeta juga manusia. Jangan hanya ke gereja untuk memanaskan kursi dan memberikan perpuluhan. Tuhan tidak bisa disuap. Perpuluhan hanya 10%nya dan 90%nya kita harus memberikan diri kita sehingga 100% kita taat kepada Tuhan. Jadi, kita perlu mendengarkan khotbah dengan telinga kiri dan telinga kanan harus mendengarkan suara Tuhan agar kita mengerti kehendak Tuhan bagi kita dan melakukannya.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.