Catatan Ibadah ke-1 Minggu
10 Juni 2018
Ps. Jusuf Soetanto: "Ya, sekarang saya mau mendoakan orang-orang yang belum mempunyai pasangan hidup sesuai janji saya karena saya memang digerakkan oleh Tuhan untuk mendoakan hal ini. Minggu lalu saya berhalangan hadir di gereja karena ada yang sakit. Orang tua harus mendoakan anaknya agar punya pasangan hidup. Doakan sejak kecil karena sudah terlambat jika sudah remaja. Dulu saya selalu keder kalau ada wanita karena saya tidak pandai bicara. Lalu saya meminta Tuhan untuk memberi saya jodoh yang bicaranya bisa nyambung dengan saya dan Tuhan beri. Jadi, jangan takut, jangan ragu, jangan bimbang. Mintalah kepada Tuhan tetapi jangan minta yang aneh-aneh seperti meminta pangeran. Saya juga biasa mendoakan anak-anak saya dan para hamba Tuhan yang belum memiliki pasangan agar beroleh pasangan seiman. Tuhan punya stok jodoh yang tidak akan habis."
APA?!? Kok bisa sich?
Aduh,
minggu lalu sudah sempat terlintas di benakku: "Bagaimana seandainya doa
tersebut dibatalkan dan diundur ke minggu ini?" Namun, aku segera
menepis pemikiran semacam ini karena setahuku pak Yusuf bukan orang yang suka
menunda-nunda dalam mendoakan orang lain. Namun, kenapa jadi begini? Kok bisa
sich tiba-tiba pak Yusuf berhalangan? Oh Tuhan, ini pasti kerjaan-Mu.
Percuma donk aku tidak ke
gereja minggu lalu. Saat live streaming pun
kusengaja tepat saat jam khotbah berlangsung agar tidak mendengar doa pak
Yusuf. Ah, kalau tahu begini, hari ini pun aku tidak ke gereja karena aku juga
belum enak badan. Duh, tadi itu dapat kekuatan darimana ya hingga tiba-tiba aku
bisa ke gereja sekalipun awak lemes,
tenggorokan loro, lan moto soyo kunang-kunang? Aduh, kenapa pula semua temanku
yang minggu lalu kuminta live streaming
malah tidak memberitahuku perihal ini? Lantas aku segera mengirimkan pertanyaan
WA kepada 3 dari mereka: "Apa minggu
lalu kalian jadi live streaming?" tetapi suara pak Yusuf kembali
terdengar.
Ps. Jusuf Soetanto: "Sekarang jangan ada yang bergerak dan letakkan tangan di dada untuk berdoa. Sebaiknya semua mengikuti agar sekalian mendoakan keponakan atau sanak saudara yang belum menikah. .................... (doa).............. Sekalipun jauh, biarlah Tuhan mempertemukan seperti asam di gunung, garam di laut, bertemu di dalam belanga. ............ Pikirkan semua yang benar, adil, suci, manis, sedap didengar, dan baik. Pikirkan, renungkan, dan lakukan."
Hmmm...
Aku sich tidak mau ikut meletakkan tangan di dada dan kulihat tidak semua orang
meletakkan tangan di dada. Namun, tanpa sadar aku malah latah mengikuti
kata-kata doa pak Yusuf. Begini nich jadinya kalau roh di dalam diriku bertemu roh pendoa, jadinya ikutan doa dech
padahal roh di dalam diriku belum seiring sejalan dengan pikiranku lho. Maka
dari itu, aku sudah berusaha kabur agar tidak mendengar doanya tetapi gagal
dech. Namun, mana bisa marah sama Tuhan? Marah juga percuma karena Dia tidak
pernah takut dengan kemarahanku. Jadi, ya udah dech, biarin aja. Toh, belum
kelihatan batang hidung orang itu.
Lalu
aku segera membaca jawaban WA dari teman-temanku. Semuanya kompak menjawab bahwa minggu lalu mereka lupa live streaming. Haiya... lupanya kok
bersamaan sich? Padahal, salah satu di antaranya merupakan juara galau masalah
jodoh hingga aku pusing mencari kata-kata yang tepat untuk menenangkannya. Jika
sang juara aja juga lupa live streaming,
aduh, kerjaan Tuhan nih. Nah, di sinilah aku merasa heran.
Kenapa
seakan-akan Tuhan menunggu kehadiranku sebelum mengizinkan pak Yusuf mendoakan
mereka yang merindukan pasangan hidup? Jika minggu ini aku tak ke gereja lagi,
akankah doanya diundur lagi? Wah, bisa-bisa aku didemo teman-temanku. Mereka
bisa bertanya: "Katanya pak Yusuf
mau mendoakan soal jodoh, kapan? Kok diundur terus?"
Ah, andaikata temanku
tidak lupa, tentu aku didemo sehingga masih bisa kabur lagi. Nah, sekarang terpaksa
kuberitahu teman-temanku kalau aku gagal kabur karena mereka juga tidak
memberiku info perihal pembatalan doa. Alhasil, temanku pun malah tertawa
ngakak... hahaha... Ya sudahlah, setidaknya sekarang temanku tahu bahwa rencana
Tuhan tak bisa digagalkan sehingga dia juga tak perlu galau soal jodoh. Jika
sudah waktunya, pasti Tuhan memberi mereka jodoh. Hehehe... untung juga sich
mereka sendiri yang lupa sehingga aku tidak sampai didemo oleh mereka.
Ayub 42:2 "Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.
0 komentar:
Post a Comment