Catatan Ibadah ke-2 Minggu, 14 Februari 2016
Sekitar tahun 2009 ada
pula teman pria Katolik yang berkata: "Kamu
itu cepatlah menikah karena semakin
berumur resiko melahirkan akan semakin meningkat." Lantas kujawab:
"Ah, belum tentu. Lihatlah Rahel
yang meninggal pada usia muda setelah melahirkan dan lihatlah Sara yang tetap
hidup setelah melahirkan pada usia lanjut."
Kejadian 35:16, 18 Sesudah itu berangkatlah mereka dari Betel. Ketika mereka tidak berapa jauh lagi dari Efrata, bersalinlah Rahel, dan bersalinnya itu sangat sukar. Dan ketika ia hendak menghembuskan nafas — sebab ia mati kemudian — diberikannyalah nama Ben-oni kepada anak itu, tetapi ayahnya menamainya Benyamin.
Kejadian 21:6-7 Berkatalah Sara: "Allah telah membuat aku tertawa; setiap orang yang mendengarnya akan tertawa karena aku." Lagi katanya: "Siapakah tadinya yang dapat mengatakan kepada Abraham: Sara menyusui anak? Namun aku telah melahirkan seorang anak laki-laki baginya pada masa tuanya."
Lantas temanku berkata: "Kalau begitu, menikahlah supaya ada
yang mengantar jemput kamu." Jawabku: "Kalau cuma butuh diantar jemput, cari sopir saja lha".
Katanya: "Kalau sopir, harus
dibayar." Timpalku: "Emangnya
suami nggak minta 'dibayar'? Mana ada suami yang mau antar jemput doank tanpa
dikasih apapun." Lanjutnya: "Kalau tidak menikah, nanti semakin tua
semakin tidak ada temannya" . Jawabku: "Belum tentu. Tetanggaku ada yang tetap single hingga tua dan
temannya tetap banyak kok."
Kemudian karena kehabisan
kata-kata dia berkata: "Kalau begitu, kamu jadi suster saja" . Jawabku: "Maunya begitu seandainya suster bisa bebas berpakaian karena aku
tidak bisa hidup dengan 1-2 warna doank. Selain itu, aku belum baptis Katolik.
Mana bisa menjadi suster?" Dia langsung berkata: "Ya, baptis saja" tetapi saat itu aku berkata: "Tidak bisa... harus ikut katekumen
(pelajaran pra-baptis) dulu lalu nanti harus cari wali baptis karena ortuku
belum Katolik" . Akhirnya dia hanya berkata: "Itu mudah. Baptis sana."
Hahaha... ternyata mudah
membuatnya mengalihkan bahan pembicaraan. Kini aku sudah baptis Kristen dan
semakin tak tertarik untuk baptis Katolik. Maaf
dech, aku terpanggil menjadi Kristen.
Selanjutnya, di pesta
pernikahan teman seringkali ada yang bertanya: "Kapan nyusul?"
Jawab saja: "Kapan-kapan"
atau "Nanti kalau sudah siap"
. Lalu pasti ditanya: "Kapan
siapnya? Umur berapa sekarang?" Dengan asal-asalan jawab saja: "Mau tahu saja... lagipula umur tidak menentukan tingkat kesiapan
seseorang. Umur itu hanya angka."
Namun, ada kalanya jengah
juga dengan pertanyaan seperti itu. Kok mereka bersikap seolah-olah pernikahan
adalah suatu kewajiban padahal itu adalah hak. Namanya hak tentulah boleh diklaim, boleh tidak. Kalau lagi kesal
kepada mereka, rasanya aku ingin balas bertanya kepada mereka di rumah duka
atau tempat pemakaman: "Kapan
nyusul?" Hehehe... untunglah
suara hatiku masih menjagaku melakukan pembalasan.
Ada pula yang berkata: "Kalau kamu tidak menikah, nanti ketika
tua ikut siapa? Siapa yang akan menjagamu?" Jawab saja: "Ya...
ikut Tuhan. Tuhan-lah yang akan menjagaku. Lihatlah pasangan itu yang sudah
lama menikah tetapi belum dikaruniai anak. Jadi, menikah pun belum tentu punya
anak. Lalu lihatlah emak A yang merasa kesepian di masa tua. Meskipun dia punya
belasan anak tetapi pada masa tua tak seorang pun anaknya mau menemaninya.
Lihatlah pula emak B yang single hingga masa tua tetapi tidak kesepian karena
anak angkatnya mau tinggal bersamanya dan memperlakukan dia seperti ibu kandung
sendiri. Jadi, buat apa mengkhawatirkan
hari tua?"
Kemudian ada Ai yang
berpesan: "Nanti kalau Ai meninggal,
tolong kamu jaga koko sepupumu karena dia kan bisu tuli dan tidak mungkin
menikah". Ah, aku hanya bisa jawab: "Ya... tapi aku juga belum tentu hidup lebih lama daripada Ai.
Siapa bilang bahwa orang tua akan meninggal lebih dulu? Lihatlah beberapa koko
sepupuku telah meninggal pada usia muda. Ya, kalau aku masih hidup, mungkin aku
bisa bantu. Namun, kalau aku meninggal lebih dulu daripada Ai, bagaimana?
Sudahlah tak usah khawatir. Pasti ada
lha yang menjaganya."
0 komentar:
Post a Comment