Pada suatu hari
Tuhan berfirman.
Lukas 21:34-35 "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini.
♡: "Apa maksudnya? Aku kan tidak suka pesta
pora. Bahkan, ultah pun kurahasiakan agar tak
ada orang luar yang repot-repot merayakannya karena di rumah sich kami sudah
terbiasa tidak merayakan. Hmm... jangan-jangan ultahku sudah diketahui oleh
beberapa orang di ladang. Oh Tuhan, bagaimana ini? Jika mereka tahu, mereka
pasti memberi kado. Jika seseorang
diberi kado, biasanya sich mentraktir makan. Terlebih lagi sebagian besar
dari mereka emang suka makan."
Eh, sehari
sebelum ultah mendadak tenggorokanku agak sakit. Lalu keesokan harinya tepat
pada ultahku yang kesekian tenggorokan ini masih sakit. Untunglah ini hari
Sabtu. Minggu pagi tenggorokan ini sudah terasa membaik sehingga aku ke gereja
lalu beraktivitas seperti biasanya. Senin pagi ternyata tenggorokanku masih
sakit dan ditambah sesak nafas karena hidung dan tenggorokan seperti agak
tersumbat. Alhasil, aku enggan bangun tidur tetapi kicauan burung-burung gereja
seakan-akan berkata: "Ayo
bangun! Lihat, hari ini cerah! Bersukacitalah senantiasa! Hati yang gembira
adalah obat yang mujarab."
♡: "^_^ Iya... Tampaknya beberapa teman di
ladang sudah mengetahui ultahku dan sudah menyiapkan sesuatu untukku. Aku tak
bisa menghindarinya dan hanya bisa menundanya. Jika hari ini aku tidak masuk,
mereka pasti menunda acaranya hingga aku masuk. Selain itu, biasanya aku
membutuhkan waktu sekitar 1,5 - 2 minggu untuk pulih dari sakit tenggorokan.
Mana mungkin aku istirahat selama itu? Oke dech, aku bangun walaupun mata ini
juga terasa amat berat."
Sesampainya di
ladang semua terjadi seturut prediksiku.
♡: "Oh Tuhan, kenapa Kau membiarkanku sakit
di hari ultahku? Kenapa tidak memberiku kesehatan? Setidaknya beri aku uang
untuk mentraktir mereka karena biasanya Engkau yang menyediakan benih bagi
penabur...^.^"
2 Korintus 9:10 Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu;
☆ Ayub 2:10 Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.
☆: "Apa kamu mentraktir keluargamu?"
♡: "Tidak tetapi mereka pasti mengerti
karena sehari-harinya kami telah berusaha mencukupkan diri dalam segala keadaan
hingga seringkali kami menerapkan
pola makan ala Daniel. ^_^ Namun, teman-temanku belum tentu mau mengerti. Jika
aku tidak mentraktir mereka, aku bisa dianggap pelit. Apalagi mereka telah
urunan untuk memberiku kado."
☆: "Tidak usah mentraktir mereka dan biarlah mereka belajar
ikhlas dan tulus dalam memberi. Kasih
sejati tidak mengharapkan balasan."
♡: "Hmmm.... masa suara hatiku malah
mengajarku untuk pelit? Jangan-jangan aku mendengar suara iblis karena sedang
tak sehat. Om Google, cerita donk tentang budaya traktiran
ultah."
Ternyata
ceritanya sich hampir serupa tetapi ada satu gambar yang menggugah hati nuraniku hingga aku tergerak untuk mengubah budaya traktiran dimulai dari diri
sendiri. Ini gambarnya:
Oke, hari ini
tentulah mereka masih bisa terima jika tidak kutraktir karena kemungkinan besar
mereka berpikir bahwa aku tak menyangka mereka tahu ultahku.
0 komentar:
Post a Comment