Catatan Ibadah ke-1 Minggu 05 Agustus 2018
Aku akan kembali. Kembali? Kembali kemana? Kembali kepada siapa? Kembali untuk apa? Daud sudah jelas ingin kembali ke kerajaannya, kepada rakyatnya, untuk memperoleh hak-haknya. Namun, berulang kali mendengar kata 'kembali' hanya membuatku bertanya-tanya: "Bagaimana caranya kembali?" Aku sich hanya tahu jika aku harus kembali ke Jakarta beberapa hari lagi kepada sanak saudaraku untuk menghadiri sebuah pesta pernikahan, dan aku juga tahu cara kembalinya karena Tuhan sudah sediakan semua yang kubutuhkan untuk kembali ke Jakarta. Sebagaimana aku pergi ke Jakarta, begitulah aku akan kembali ke Surabaya sehingga tanggal 19 nanti jangan mencariku di gereja ya. Hehehe… ini juga termasuk optimis. Pastilah ada yang nyariin aku karena merindukan tulisanku yang aneh bin ajaib… wkwwk... Namun, ini hanya intermezzo dan tidak ada kaitannya dengan masalahku.
* Daud kembali setelah mendapat pesan dari semua orang Yehuda.
2 Samuel 19:14 Demikianlah dibelokkannya hati semua orang Yehuda secara serentak, sehingga mereka menyuruh menyampaikan kepada raja pesan ini: "Kembalilah, tuanku dan semua anak buahmu."
* Yefta kembali kepada saudara-saudaranya setelah dijemput oleh mereka dengan tujuan menyelamatkan mereka dari bani Amon.
Hakim-hakim 11:5-7 Dan ketika bani Amon itu berperang melawan orang Israel, pergilah para tua-tua Gilead menjemput Yefta dari tanah Tob. Kata mereka kepada Yefta: "Mari, jadilah panglima kami dan biarlah kita berperang melawan bani Amon." Tetapi kata Yefta kepada para tua-tua Gilead itu: "Bukankah kamu sendiri membenci aku dan mengusir aku dari keluargaku? Mengapa kamu datang sekarang kepadaku, pada waktu kamu terdesak?"
Namun, aku tidak tahu cara kembali ke ladang karena akhir-akhir ini suara-Nya seperti berkisar pada Ester. Masa kembali ke Benteng Susan? Jika melihat film The Book of Esther, panggilan utama Ester bukanlah menghadapi Haman tetapi menikahi raja yang berbahaya. Dia berbahaya karena mentang-mentang berkuasa dan kaya sehingga bisa mengusir orang seenaknya. Setiap orang harus selalu bisa menyenangkan hatinya. Jika tidak, siap-siap saja diusir. Selain itu, raja juga terbiasa buru-buru dalam mengambil keputusan sehingga cenderung mengambil keputusan yang salah. Oh, jika raja belum berubah, mana tahan Ester menghadapinya? Ampunilah dia sebanyak tujuh puluh kali tujuh sekalipun hati ini hanya ada satu? Hmmm... kedengarannya itu ujian yang terlampau berat. Jadi, seharusnya Tuhan membawaku kembali ke tempat lain. Namun, kemanakah Dia akan membawaku?
Hufff… Hal ini sama membingungkannya dengan kata-kata Ps. Victor Daud Faraknimella: "BANGUN!" Ketika kata-kata tersebut diteriakkan beberapa kali, aku berkata di dalam hati: "Iya... ya... sudah dengar, aku tidak tuli. Kenapa harus diteriakkan terus?" Eh, dia balik bertanya dengan lantang: "Katanya bangun tetapi kok duduknya seperti itu (masih bersandar di kursi)?" Oh, gitu toh… rupanya pak Victor terus berteriak karena masalah cara duduk… hehehe…
Hahaha... iya habis mau bagaimana lagi? Jika tidur, aku selalu bermimpi indah. Aku bermimpi kehilangan sandal yang kuletakkan di pintu belakang sebuah gedung sehingga aku harus berjalan dengan bertelanjang kaki, seperti Daud saat meninggalkan kerajaannya. Aku pun mencarinya ke sana kemari. Lantas kulihat sandal pink-ku yang berhak tinggi ada di rerumputan pinggir jalan tak jauh dari sebuah gedung. Ketika aku berjalan ke arahnya, tiba-tiba ada kerumunan orang banyak yang memotong jalanku sehingga pandanganku terhalang dan tahu-tahu sandal pink itu menghilang entah kemana. Lalu aku mulai ingat: "aku meletakkan sandal flat putihku di rak sepatu dekat pintu belakang gedung itu". Maka, aku segera ke sana dan ternyata benar sehingga aku segera memakai sandal putihku. Oh, sungguh nyaman rasanya meskipun sandal itu sudah bertambal di sana-sini. ^_^ Lalu seorang pemuda bertanya: "Bagaimana jika kamu tidak menemukan sandalmu?" Jawabku: "Oh, tentu saja aku tidak bisa pulang ke rumah." Namun, aku berhasil menemukannya dan ternyata ini hanya mimpi.
0 komentar:
Post a Comment