Sunday, June 10, 2018

Jangan Coba-coba: Sabar yaaa ~ Pdt. Sukirno Tarjadi

Rumah Tangga
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 10 Juni 2018

Saat ini banyak orang suka coba-coba. Ini sebabnya toko baju tutup dan travel agent semakin laris. Ada seorang anak remaja yang dipenjara di Jerman. Penjara di sana sangat baik dan dilengkapi banyak video game. Meskipun demikian, ketika teman sekamar anak itu sudah boleh keluar dari penjara, anak remaja tersebut juga ingin segera keluar karena tidak betah. Maka, temannya coba-coba memasukkan dia ke dalam sebuah koper besar dan menentengnya keluar dari penjara.

Sipir tidak curiga sehingga membiarkan anak dalam koper tersebut lolos dari penjara. Namun, anak remaja itu tak bisa keluar dari rumahnya karena polisi seJerman sedang sibuk mencarinya. Sayang sekali dia kabur seminggu sebelum hari kebebasannya. Andai saja dia mau menunggu seminggu saja, tentulah dia bisa bebas keluar rumah.  Oleh karena itu, janganlah coba-coba mengharapkan berkat instan.
Ibrani 6:12-15 agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi menjadi penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah. Sebab ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya, kata-Nya: "Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak." Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya.
Indahnya Sabar
Janji atau sumpah itu mengikat. Jika Tuhan yang berjanji, Dia pasti menepatinya asalkan kita mau bersabar. Kebanyakan orang tidak memperoleh janji Tuhan karena kurang sabar. Contohlah Abraham yang bersedia menanti dengan sabar.

Ada sebuah tulisan yang menceritakan rancangan hidup kita seperti ini: 'Ketika SMP, nilainya pas-pasan. Ketika SMA, trauma karena ada temannya yang meninggal. Ketika kuliah, mendapat dosen killer. Ketika bekerja, malah di-PHK. Ketika menikah, mendapatkan isteri cerewet.' Lalu kita diberi izin untuk mengubah kisah tersebut.

Kemungkinan besar kita pasti mencoret bagian-bagian yang buruk dan mengubahnya: 'Ketika SMP, nilainya bagus-bagus. Ketika SMA, temannya tak ada yang meninggal dan panjang umur semua. Ketika kuliah, dosennya baik. Ketika bekerja, tidak diPHK dan karir terus naik hingga menjadi presiden direktur. Ketika menikah, mendapatkan isteri yang baik-baik pula.' Namun, tentu saja tak bisa seperti ini. Kesulitan-kesulitan itu justru diperlukan untuk membuat kita menjadi manusia yang dewasa, sabar, dan kuat. Kesulitanlah yang membuat kita dewasa.

Ketika SMP, anak pak Sukirno juara satu dan hendak diberi hadiah oleh pak Sukirno tetapi dia tidak mau. Anaknya mengatakan bahwa dia tidak perlu hadiah karena juara tersebut didapat tanpa belajar. Ketika SMA, dia dimasukkan ke sekolah yang terkenal sulit seJakarta sehingga dia terpaksa belajar. Namun, ketika kuliah S1, anaknya kembali mengatakan bahwa hal itu mudah. Nah, setelah ditolak oleh 4 perguruan tinggi untuk kuliah S2, sekarang dia akan belajar.

Jadi, pak Sukirno justru senang melihat anaknya mengalami sedikit kesulitan karena pak Sukirno memang meminta anaknya diberi sedikit kesulitan. Sedikit saja, jangan banyak-banyak karena anaknya sudah terbiasa hidup enak.

KASIH ALLAH TAK BERKESUDAHAN
Verse: Kasih Allah tak berkesudahan, s'lalu baru  setiap pagi. Rahmat-Nya pun tak pernah berakhir seumur hidupku.
Chorus: Dengan sukacita ku 'kan menari. Dengan sorak-sorai memuji. Kunaikkan pujian Haleluya. Nyanyi bagi Dia Sang Raja. Nyanyi bagi Dia Sang Raja. (selamanya)

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.