Sunday, January 14, 2018

Sesuatu yang Baru

Pandangan-pandangan Salah tentang Perpuluhan
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 14 Jan 2018
Yesaya 43:19a Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya?
Hahaha... hari ini Ps. Jusuf Soetanto mengucapkan ayat tersebut dengan sangat lantang seperti suara orang yang tengah berseru-seru di padang gurun. Hahaha... akan ada sungai di padang gurun.

God will Make a Way
GOD WILL MAKE A WAY. God will make a way where there seems to be no way. He works in ways we can not see. He will make a way for me. He will be my guide, Hold me closely to His side. With love and strength for each new day, He will make a way, He will make a way. By a roadway in the wilderness He`ll lead me and rivers in the desert will I see. Heaven and earth will fade but His Word will still remain. He will do something new today.

DIA BUKA JALAN. Dia buka jalan saat tiada jalan. Dengan cara yang ajaib dibukanya jalanku. Dia menuntunku dan memeluk diriku. Dengan kasih dan kuasa-Nya Dia buka jalan. Di belantara Dia tetap menuntunku. Sungai di gurun aku temui. Langit bumi `kan lenyap tapi firman-Nya tetap. Saat ini Dia buka jalan.

Beberapa hari lalu aku mendapat pesan WA dari seorang teman Kristen. Dia mengatakan bahwa dia baru saja dipecat dengan alasan perusahaannya sedang kesulitan karena UMR naik sehingga perusahaan harus melakukan perampingan. Namun, dia juga menyadari bahwa dia yang dikeluarkan dari perusahaan karena sering menolak cara pembukuan pajak perusahaan. Oalah... seharusnya dia menyatakan iman saat proses wawancara saja tetapi nasi sudah menjadi bubur dan makan bubur juga enak kok. ^_^

Hehehe... selamat datang di Wonderland alias dunia yang penuh kejutan dan keajaiban. Selamat berjalan dengan iman dan melangkah dalam kemustahilan. Inilah salah satu konsekuensi kekristenan. Rasanya menegangkan sekaligus menyenangkan. Sekalipun kami beda gereja, aku pun memberitahunya bahwa tahun ini memang membutuhkan iman dan keberanian. Hehehe... berita buruknya pengangguran bertambah tetapi berita baiknya telah ada orang Kristen lain yang turut mengikuti jejak langkahku untuk pikul salib.


Tuhan Punya Cara
Aku tahu jalan salib ini tidak mudah dilalui karena dulu aku pernah gagal dan sekarang aku pun harus mengulang kembali ujian yang sama dengan cara berbeda. Jadi, sembari mencari pekerjaan baru, kami sama-sama mencoba berbisnis kecil. ^_^ Jika kami kesulitan menemukan pebisnis yang benar, mungkin kami sendiri yang sedang dipersiapkan oleh Tuhan untuk menjadi pdT (pengusaha dalam Tuhan) sekalipun saat ini kami belum memiliki keahlian bisnis. Tuhan pasti punya cara yang melampaui pemikiran kami karena tiada yang mustahil bagi Dia.

TUHAN PUNYA CARA. Dalam segala hal, tak akan terjadi tanpa seijin-Mu Tuhan. Walau lewat badai dan cobaan berat, kutahu Tuhan pasti menolongku. Chorus: S’bab Tuhan punya cara yang tak terpikirkan olehku. Tuhan punya jalan yang tak terpahami akalku. Kuyakin pasti rencana-Mulah terbaik bagiku. Hatiku s’lalu percaya kepada-Mu.

Dulu aku harus memilih antara ikut sistem dunia atau ikut sistem Kerajaan Allah. Saat itu aku belum dibaptis Kristen lalu ada 2 cece Kristen yang mempengaruhiku. Sebelum resign cece A berpesan agar aku menolak pembuatan dokumen aspal tetapi cece B mengajariku cara berkompromi dengan sistem dunia agar beroleh kenaikan jabatan dan gaji. Saat itu aku salah pilih lalu Tuhan menegurku dengan keras.

