Sunday, August 6, 2017

Kepuasan di Hati

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 06 Agustus 2017

Ps. Philip Mantofa: "Saya mau sharing. Saya bermimpi di Bukit Doa Immanuel diadakan retret untuk semua jemaat di ibadah umum. Jadi, tahun depan akan saya adakan retret untuk jemaat umum. Siapa yang mau ikut?"
♡ (Tiba-tiba teringat mimpiku sedang retret dan tampak ko Philip juga di sana): “Apa mimpinya sama? ... Ah, nggak janji dech... harus lihat tanggalnya dulu.
Ps. Philip Mantofa: "Tanggalnya nanti di sekitar hari-hari libur."
: Ya... kuputuskan nanti saja karena hari esok tiada kutahu. ^_^
Ps. Philip Mantofa setelah melihat banyak jemaat mengangkat tangan: "Puji Tuhan banyak yang mau ikut."

Ya... syukurlah jika sudah banyak yang mau ikut... semoga kuotanya penuh sehingga aku tak perlu ikut karena sesungguhnya tiap kali harus ikut retret hati ini sungguh was-was, terutama jika salah satu pembicara retretnya adalah ko Philip karena setahuku ko Philip merupakan salah satu pendeta favorit cece. Dulu cece menyukai para pendeta yang peka dan hampir tiap minggu dia mengundang hamba-hamba Tuhan yang peka untuk memberkati usaha dan keluarganya. Cece merupakan mantan bosku yang kontaknya sudah kublokir untuk mencegah bangkitnya setan Ifrit dari dalam diriku alias untuk menghindari perselisihan.

Ouch, tiap kali pergi retret aku ikut bus dan tiap kali hendak naik bus aku harus celingukan... toleh kanan, kiri, depan, belakang, atas, bawah, diagonal, horisontal, vertikal... segala arah dech karena aku khawatir akan berjumpa dengan pemilik bus tersebut. Bayangkan saja ada ribuan orang di gereja tetapi bisa-bisanya aku dipertemukan kembali dengan orang-orang yang tak pernah kuimpikan. Maka, sekalipun aku yakin pemilik bus akan naik mobil pribadinya, tetap saja aku harus waspada karena hal-hal tak terduga mungkin saja terjadi seperti waktu-waktu itu.

Dulu setelah pertemuan pertamaku dan cece sekeluarga di gereja, aku mengirimkan email kepada mereka untuk memperjuangkan hakku. Lantas teman-teman perjuanganku saat itu memberitahuku bahwa mereka marah dan cece mengatakan bahwa aku ini kurang ajar karena semua dikirimi email padahal sebenarnya saat itu yang kukirimi email hanya cece, suaminya, dan 3 orang keuangan sedangkan bagian operasional tidak kuemail. Lalu bagaimana jadinya jika si kurang ajar ini ketahuan naik bus mereka? Apa masih bisa punya harga diri?

Ps. Philip Mantofa: "Gereja bisa berkembang karena Tuhan yang memberikan pertumbuhan. Jadi, bukan karena persepuluhan jemaat. Namun, kita bersama-sama memberikan persepuluhan untuk mencegah timbulnya keserakahan..."
He set me free
Aha... bukan aku yang berinisiatif memakai bus mereka. Jadi, aku naik bus mereka karena Tuhan. Sekalipun aku naik bus mereka, aku juga tidak naik secara cuma-cuma tetapi aku sudah membayarnya terlebih dahulu secara kontan. Jadi, si kurang ajar ini masih bisa lha mengangkat muka di depan mereka sehingga maluku tak perlu pindah ke Surabaya. ^_^

Namun, hal itu telah lama berlalu dan semua teman seperjuanganku juga sudah meninggalkan mereka karena tidak tahan dengan perkataan kasar suaminya. Jadi, mudah-mudahan saja mereka sudah sadar dan memutuskan kembali ke kasih mula-mula. Hmmm... bagaimana jika mereka belum sadar jua? Ya, mudah-mudahan saja aku tidak berjumpa lagi dengan mereka.

Ps. Philip Mantofa: "Ada orang yang doanya selalu menuntut diberi jodoh. Jangan menuntut... berserahlah kepada Tuhan. Tuhan tahu apa yang kamu butuhkan."
ihihihihi... hehehe.... senangnya hati ini jika semua pendeta mengatakan hal semacam itu. Tenang saja aku tidak tertarik untuk menuntut hal semacam itu karena kebebasan adalah bagian dari hidupku. Namun, ada kalanya aku seakan menerima janji Tuhan yang bikin ngeri hingga air mata pun tak henti bercucuran dengan derasnya. Hiks.hiks.hiks... aku tidak mau Bapa... itu bisa menjadi masalah baru di dalam hidupku yang tenang ini.
Filipi 4:19 Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.
Ouw... tak terbayang olehku jika aku harus kehilangan kebebasanku dengan tunduk kepada suatu otoritas yang jalan-jalannya tak terselami. Namun, hingga kini setidaknya belum ada tanda-tanda akan penggenapan janji itu sehingga kemungkinan besar saat itu aku salah dengar karena hati sedang tercemar. ^_^ Kini, tenanglah hai jiwaku.
Good Night, Sweet Dream, Baby Sleep

Oleh karena itu, aku tidak suka perkataan pendeta yang minggu lalu. Impian kebahagiaan tiap orang itu berbeda-beda lho. Jangan samakan dengan diri sendiri. Jika diri kita bahagia dengan cara A, bukan berarti semua orang pasti ingin bahagia dengan cara A. Jika ingin bahagia dengan cara B, apa salahnya? Mereka yang sudah enak sendiri kenapa tidak boleh? Tak perlu sirik lha melihat kaum single happy. Sirik tuh tanda tak mampu hidup sendiri... ihihihihi...

SINGLE HAPPY
Mereka bilang aku pemilih dan kesepian, terlalu keras menjalani hidup, beribu nasehat dan petuah yang diberikan berharap hidupku bahagia.
Reff: Aku baik-baik saja menikmati hidup yang aku punya, hidupku sangat sempurna, I'm single and very happy. Mengejar mimpi-mimpi indah, bebas lakukan yang aku suka, berteman dengan siapa saja, I'm single and very happy.
Mereka bilang sudah saatnya karena usia untuk mencari sang kekasih hati. Tapi kuyakin akan datang pasangan jiwaku pada waktu dan cara yang indah. (back to reff)
Waktu terus berjalan tak bisa kuhentikan, kuinginkan yang terbaik untuk hidupku. (back to reff)

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.