Ah, sesampai di
rumah aku pun ingin segera tidur tetapi beberapa pekerjaan rumah tak bisa
kuabaikan. Selain itu, Roh Kudus mendorongku untuk menyuntikkan semangat kepada
seseorang lewat email. Astaga... masa
pasien malah diminta menyuntik pasien lain? Aku sedang susah berpikir nich
dan ingin tidur melulu seperti Sleeping
Beauty. _._ Walaupun begitu, kuturuti saja dorongan tersebut. Ketika mulai
menulis beberapa kalimat pembuka dengan judul 'Kok Diem Aja Ko ^.^', tiba-tiba
aku mendapat ilham untuk copas artikel rohani berjudul 'Diam dan Bicara' dari tetangga masa kini yang dulu diposting tanpa
identitas penulisnya.
Namun, di bagian
bawah artikel tersebut tak lupa kububuhi kata-kata penutup yang berisi
pengakuan bahwa artikel tersebut merupakan hasil copas. Kuakui pula bahwa
sebenarnya aku pun ingin banyak diam karena sedang tak sehat tetapi aku
berusaha mempraktekkan firman:
*.* 1 Tesalonika 5:16 Bersukacitalah senantiasa.
*.* Amsal 17:22 Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.
Hahaha...
akhirnya aku malah tertawa sendiri saat membaca pesan yang kukirimkan.
Sebenarnya aku ini mau memberkati orang itu atau hanya mau curhat sich?
Hahaha... kelihatannya sich: sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui...
xixixi... Tapi, bersukacita dalam keadaan sakit emang susah lho. Orang lain
bisa saja tidak tahu jika aku sakit karena aku tetap beraktivitas seperti biasa
tetapi semua keluhanku tidak tersembunyi dari Tuhan.
Mazmur 38:9 (38-10) Tuhan, Engkau mengetahui segala keinginanku, dan keluhku pun tidak tersembunyi bagi-Mu;
Esok pun tiba dan
aku masih sakit tenggorokan.
♡: "Oh Tuhan, kapan aku sembuh? Selain
itu, aku memang ingin mengubah budaya
traktiran tetapi ini sulit jika hanya aku yang mengupayakan perubahan. Ini
seperti melawan arus. Selain itu, bagaimana
pandangan mereka? Apakah kini mereka membicarakanku sebagai orang
pelit?"
Centung...
centung...
Oh, rupanya ada
pesan WA berjudul 'Sabar'. Hohoho...
tulisan yang bagus dan muncul pada waktu yang tepat. Siapa ya yang menulis ini?
Kenapa tidak mencantumkan nama penulisnya? Luar biasa. ^_^ Kenapa sobat
asramaku dapat kiriman pesan pada saat ini? Kenapa juga segera diteruskan ke
aku padahal dia hanya tahu bahwa aku sedang sakit tenggorokan? Hahaha...
rasanya aku seperti mendapat surat dari Surga. ^.^...Setidaknya aku tidak mengeluh sia-sia...^.^
Maka, kuteruskan
pula pesan tersebut kepada beberapa temanku yang kebetulan juga punya masalah.
Hehehe... tidak lupa kububuhi gambar pula untuk melengkapi pesan tersebut.
Gambarnya juga copas dari tetangga masa kini. ^_^
2 Korintus 1:3-4 Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah.
Hehehe...
ternyata Tuhan memberiku kado terselubung. Maka, aku berkata: "Oke dech. Aku tidak mentraktir mereka.
Namun, berkatilah mereka semua seturut ketulusan dan keikhlasan mereka karena
hanya Engkau yang tahu segala isi hati mereka sebagaimana Engkau tahu isi
hatiku."
Yach, semenjak
aku kehilangan banyak hal dan hidup hanya dari kasih karunia, aku tidak lagi
punya kemampuan untuk membalas setiap pemberian dengan nilai yang setara. 'Dengan apa kumembalas kasih-Mu? Semua yang kupunya itu
milik-Mu.' Maka, acapkali menerima pemberian, aku pun berusaha
menyalurkan pemberian tersebut kepada orang lain yang juga tidak bisa membalas
pemberianku. Hehehe... bagi-bagi kasih karunia sehingga orang-orang yang
menerima pemberianku juga bisa bertanya-tanya: 'Dengan
apa kumembalas kasih-Mu?'
Lantas suatu hari
di dalam bemo aku sempat dikejutkan oleh kemunculan seorang ibu tua
berkerudung. Meskipun dia tampak kumal dan lusuh, kubiarkan dia duduk di
sampingku. Eh, tiba-tiba dia berdoa untuk keselamatanku dalam keluarga dan agar
usahaku lancar. Hah! Tiba-tiba aku merasa agak takut. Apa yang sudah kulakukan
untuknya hingga dia berdoa untukku? Apa pula yang akan terjadi padaku? Apa aku
atau kerabatku akan mengalami kecelakaan dan dia bisa melihatnya sehingga dia
berdoa untuk mencegahnya? Apa dia malaikat? Tapi, mana ada malaikat berwujud
wanita tua? Lantas diam-diam aku pun berdoa untuknya.
Namun, beberapa
bulan kemudian setelah perjumpaan tersebut papaku mengalami kecelakaan dan selamat. Wow... ternyata Tuhan
seringkali mempersiapkanku untuk menghadapi masa depan yang tak pasti.
Sayangnya aku tak selalu langsung mengerti. Hahaha... emang harta terbesarku
adalah penyertaan Tuhan. ^_^
ANUGERAH
TERINDAH
Kau tahu
hatiku Tuhan. Kau tahu rinduku Tuhan. Kau tahu harapku. Kau tahu mimpiku di
tangan-Mu Tuhan.
Dalam
segenap jalanku, dalam setiap langkahku hanya Kau Tuhan yang kuandalkan
menghadapi semua. Yesus, Kau anugerah terindah dalam hidupku.
Kau sungguh
berarti di setiap jalanku dan anugerah-Mu selalu mempesonaku. Yesus Kau
terbaik, Yesus Kau termanis di dalam hidupku.
0 komentar:
Post a Comment