Gandum dan Lalang DipisahkanFiuh... padahal saat itu aku baru memilih dan belum bertindak lho. Bahkan, kenaikan jabatan dan gaji juga belum kunikmati tetapi Tuhan sudah menghentikanku. Ini bukti bahwa Tuhan tak mau kita coba-coba berkompromi dengan sistem dunia. Beberapa saat kemudian aku bersaksi kepada temanku itu tetapi dia masih juga berkecimpung sebagai akuntan pajak perusahaan. Eh, beberapa hari lalu dia baru memberikan kesaksian bahwa dia telah beberapa kali menolak sistem pajak perusahaan sehingga langkahnya sebagai karyawan harus terhenti pula. Hore... Tuhan telah memisahkan gandum dari kumpulan lalang.

Dulu cece A memilih beralih profesi menjadi seorang pebisnis kecil dan tidak mau lagi menjadi akuntan perusahaan. Sementara itu cece B semakin naik jabatan dan kemungkinan juga naik gaji. Dulu aku pikir gereja cece B sama saja dengan gereja-gereja lain yang pernah kudatangi dimana khotbahnya membuatku mengantuk. Eh, Tuhan sendiri malah membawaku ke gereja cece B. Setelah memasuki gerejanya aku baru tahu bahwa gerejanya berbeda. Gerejanya sudah mengajarkan untuk pikul salib dan berjalan di atas air alias berjalan di dalam kemustahilan.

Jadi, kalau cece B tak jua tampak berbeda dari kebanyakan akuntan Babel, mohon jangan salahkan gerejanya atau pendetanya. Namun, jangan menyalahkan cece B pula karena beriman memang membutuhkan keberanian. Keberanian baru bisa timbul jika kita senantiasa mendekat kepada Tuhan, terutama saat kekhawatiran, kecemasan, kebimbangan, atau keraguan datang menghampiri karena hari esok yang penuh ketidakpastian.

Lantas aku memberitahu temanku bahwa perusahaan masa kini ternyata belum jauh berbeda dari masa lalu. Sebelum dan sesudah tax amnesty, acapkali melamar pekerjaan, aku selalu mengatakan bahwa aku keberatan menangani pajak jika pembukuannya ganda karena aku tak mau menyesal di kemudian hari. Lalu sebagian besar perusahaan mengakui bahwa mereka masih menerapkan pembukuan ganda sehingga kami tak mungkin menjalin kerjasama yang baik. Namun, ada pula yang kelihatannya ingin menguji tekadku.

Sekarang sich sedikit berbeda dari yang dulu sekalipun beberapa perusahaan masih bertahan dengan pembukuan ganda. Sebelum tax amnesty para perekrut masih berusaha mencuci otakku. Beberapa konsultan Kristen juga memintaku tidak terlalu saklek alias mau sedikit kompromi karena Tuhan pasti mengerti bahwa kita membutuhkan pekerjaan tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup. Wew... kini baru kupahami bahwa mereka telah membatasi kuasa Tuhan, menempatkan Tuhan seturut kehendak mereka, dan menurunkan prinsip Kerajaan Allah demi kebutuhan. Benar-benar hanya untuk memenuhi kebutuhan atau sekaligus memuaskan keinginan yee...?

Bahkan, ada yang menyatakan bahwa mereka tak akan bisa membangun gedung mewah jika membayar pajak dengan benar. Wew... ini orang yang aneh. Ketika mengatakannya, dia tidak berani menatapku dan merasa gelisah. Ini berarti dia tahu bahwa pilihannya salah tetapi kenapa dia malah berusaha meyakinkanku untuk mengikuti jalan pilihannya yang salah? Mungkin orang ini pernah mencoba jalan salib tetapi dia menyadari bahwa jalannya sempit dan tidak enak sehingga dia berhenti melewati jalan ini.
Matius 7:13-14 Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."
Memang sich jalannya amat sangat sempit tetapi jika kita tidak menyerah, kita akan melihat kemuliaan Tuhan. Setelah tax amnesty, para perekrut tidak lagi berupaya mencuci otakku. Mereka hanya ingin tahu berapa perusahaan yang telah kulamar. Hehehe... kelihatannya mereka ingin tahu berapa lama aku akan bertahan dengan imanku. Sejujurnya aku juga tidak tahu tetapi acapkali mulai ragu, tiba-tiba aku mendapatkan firman, lagu, dan kesaksian yang menguatkanku untuk tetap teguh seperti Daniel yang tidak mau tunduk kepada sistem Babel.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.