Friday, September 8, 2017

Menyingkap Berkat Terselubung


Ah, sesampai di rumah aku pun ingin segera tidur tetapi beberapa pekerjaan rumah tak bisa kuabaikan. Selain itu, Roh Kudus mendorongku untuk menyuntikkan semangat kepada seseorang lewat email. Astaga... masa pasien malah diminta menyuntik pasien lain? Aku sedang susah berpikir nich dan ingin tidur melulu seperti Sleeping Beauty. _._ Walaupun begitu, kuturuti saja dorongan tersebut. Ketika mulai menulis beberapa kalimat pembuka dengan judul 'Kok Diem Aja Ko ^.^', tiba-tiba aku mendapat ilham untuk copas artikel rohani berjudul 'Diam dan Bicara' dari tetangga masa kini yang dulu diposting tanpa identitas penulisnya.

Namun, di bagian bawah artikel tersebut tak lupa kububuhi kata-kata penutup yang berisi pengakuan bahwa artikel tersebut merupakan hasil copas. Kuakui pula bahwa sebenarnya aku pun ingin banyak diam karena sedang tak sehat tetapi aku berusaha mempraktekkan firman:
*.* 1 Tesalonika 5:16 Bersukacitalah senantiasa.
*.* Amsal 17:22 Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.
Hahaha... akhirnya aku malah tertawa sendiri saat membaca pesan yang kukirimkan. Sebenarnya aku ini mau memberkati orang itu atau hanya mau curhat sich? Hahaha... kelihatannya sich: sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui... xixixi... Tapi, bersukacita dalam keadaan sakit emang susah lho. Orang lain bisa saja tidak tahu jika aku sakit karena aku tetap beraktivitas seperti biasa tetapi semua keluhanku tidak tersembunyi dari Tuhan.
Mazmur 38:9 (38-10) Tuhan, Engkau mengetahui segala keinginanku, dan keluhku pun tidak tersembunyi bagi-Mu;
Sendiri di Jalan yang Benar
Esok pun tiba dan aku masih sakit tenggorokan.
: "Oh Tuhan, kapan aku sembuh? Selain itu, aku memang ingin mengubah budaya traktiran tetapi ini sulit jika hanya aku yang mengupayakan perubahan. Ini seperti melawan arus. Selain itu, bagaimana pandangan mereka? Apakah kini mereka membicarakanku sebagai orang pelit?"

Centung... centung...
Oh, rupanya ada pesan WA berjudul 'Sabar'. Hohoho... tulisan yang bagus dan muncul pada waktu yang tepat. Siapa ya yang menulis ini? Kenapa tidak mencantumkan nama penulisnya? Luar biasa. ^_^ Kenapa sobat asramaku dapat kiriman pesan pada saat ini? Kenapa juga segera diteruskan ke aku padahal dia hanya tahu bahwa aku sedang sakit tenggorokan? Hahaha... rasanya aku seperti mendapat surat dari Surga. ^.^...Setidaknya aku tidak mengeluh sia-sia...^.^

Maka, kuteruskan pula pesan tersebut kepada beberapa temanku yang kebetulan juga punya masalah. Hehehe... tidak lupa kububuhi gambar pula untuk melengkapi pesan tersebut. Gambarnya juga copas dari tetangga masa kini. ^_^
 2 Korintus 1:3-4 Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah.
Hehehe... ternyata Tuhan memberiku kado terselubung. Maka, aku berkata: "Oke dech. Aku tidak mentraktir mereka. Namun, berkatilah mereka semua seturut ketulusan dan keikhlasan mereka karena hanya Engkau yang tahu segala isi hati mereka sebagaimana Engkau tahu isi hatiku."

Yach, semenjak aku kehilangan banyak hal dan hidup hanya dari kasih karunia, aku tidak lagi punya kemampuan untuk membalas setiap pemberian dengan nilai yang setara. 'Dengan apa kumembalas kasih-Mu? Semua yang kupunya itu milik-Mu.' Maka, acapkali menerima pemberian, aku pun berusaha menyalurkan pemberian tersebut kepada orang lain yang juga tidak bisa membalas pemberianku. Hehehe... bagi-bagi kasih karunia sehingga orang-orang yang menerima pemberianku juga bisa bertanya-tanya: 'Dengan apa kumembalas kasih-Mu?'

Lantas suatu hari di dalam bemo aku sempat dikejutkan oleh kemunculan seorang ibu tua berkerudung. Meskipun dia tampak kumal dan lusuh, kubiarkan dia duduk di sampingku. Eh, tiba-tiba dia berdoa untuk keselamatanku dalam keluarga dan agar usahaku lancar. Hah! Tiba-tiba aku merasa agak takut. Apa yang sudah kulakukan untuknya hingga dia berdoa untukku? Apa pula yang akan terjadi padaku? Apa aku atau kerabatku akan mengalami kecelakaan dan dia bisa melihatnya sehingga dia berdoa untuk mencegahnya? Apa dia malaikat? Tapi, mana ada malaikat berwujud wanita tua? Lantas diam-diam aku pun berdoa untuknya.

Namun, beberapa bulan kemudian setelah perjumpaan tersebut papaku mengalami kecelakaan dan selamat. Wow... ternyata Tuhan seringkali mempersiapkanku untuk menghadapi masa depan yang tak pasti. Sayangnya aku tak selalu langsung mengerti. Hahaha... emang harta terbesarku adalah penyertaan Tuhan. ^_^

ANUGERAH TERINDAH
Kau tahu hatiku Tuhan. Kau tahu rinduku Tuhan. Kau tahu harapku. Kau tahu mimpiku di tangan-Mu Tuhan.
Dalam segenap jalanku, dalam setiap langkahku hanya Kau Tuhan yang kuandalkan menghadapi semua. Yesus, Kau anugerah terindah dalam hidupku.
Kau sungguh berarti di setiap jalanku dan anugerah-Mu selalu mempesonaku. Yesus Kau terbaik, Yesus Kau termanis di dalam hidupku.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.