Sunday, June 29, 2014

Hari Ke-4: Ada Hal yang Lebih Besar Dalam Hidup Dibandingkan yang Sekarang

Renungan Hari ke-4 dari Buku 'Purpose Driven Life' ~ Rick Warren (Untuk Apa Aku Ada di Dunia Ini)

"Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya." (1 Yohanes 2:17)

Karena aku diciptakan untuk kekekalan, hal apakah yang harus kuhentikan dan hal apakah yang harus aku mulai lakukan hari ini?

Sinyo Kaya nan Muram

Ini hari pertamaku bekerja. Jadi, aku diajak berkeliling untuk berkenalan dengan rekan-rekan sekerjaku. Satu per satu kujabat tangan mereka dengan tersenyum dan tiap orang merespon dengan senyumannya pula.

Lalu tibalah aku di sebuah ruangan yang cukup besar. Di sinilah aku berkenalan dengan seseorang yang menggugah hatiku, bukan karena penampilannya melainkan karena ekspresi wajahnya. Aku tak paham merek pakaian yang dia kenakan, aku tak paham merek arlojinya, aku tak paham merek sepatunya, aku pun tak paham aroma parfum yang dia tebarkan, tetapi aku tak peduli dengan semua itu.

Hatiku Percaya kepada Tuhan
Ketika kujabat tangannya, aku hanya mempedulikan ekspresinya yang kosong tanpa senyuman seakan-akan dia sedang menanggung beban hidup yang teramat sangat berat.
Hatiku mulai bertanya-tanya: "Apa yang dia alami? Beban macam apa yang harus dipikulnya? Apakah dia harus bekerja ekstra keras demi membiayai orang tua atau adiknya? Apakah dia punya banyak hutang atau mengalami krisis keuangan? Apa yang membuatnya seperti ini hingga tak bisa merespon senyumku seperti rekan-rekan lainnya?"

Setelah meninggalkan ruangan itu tiba-tiba rekan yang mengantarku berkeliling berkata: "Yang duduk di tengah tadi adalah anaknya bos."
"Hah, masa sich?" tanyaku tak percaya karena pikirku anak orang kaya seharusnya bisa bahagia dengan segala kelebihannya melebihi orang-orang tak punya. Namun, agar rekanku tak sempat bertanya-tanya tentang keraguanku, aku buru-buru bertanya: "Kalau dia anak bos, kenapa tidak diberi kantor khusus dan harus bergabung dengan karyawan biasa? Jabatannya apa?"
Rekanku segera merespon sesuai harapan. Dia menjawab: "Itu hanya sementara. Nantinya dia dapat ruangan sendiri dan dia akan menggantikan manajer X yang telah mengundurkan diri."

Nah, sejak saat itulah aku terpanggil untuk melihat senyum si sinyo karena bagaimanapun juga hati yang gembira akan menjadi obat yang ajaib. Namun, ini bukan tugas yang mudah. Tiap kali berpapasan dengannya dia selalu menundukkan kepala seperti paman Gober yang sedang mencari uang receh sehingga aku gagal membuatnya tersenyum.

Lalu aku menanyakan caranya kepada Tuhan dan tak lama kemudian Tuhan bukakan jalan yang tak bisa ditutup oleh siapapun termasuk dirinya. Kantor ada di lantai 2, mesin absen ada di lantai 1. Hari itu aku pulang tepat waktu dan telah berdiri di dekat mesin absen sambil menunggu mobil jemputan.

Selagi menunggu aku melihat sinyo sedang menuruni tangga dari lantai 2. Karena dia tak mungkin turun sambil menengadah ke atas, mau tak mau dia melihatku tersenyum kepadanya hingga dia salah tingkah dan akhirnya ikut tersenyum. Kemudian perlahan tapi pasti dia mulai bisa tersenyum dan berjalan dengan mantap tanpa menundukkan kepalanya lagi. 'Berhasil... Berhasil... Hore! Di dalam Tuhan ada kemenangan.'


Lirik Lagu: 'Tiada yang Mustahil' (http://youtu.be/HmhLeeAJurA)
Roh Kudus hadir di sini, mengalir di Bait Suci,
perkara ajaib pun terjadi, kuasa mujizat nyata,
kar'na Roh Allah sedang bekerja.

Tiada yang mustahil dan tiada yang sukar, bila Roh Allah turut bekerja,
tiada yang mustahil bagi orang percaya,
kar'na Roh Allah turut bekerja di antara kita.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.