Catatan Ibadah ke-3 Minggu 1 Mei 2016
Ps.Philip Mantofa: "Jangan bermain jalangkung karena saya temukan ada orang yang selalu berpikir untuk bunuh diri setelah memanggil jalangkung."
Ketika aku masih di
asrama (sekitar kelas 5 SD), salah seorang kakak asramaku (ce Lilik) bermain jalangkung di kamar tengah pada
malam hari. Aku tak melihat permainannya tetapi kala itu terdengar
kepanikan di kamar tengah dan kamar besar karena semua lampu mendadak mati. Beberapa
anak turun ke kamar suster untuk melapor dan meminta bantuan.
Kami yang belum tidur
juga sempat mendengar kucing mengeong di
luar jendela kamar. Ada yang mengatakan bahwa itu kucing hitam. Karena kami
berada di lantai 2, kami pun berpikir bahwa kucing tidak mungkin bisa naik
sehingga kami pun merasa takut. Penjaga kamar pun meminta kami segera tidur.
Iiiih... karena tempat tidurku tak jauh dari lemari yang dilengkapi cermin
panjang, aku pun berusaha tidur dengan mengarahkan wajahku kepada temanku agar
tidak melihat bayangan apapun di dalam cermin.
Keesokan harinya beberapa
anak yang memanggil suster mengatakan bahwa pada malam itu di halaman asrama
yang gelap mereka melihat seorang wanita
Belanda dengan punggung berlubang keluar dari pohon setan alias pohon kecik
yang sudah amat tua. Romo pun datang ke asrama puteri untuk memercikkan air
suci ke berbagai tempat.
Pada hari Minggu kami ke
kapel lalu romo membahas kejadian tersebut di depan anak-anak asrama putera dan
puteri. Katanya: "Kalau percaya kepada Yesus, mengapa kalian takut? Bahkan, suster pun juga ketakutan hingga
meminta saya ke asrama puteri untuk menyucikan. Jangan takut."
Hah... bagaimana mungkin
tidak takut? Tampaknya romo tidak melihat sendiri kejadian tersebut. Malam itu
suasananya benar-benar gelap dan mencekam. Nah, sejak saat itu tak ada lagi yang berani bermain jalangkung di asrama.
Bagaimana dengan ce Lilik? Entahlah... sepertinya dia baik-baik saja saat itu.
Namun, hingga kini aku tak pernah bertemu dia lagi semenjak dia meninggalkan
asrama. Semoga dia tetap baik-baik saja.
JURU SELAMATKU
Walau ku harus berjalan dalam lembah
kekelaman, Perlindungan-Mu oh Tuhan Nyatalah bagi hidupku.
Tiada pernah sedetikpun, Tiada
pernah Kau tinggalkan, Sungguh mulia dan sempurna, Hanya Kaulah yang disembah.
Yesus Engkau Juru selamatku. Dalam
janji-Mu kemenanganku. Selamanya 'kan kunyatakan Besar setia-Mu Tuhan di
hidupku.
0 komentar:
Post a Comment