Catatan Ibadah ke-1 Minggu 2
Oktober 2016
Sepulang dari gereja di televisi tersiar berita bahwa beberapa santri
diminta bayar Rp2,5juta agar dapat bergabung di padepokan Kanjeng Dimas Taat
Pribadi.
¤: Masuk padepokan bayar Rp2,5juta?
■ : Dimana-mana ya bayar... tak ada yang gratis. Masuk vihara bayar, masuk
gereja ya bayar.
¤: Masuk gereja itu memberi secara sukarela.
■: Lihat saja emakmu. Meskipun tidak ke gereja, dia tetap
didatangi pendeta agar bayar persepuluhan padahal dia tidak bekerja. Mana dia
punya penghasilan?
¤: Masuk gereja itu memberi secara sukarela.
Karena tak pandai berbicara, rasanya aku mau kabur saja daripada bicara
sia-sia. Eh, tiba-tiba teringat cerita pendeta tentang William Colgate pemilik
pasta gigi Colgate. Tapi, pendeta siapa ya yang pernah cerita ini? Huff...
Pengkhotbah 11:4 Siapa senantiasa
memperhatikan angin tidak akan menabur; dan siapa senantiasa melihat awan tidak
akan menuai.
¤: Emak selalu diberi engku. Itulah penghasilannya. Persepuluhan itu bertujuan mencegah sifat serakah. Dulu Colgate
selalu bayar persepuluhan sejak gajinya masih $1. Akhirnya dia semakin
diberkati hingga mendirikan perusahaan odol Colgate. Ketika dia sukses, dia berikan 90% untuk Tuhan lewat gereja dan
dia hidup dari 10%nya saja.
■: Tapi, saudaranya pak Y bangkrut karena selalu beramal.
¤: Itu ujian.
■: Selalu bilang ujian. Gereja bilang ujian. Vihara bilang ujian.
¤: Ya. Saat ujian, yang penting sikap hatinya: menyalahkan Tuhan atau
tidak.
■: Itu pak D menyumbang Rp10.000,- dan berharap jadi kaya tetapi tidak juga
kaya.
¤: Itu nggak benar. Kalau memberi, ya jangan harap kembali.
■: Berarti nggak masalah ke gereja atau ke vihara, yang penting jaga hati.
¤: Iya... yang penting sikap hatinya benar.
Hahaha... apa dia belum mengetahui bahwa Tuhan menanamkan hukum-Nya dalam
bentuk hati nurani? Apa dia juga belum mengetahui bahwa Tuhan bisa berbicara
dari hati ke hati? Hahaha... biarkan dia menjaga hati. Ntar Tuhan akan
berbicara sendiri kepadanya.
Mazmur 138:8 TUHAN akan menyelesaikannya bagiku! Ya TUHAN, kasih setia-Mu untuk selama-lamanya; janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu!
KASIH
SETIA-MU
Kasih setia-Mu yang kurasakan
Lebih tinggi dari langit biru. Kebaikan-Mu yang t'lah Kau nyatakan Lebih dalam
dari lautan.
Berkat-Mu yang telah kuterima
Sempat membuat 'ku terpesona. Apa yang tak pernah kupikirkan, Itu yang Kau
sediakan bagiku.
Chorus:
Siapakah aku ini Tuhan Jadi biji mata-Mu. Dengan apakah kubalas Tuhan Selain
puji dan sembah Kau.
Ending:
Dengan apakah kubalas Tuhan Selain puji dan sembah Kau.
0 komentar:
Post a Comment