Sunday, August 5, 2018

Bangun? Bangkit?

I'll be Back
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 05 Agustus 2018


Aku juga bermimpi melewati sawah yang ditumbuhi rerumputan kering dan beberapa di antaranya telah terbakar pula. Lalu aku berjalan maju tetapi aku diterpa angin yang sangat kencang. Angin tersebut berlawanan arah dengan tujuanku sehingga aku sulit berjalan maju dan debu yang tertiup angin tersebut sungguh mengganggu mataku. Maka, aku segera menunduk. Lalu tangan kananku memegangi topiku erat-erat dan tangan kiri kuletakkan seperti perisai beberapa centimeter di depan kedua mata. Eh, tiba-tiba muncul seorang wanita yang memegangi kedua bahuku dengan sangat erat dan berlindung di balik punggungku agar matanya tidak kemasukan debu. Aku menoleh ke belakang dan bertanya kepadanya: “Siapa kamu?” Jawabnya: “Aku Lena.” 

Dia seperti menempel amat erat di punggungku dan kepalanya tepat di bawah leherku. Sekalipun dia terlihat kurus dan lebih pendek dariku, dengan sepenuh tenaga dia terus mendorongku hingga akhirnya kami berdua berhasil menerobos angin kencang tersebut dan tiba di depan sebuah pusat perbelanjaan. Hahaha… Ternyata punggungku punya pelindung bernama Lena sehingga aku tak bisa berbalik arah. ^_^ Mungkin Lena merupakan salah satu nama samaran-Nya Roh Kudus. Nah, ketika Lena melepaskan pegangannya dariku dan membuka matanya, dia berkata kepadaku: “Hai, aku salah tempat. Seharusnya aku ke gedung berwarna pink di seberang jalan itu.” Oh, dia benar. Aku juga salah tempat karena tujuan kami sama. Maka, kami segera berlari ke seberang jalan sekalipun gerimis mulai turun… wkwwk… Dengan menolong Lena, aku pun tertolong. Inilah salah satu mimpiku.

Tadi malam aku pun bermimpi ingin tidur tetapi tak bisa tidur karena diajak beberapa teman untuk makan-makan lalu diajak teman lain untuk menghibur seseorang yang sedang patah hati. Aku pun menasehatinya lalu memberikan firman: ”Akhir suatu hal lebih baik daripada awalnya. Panjang sabar lebih baik daripada tinggi hati.” (Pengkhotbah 7:8) Ketika aku punya masalah, mimpiku selalu indah dan luar biasa hingga seakan-akan aku punya jawaban atas setiap permasalahan, baik permasalahanku maupun permasalahan orang lain.

Yohanes 5:8 Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah."
Namun, jika aku bangun, aku tidak tahu mau ngapain. Kata pak Victor minggu lalu, orang lumpuh itu cukup menggelindingkan badan ke kolam Betesda tetapi aku tidak melihat kolam. Lalu untuk apa aku bangun? Angkat tilam? Mana bisa kuangkat tilamku sendirian? Berat bro. Lagipula tilamku sudah berada di tempat yang tepat… wkwwk… Kemudian berjalan. Berjalan kemana? Oh Tuhan, aku tidak tahu lagi. Engkau tahu aku ini sudah berjalan ke berbagai tempat tetapi hanya menjumpai fatamorgana. Capek aku. Enak tidur. Sekalipun bumi gonjang-ganjing, langit runtuh, badai mengamuk, dan kapal terisi air, aku sich bisa tidur dengan nyaman karena Raja Damai tetap setia di sisiku. ^_^
Mazmur 4:8 (4-9) Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya TUHAN, yang membiarkan aku diam dengan aman.

Kemudian pada saat teduh Tuhan mulai berbicara lagi.
Kidung Agung 2:10-17 Kekasihku mulai berbicara kepadaku: "Bangunlah manisku, jelitaku, marilah! 
UNTUK APA?

A. MELIHAT PERGANTIAN MUSIM
Karena lihatlah, musim dingin telah lewat, hujan telah berhenti dan sudah lalu. 

B. BERSIAP MENUAI di LADANG
Di ladang telah nampak bunga-bunga, tibalah musim memangkas; bunyi tekukur terdengar di tanah kita. Pohon ara mulai berbuah, dan bunga pohon anggur semerbak baunya. Bangunlah, manisku, jelitaku, marilah!

C. BERNYANYI (MEMUJI dan MENYEMBAH TUHAN)
Merpatiku di celah-celah batu, di persembunyian lereng-lereng gunung, perlihatkanlah wajahmu, perdengarkanlah suaramu! Sebab merdu suaramu dan elok wajahmu!"

D. MENANGKAP PARA PERUSAK KEBUN
Tangkaplah bagi kami rubah-rubah itu, rubah-rubah yang kecil, yang merusak kebun-kebun anggur, kebun-kebun anggur kami yang sedang berbunga!

Kekasihku kepunyaanku, dan aku kepunyaan dia yang menggembalakan domba di tengah-tengah bunga bakung. Sebelum angin senja berembus dan bayang-bayang menghilang, kembalilah, kekasihku, berlakulah seperti kijang, atau seperti anak rusa di atas gunung-gunung tanaman rempah-rempah!

Hehehe… A, B, dan C terdengar menyenangkan tetapi D… hmmm… rubah-rubah kecil. Sekalipun kecil, tak bisa dipandang remeh. Rubah terkenal licik. Namun, aku belum tahu pasti kebun anggur mana yang dimaksudkan di sini karena ada beberapa kebun anggur yang pernah kudatangi dan rubah selalu ada dimana-mana. Jadi, cukup siapkan hati Daud saja: hati yang berserah dan hati pantang menyerah. ^_^

DI SETIAP NAFASKU. Aku milik-Mu, kuberserah kepada-Mu. Seluruh hidupku Kau genggam dalam tangan-Mu. Ini hatiku hanya untuk-Mu. Ini jiwaku hanya bagi-Mu. Reff: Tuhan Kau Allahku, Bapa, dan Rajaku. Tak henti di s'tiap nafasku, ku 'kan menyembah-Mu s'lalu. Kubawa hidupku ke atas mezbah-Mu. Tak henti di s'tiap langkahku, ku 'kan mengikuti-Mu... selamanya...

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.