Saturday, June 17, 2017

Ngiiiing... Kebisingan Pertama

Ketika aku bercermin di Jumat pagi itu, tiba-tiba kudengar papa berkata kepada mama: "Sepeda motor hilang. Aku baru saja tabrakan di depan pasar setelah pulang dari rumah sakit untuk mengambil nomer antrian BPJS. Sepeda motornya dibawa ke bengkel oleh tukang becak dan aku berjalan mengikutinya tetapi kehilangan jejaknya. Sepeda motor telah kucari ke beberapa bengkel tetapi tidak jua ditemukan. Nanti mintalah anak ketiga melapor ke polisi karena dia yang membawa surat-suratnya. Aku mau kembali lagi ke rumah sakit untuk kontrol jantung."
Ayub 1:21 katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"
Semua dari Tuhan
Kemudian mama memberitahuku semua percakapan mereka yang telah kudengar. Batinku: "Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan. Setidaknya papa baik-baik saja hingga masih bisa bercerita." Maka, daripada panik, aku putuskan untuk berdoa pagi seperti biasanya sambil membaca renungan firman Tuhan. Lalu kutambahkan doa khusus dalam bahasa Roh untuk sepeda motor tersebut agar segera ditemukan karena sehari-harinya sepeda motor tersebut digunakan oleh titiku dan tanpa sepeda motor dia akan seperti tanpa kaki. Selain itu, aku pun belum punya cukup uang untuk membelikannya sepeda motor baru.

Nah, selesai berdoa aku pun menyiapkan bekal. Lalu papa menelepon mama dan mengatakan bahwa sepeda motor telah ditemukan di sebuah bengkel. Ternyata papa sempat bertanya lagi kepada tukang becak lain pada saat akan ke rumah sakit lagi. Lantas tukang becak itu menyatakan bahwa sepeda motor papa dibawa oleh temannya dan dia menunjukkan lokasi temannya. Ealah, rupanya telah terjadi kesalahpahaman. Papa minta tukang becak mengantar sepeda motor ke gang 1 tetapi dia tidak menemukan bengkel yang dimaksudkan sehingga dia membawanya ke bengkel lain. Hehehe... untunglah jika sudah ketemu. Setidaknya aku hanya perlu mengeluarkan biaya reparasinya.
1 Korintus 10:13 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
Sepeda Motor Rusak
Puji Tuhan. Untunglah kejadiannya hanya beberapa hari sebelum penerimaan THR. Setidaknya THRku lebih dari cukup untuk memperbaiki sepeda motor tersebut. ^_^ Tuhan mendengar doaku. Dia cukupkan kebutuhanku. Sungguh tak melebihi batas kemampuanku. ^_^ Bersama Tuhan selalu ada jalan keluar.

Ketika pulang kerja, aku bertanya kepada papa: "Papa yang menabrak atau papa yang ditabrak?" Lalu papa mengatakan bahwa dia yang ditabrak oleh melijo (tukang sayur) dengan gerobak. Gerobaknya menyenggol tangannya sehingga dia jatuh dan hanya mendapatkan uang ganti rugi sebesar Rp100.000,- Sebenarnya papa meminta Rp200.000,- tetapi melijo mengatakan bahwa dia tidak punya uang.

Ya sudah lha, jika pelakunya melijo, mana mungkin kami tega menuntut ganti rugi sesuai biaya reparasi yang harus kukeluarkan. Tangan dan kaki papa mengalami beberapa luka luar dan dia sempat nyeri dada sebentar karena terkejut dan kelelahan mencari sepeda motor. Namun, setelah minum obat dan beristirahat, dia pun mengatakan bahwa itu hanyalah kecelakaan kecil. Oh, yang benar saja... itu sangat mengejutkan... tetapi syukurlah kini dia bisa beraktivitas normal. ^_^ Ah, lain kali alangkah baiknya jika dia tak lagi keras kepala dengan menyetir sepeda motor sendiri. Siapa yach yang bisa menasehatinya?

Ah... aku jadi teringat perbincangan dengan teman-teman anjemku. Mereka mengatakan bahwa beberapa orang seringkali masih bisa merasa untung dan selamat sekalipun telah mengalami sesuatu yang buruk. Lalu seorang ibu bercerita tentang kecelakaan mesin yang pernah dialaminya. Ketika ibu jarinya hancur karena kurang berhati-hati dengan mesin di pabrik, dia pun masih bisa berkata: "Untung hanya kehilangan ibu jari dan bukan kehilangan lengan karena saat itu aku melihat ada orang lain yang kehilangan lengan."

Iya, apapun yang terjadi seharusnya kita selalu menemukan alasan untuk bersyukur karena semua pencobaan tak akan melebihi batas kekuatan kita. Tuhan tak mungkin menguji anak TK dengan persoalan mahasiswa. Iya kan?

APAPUN yang TERJADI (Ir. Niko Njotorahardjo)
Apapun yang terjadi di dalam hidupku s'lalu ku berkata Tuhan Yesus baik. Dalam segala hal yang terjadi tetap ku berkata Tuhan Yesus baik.
Reff: Kusembah Kau... Kusembah Kau... Tak dapat ku membalas kasih-Mu. Kusembah Kau... Kusembah Kau Bapa... Kurindu s’lalu menyenangkan-Mu.
Yesus... Yesus... Kau berarti bagiku. Yesus... Ye-sus... Kau segalanya bagiku.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.