Sunday, July 29, 2018

Bebas dari Penjara - Pdt. Victor Daud F.

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 29 Juli 2018

Kali ini kita perlu menghadap Tuhan dengan sukacita karena biasanya kita berdoa dengan muka jelek. Apa kalian selalu menyikat gigi setiap pagi? Tentunya kita tidak lupa melakukannya. Jika tidak, tentu akan menimbulkan urapan baru dan kasihan orang-orang di sekitar kita. Namun, ada hal lain yang juga sama pentingnya agar kita berhasil dan beruntung.
Yosua 1:8 Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.

Sikat gigi pertama kali ditemukan di dalam penjara oleh seorang napi. Dia membuatnya dari tulang yang diberi bulu babi. Lalu penemuannya diketahui dan dikembangkan oleh perusahaan besar dan terkenal pada masa itu sehingga napi itu menjadi terkenal pula dan kaya raya. Jadi, sekalipun dia di penjara, pikirannya tidak dipenjara. Namun, kita yang tidak dipenjara, seringkali hidup seperti di penjara. Kita sering hidup di dalam penjara tidak mungkin, penjara tidak bisa, penjara tidak mau, dan penjara tidak berani. Padahal, Tuhan sudah menyediakan kemenangan bagi kita untuk keluar dari penjara apapun.

Tuhan bekerja menurut waktu-Nya. Ketika Yesus diminta ibu-Nya untuk mengubah air menjadi anggur saat pesta pernikahan di Kana, Dia mengatakan bahwa waktunya belum tiba. Seandainya sekarang pendeta ditelepon jemaat yang sedang sakit lalu menjawab: "Tunggu tiga hari lagi", pastilah jemaat marah. Namun, dulu Yesus melakukan hal itu. Ketika Yesus dikabari bahwa Lazarus sakit, dia malah tidak langsung ke sana sehingga Lazarus mati. Yesus justru baru ke sana setelah Lazarus mati.
Yohanes 11:5-6 Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus. Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada;
Yohanes 11:14-15 Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: "Lazarus sudah mati; tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya."

Di Makasar pak Victor didatangi oleh seorang oma yang duduk di kursi roda. Oma ini mengatakan bahwa dia ingin berjalan sehingga pak Victor berkata kepadanya: "Jika mau berjalan, ya berjalanlah" karena dia tahu bahwa waktu itu merupakan waktu Tuhan baginya. Namun, oma itu malah berkata: "tidak mungkin ..." Pak Victor pun meyakinkan oma bahwa tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan. Maka, oma mulai berjalan dan dia sangat senang.

Ketika pak Victor masih muda dan belum pernah pelayanan, dia meminta kepada Tuhan agar bisa menyembuhkan orang sakit. Maka, suatu hari Tuhan berkata kepadanya: "Pergilah ke RKZ kamar nomer 48 dan temui bapak Hamzah." Namun, dia ketakutan sehingga tidak ke sana dan berdoa lagi dengan harapan Tuhan berbicara lagi. Kemudian kakaknya mengetuk pintu kamarnya. Ketika pintu dibukakan, kakaknya menyodorkan secarik kertas sambil berkata: "Doakan tetangga temanku karena dia sedang sakit. Aku tahu kamu sedang berdoa." Pak Victor pun mengambil kertas itu lalu kembali berdoa. 

Di tengah-tengah doa pak Victor diminta Roh Kudus untuk membuka kertasnya. Pak Victor tidak mengenal teman kakaknya apalagi tetangganya. Namun, di kertas itu tertulis: "Bapak Hamzah, RKZ nomer 48." Akhirnya pak Victor pun ke RKZ. Hehehe... karena ada firman, dia menjadi berani. Berani tanpa firman, tak ada gunanya. Kita harus berani dan dilengkapi firman pula.

Ketika tiba di RKZ kamar nomer 48, pak Victor langsung bertanya: "Bapak Hamzah?" lalu bapak itu mengangguk. Dia juga menyapa isteri pak Hamzah dan langsung berbicara panjang lebar sekitar 20 menit untuk menyampaikan doa dan firman. Setelah dia selesai berbicara, mereka bertanya: "Nak, kamu ini siapa?" tetapi ini tidak penting. Bahkan, mereka mengatakan bahwa mereka bukan orang Kristen.
Meskipun demikian, Yesus mengasihi semua orang. Ketika menyembuhkan orang sakit, Yesus tidak menanyakan agama atau gereja kita. Yesus adalah Tuhan bagi semua orang. Setelah mendoakan kesembuhannya, pak Victor baru terpikir untuk bertanya: "Apa penyakitnya?" Bapak tersebut menunjukkan perutnya yang ditumbuhi tumor dan dagingnya seperti bikang yang pecah lalu di pecahan itu ada ulatnya. 

Pak Victor berpikir: "Gawat. Mengapa sakitnya tumor? Mengapa bukan flu atau keseleo?" Namun, Tuhan berkata kepadanya: "Tiada yang mustahil bagi Tuhan." Kata-kata itu pun disampaikan kepada pak Hamzah dan isterinya sekalipun kata-kata tersebut sebenarnya ditujukan Tuhan untuk pak Victor. Ucapkan saja firman yang kita dapat agar terjadi. Lalu pak Victor segera mendoakan kesembuhan bapak itu dalam nama Yesus lalu buru-buru pergi sebelum terjadi sesuatu kepada pak Hamzah.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.