Ketika aku bercermin di Jumat pagi
itu, tiba-tiba kudengar papa berkata kepada mama: "Sepeda motor hilang. Aku baru saja tabrakan di depan pasar
setelah pulang dari rumah sakit untuk mengambil nomer antrian BPJS. Sepeda
motornya dibawa ke bengkel oleh tukang becak dan aku berjalan mengikutinya
tetapi kehilangan jejaknya. Sepeda motor telah kucari ke beberapa bengkel
tetapi tidak jua ditemukan. Nanti mintalah anak ketiga melapor ke polisi karena
dia yang membawa surat-suratnya. Aku mau kembali lagi ke rumah sakit untuk
kontrol jantung."
Ayub 1:21 katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"
Kemudian mama memberitahuku
semua percakapan mereka yang telah kudengar. Batinku: "Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan. Setidaknya
papa baik-baik saja hingga masih bisa bercerita." Maka, daripada
panik, aku putuskan untuk berdoa pagi seperti biasanya sambil membaca renungan
firman Tuhan. Lalu kutambahkan doa khusus dalam bahasa Roh untuk sepeda motor
tersebut agar segera ditemukan karena sehari-harinya sepeda motor tersebut
digunakan oleh titiku dan tanpa sepeda motor dia akan seperti tanpa kaki.
Selain itu, aku pun belum punya cukup uang untuk membelikannya sepeda motor
baru.
Nah, selesai berdoa aku pun
menyiapkan bekal. Lalu papa menelepon mama dan mengatakan bahwa sepeda motor
telah ditemukan di sebuah bengkel. Ternyata papa sempat bertanya lagi kepada
tukang becak lain pada saat akan ke rumah sakit lagi. Lantas tukang becak itu
menyatakan bahwa sepeda motor papa dibawa oleh temannya dan dia menunjukkan
lokasi temannya. Ealah, rupanya telah
terjadi kesalahpahaman. Papa minta tukang becak mengantar sepeda motor ke
gang 1 tetapi dia tidak menemukan bengkel yang dimaksudkan sehingga dia
membawanya ke bengkel lain. Hehehe... untunglah jika sudah ketemu. Setidaknya
aku hanya perlu mengeluarkan biaya reparasinya.
1 Korintus 10:13 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
Puji Tuhan. Untunglah
kejadiannya hanya beberapa hari sebelum penerimaan THR. Setidaknya THRku lebih
dari cukup untuk memperbaiki sepeda motor tersebut. ^_^ Tuhan mendengar doaku.
Dia cukupkan kebutuhanku. Sungguh tak melebihi batas kemampuanku. ^_^ Bersama
Tuhan selalu ada jalan keluar.
Ketika pulang kerja, aku
bertanya kepada papa: "Papa yang
menabrak atau papa yang ditabrak?" Lalu papa mengatakan bahwa dia yang
ditabrak oleh melijo (tukang sayur) dengan gerobak. Gerobaknya menyenggol
tangannya sehingga dia jatuh dan hanya mendapatkan uang ganti rugi sebesar
Rp100.000,- Sebenarnya papa meminta Rp200.000,- tetapi melijo mengatakan bahwa
dia tidak punya uang.
Ya sudah lha, jika pelakunya melijo,
mana mungkin kami tega menuntut ganti rugi sesuai biaya reparasi yang harus
kukeluarkan. Tangan dan kaki papa mengalami beberapa luka luar dan dia sempat
nyeri dada sebentar karena terkejut dan kelelahan mencari sepeda motor. Namun,
setelah minum obat dan beristirahat, dia pun mengatakan bahwa itu hanyalah
kecelakaan kecil. Oh, yang benar saja... itu sangat mengejutkan... tetapi
syukurlah kini dia bisa beraktivitas normal. ^_^ Ah, lain kali alangkah baiknya
jika dia tak lagi keras kepala dengan menyetir sepeda motor sendiri. Siapa yach
yang bisa menasehatinya?
Ah... aku jadi teringat
perbincangan dengan teman-teman anjemku. Mereka mengatakan bahwa beberapa orang
seringkali masih bisa merasa untung dan selamat sekalipun telah mengalami
sesuatu yang buruk. Lalu seorang ibu bercerita tentang kecelakaan mesin yang
pernah dialaminya. Ketika ibu jarinya hancur karena kurang berhati-hati dengan
mesin di pabrik, dia pun masih bisa berkata: "Untung hanya kehilangan ibu jari dan bukan kehilangan lengan
karena saat itu aku melihat ada orang lain yang kehilangan lengan."
Iya, apapun yang terjadi seharusnya kita selalu menemukan alasan untuk
bersyukur karena semua pencobaan tak akan melebihi batas kekuatan kita.
Tuhan tak mungkin menguji anak TK dengan persoalan mahasiswa. Iya kan?
APAPUN yang TERJADI (Ir. Niko Njotorahardjo)
Apapun yang terjadi di dalam hidupku s'lalu
ku berkata Tuhan Yesus baik. Dalam segala hal yang terjadi tetap ku berkata
Tuhan Yesus baik.
Reff: Kusembah Kau... Kusembah Kau... Tak
dapat ku membalas kasih-Mu. Kusembah Kau... Kusembah Kau Bapa... Kurindu s’lalu
menyenangkan-Mu.
♡ Yesus... Yesus... Kau berarti bagiku.
Yesus... Ye-sus... Kau segalanya bagiku.♡
0 komentar:
Post a Comment