Sejak muda (18 tahun) ko Philip telah
berkomitmen untuk hidup berbeda dari cara dunia dalam hal memilih pasangan
hidup. Karena ingin menjadi prianya Tuhan dan ayah yang baik, dia pun
memutuskan hanya sekali berpacaran lalu menikah. Dia tidak mau bergonta-ganti pacar seperti
kebanyakan orang seusianya. Maka, anak-anaknya tidak akan berkata: "itu mantan pacar papa" karena
ko Philip tidak punya mantan pacar. Isterinya juga tidak punya mantan pacar.
Namun, bila kalian sudah 7 kali pacaran,
belum terlambat untuk menjadi prianya Tuhan. Pastikan pacar ke-8 merupakan
pacar terakhirmu. Jangan bergonta-ganti pacar karena pasti akan ada hati yang tersakiti. Jika
berpacaran, pastikan sudah siap menjadi ayah yang berkomitmen bagi keluarga. Pastikan setiap anak mendapatkan kasih
sayang yang sama besar dari ayahnya.
Namun, banyak generasi muda kehilangan
figur seorang ayah karena banyak 'ayah kebetulan' yang hanya sekedar menjadi
'ayah sperma' atau 'ayah biologis' tetapi tidak punya komitmen sebagai ayah. Hal ini tidak terkecuali pendeta karena ada beberapa
pendeta yang mengorbankan anak-anaknya di atas mezbah pelayanan. Mereka bagus
dalam melayani di gereja tetapi anak-anaknya tidak diperhatikan padahal lebih baik kehilangan karir daripada kehilangan anak. Jadilah prianya Tuhan
dengan menjadi ayah yang bertanggung jawab seperti Ayub.
Ayub 1:1 Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.
Ayub merupakan seorang ayah yang membangun
kehidupan rohaninya dengan baik. Masalah terbesar dalam rumah tangga pada
dasarnya disebabkan oleh kehidupan rohani seorang ayah. Seorang ayah harus bertanggung
jawab atas
kerohanian keluarganya. Jangan beralasan tidak bisa berkhotbah karena bisa
menggunakan bahasa rumah untuk menjelaskan nilai-nilai kebenaran kepada setiap
anggota keluarga.
Ayub 1:2-3 Ia mendapat tujuh anak laki-laki dan tiga anak perempuan. Ia memiliki tujuh ribu ekor kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus pasang lembu, lima ratus keledai betina dan budak-budak dalam jumlah yang sangat besar, sehingga orang itu adalah yang terkaya dari semua orang di sebelah timur.
Mendapat berkaitan dengan kasih karunia
yang ada pada kita, sedangkan memiliki berkaitan dengan harta benda yang bisa
hilang. Berbahagialah dengan apa yang
kamu dapat. Jangan terlalu fokus mengejar kepemilikan harta hingga
mengabaikan semua yang telah kamu dapat.
Yohanes 10:10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Ayat tersebut berkaitan dengan hubungan,
bukan harta. Harta hilang masih bisa dicari tetapi kehilangan hubungan dapat
menimbulkan penyesalan. Jangan salah menetapkan prioritas.
Matius 16:26 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
Ayub 1:4 Anak-anaknya yang lelaki biasa mengadakan pesta di rumah mereka masing-masing menurut giliran dan ketiga saudara perempuan mereka diundang untuk makan dan minum bersama-sama mereka.
Ayub merupakan orang yang kaya raya dan
memiliki banyak pegawai. Dia pasti sangat sibuk dengan bisnisnya tetapi dia
tetap meluangkan waktu untuk 10 anaknya sehingga mereka pun sukses hingga
sering mengadakan pesta. Ini bukan pesta yang tidak benar karena saudara
perempuan juga diundang. Kalau anak lelaki mau pesta yang tidak benar, biasanya
tidak mengundang saudara perempuan agar tidak diadukan kepada orang tua. Jadi,
Ayub merupakan seorang ayah yang berhasil.
Ayub 1:5 Setiap kali, apabila hari-hari pesta telah berlalu, Ayub memanggil mereka, dan menguduskan mereka; keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Ayub, lalu mempersembahkan korban bakaran sebanyak jumlah mereka sekalian, sebab pikirnya: "Mungkin anak-anakku sudah berbuat dosa dan telah mengutuki Allah di dalam hati." Demikianlah dilakukan Ayub senantiasa.
MEMANGGIL. Seorang ayah harus menyediakan waktu yang berkualitas bagi setiap
anaknya. Masing-masing anak harus dipanggil secara pribadi seperti dokter
memanggil pasiennya satu per satu karena masing-masing anak berhak mendapatkan
perhatian yang sama besar dari ayahnya. Seorang anak yang hanya diberi materi
tanpa perhatian, akan cenderung menjadi anak yang nakal atau bermasalah.
MENGUDUSKAN. Seorang ayah harus menanamkan nilai-nilai kebenaran kepada
anak-anaknya. Jika jarang berkomunikasi dengan anak-anak, tentulah sulit
menanamkan nilai karena bisa langsung ditolak. Namun, jika seorang ayah selalu
menyediakan waktu bagi anak-anaknya, tentu mudah menanamkan nilai kepada mereka. Selain menyediakan
waktu bagi keluarga, pria juga harus mengisi dirinya dengan firman Allah agar
tidak salah menanamkan nilai.
MEMPERSEMBAHKAN. Doakan anak-anak satu per satu seperti Ayub menguduskan
masing-masing anaknya (secara retail / bukan grosir). Doakan mereka agar
terhindar dari segala yang jahat, takut akan Tuhan, memperoleh hikmat,
menghasilkan buah yang baik, selalu diteguhkan oleh kuasa Tuhan, memiliki
kesabaran dan ketekunan yang besar, sehat dan penuh sukacita, serta senantiasa
mengucap syukur.
0 komentar:
Post a Comment