"Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya." (1 Yohanes 2:17)
Karena aku diciptakan untuk kekekalan, hal apakah yang harus kuhentikan dan hal apakah yang harus aku mulai lakukan hari ini?
Sinyo Kaya nan Muram
Ini hari
pertamaku bekerja. Jadi, aku diajak berkeliling untuk berkenalan dengan
rekan-rekan sekerjaku. Satu per satu kujabat tangan mereka dengan tersenyum dan
tiap orang merespon dengan senyumannya pula.
Lalu tibalah aku
di sebuah ruangan yang cukup besar. Di sinilah aku berkenalan dengan seseorang
yang menggugah hatiku, bukan karena penampilannya melainkan karena ekspresi
wajahnya. Aku tak paham merek pakaian yang dia kenakan, aku tak paham merek
arlojinya, aku tak paham merek
sepatunya, aku pun tak paham aroma parfum yang dia
tebarkan, tetapi aku tak peduli dengan semua itu.
Ketika kujabat
tangannya, aku hanya mempedulikan ekspresinya yang kosong tanpa senyuman
seakan-akan dia sedang menanggung beban hidup yang teramat sangat berat.
Hatiku mulai
bertanya-tanya: "Apa yang dia alami?
Beban macam apa yang harus dipikulnya? Apakah dia harus bekerja ekstra keras
demi membiayai orang tua atau adiknya? Apakah dia punya banyak hutang atau mengalami
krisis keuangan? Apa yang membuatnya seperti ini hingga tak bisa merespon
senyumku seperti rekan-rekan lainnya?"
Setelah
meninggalkan ruangan itu tiba-tiba rekan yang mengantarku berkeliling berkata: "Yang duduk di tengah tadi adalah
anaknya bos."
"Hah, masa sich?" tanyaku tak percaya karena pikirku anak orang kaya seharusnya bisa
bahagia dengan segala kelebihannya melebihi orang-orang tak punya. Namun, agar
rekanku tak sempat bertanya-tanya tentang keraguanku, aku buru-buru bertanya: "Kalau dia anak bos, kenapa tidak
diberi kantor khusus dan harus bergabung dengan karyawan biasa? Jabatannya
apa?"
Rekanku segera
merespon sesuai harapan. Dia menjawab: "Itu
hanya sementara. Nantinya dia dapat ruangan sendiri dan dia akan menggantikan manajer X yang telah mengundurkan diri."
Nah, sejak saat
itulah aku terpanggil untuk melihat senyum si sinyo karena bagaimanapun juga hati yang gembira akan menjadi obat yang
ajaib. Namun, ini bukan tugas yang mudah. Tiap kali berpapasan dengannya
dia selalu menundukkan kepala seperti paman Gober yang sedang mencari uang
receh sehingga aku gagal membuatnya tersenyum.
Lalu aku
menanyakan caranya kepada Tuhan dan tak lama kemudian Tuhan bukakan jalan yang tak bisa ditutup oleh siapapun termasuk
dirinya. Kantor ada di lantai 2, mesin absen ada di lantai 1. Hari itu aku
pulang tepat waktu dan telah berdiri di dekat mesin absen sambil menunggu mobil
jemputan.
Selagi menunggu
aku melihat sinyo sedang menuruni tangga dari lantai 2. Karena dia tak mungkin
turun sambil menengadah ke atas, mau tak mau dia melihatku tersenyum kepadanya
hingga dia salah tingkah dan akhirnya ikut tersenyum. Kemudian perlahan tapi
pasti dia mulai bisa tersenyum dan berjalan dengan mantap tanpa menundukkan
kepalanya lagi. 'Berhasil... Berhasil...
Hore! Di dalam Tuhan ada kemenangan.'
Lirik Lagu: 'Tiada yang Mustahil' (http://youtu.be/HmhLeeAJurA)
Roh Kudus hadir di sini, mengalir di Bait Suci,
perkara ajaib pun terjadi, kuasa mujizat nyata,
kar'na Roh Allah sedang bekerja.
Tiada yang mustahil dan tiada yang sukar, bila Roh
Allah turut bekerja,
tiada yang mustahil bagi orang percaya,
kar'na Roh Allah turut bekerja di antara kita.
0 komentar:
Post a Comment