Saturday, February 25, 2017

Family First: Kegagalan Ayah ~ Pdt. Hengky So

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 26 Februari 2017

Kita harus lebih mengutamakan keluarga daripada bisnis, karir, dan pelayanan agar tidak mengalami kegagalan seperti raja Daud.
1 Raja-raja 1:1 Raja Daud telah tua dan lanjut umurnya, dan biarpun ia diselimuti, badannya tetap dingin.
Ini berarti pada masa tuanya Daud sakit-sakitan. Ini ditulis pada saat Daud berumur 69 tahun dan Daud meninggal pada usia 70 tahun. Pada masa itu seharusnya Daud masih sehat karena dia seorang tentara yang tentunya memiliki tubuh yang terlatih dengan baik. Namun, Daud sakit-sakitan karena ketidaktaatannya kepada Tuhan telah membuatnya mengalami banyak kesukaran hingga dia stress.

Kegagalan raja Daud ada 2, yaitu: gagal menjadi ayah bagi anak-anaknya dan gagal menjadi kepala bagi isteri-isterinya.

A. Daud Gagal menjadi Ayah bagi Anak-anaknya.
Daud stress karena anaknya Amnon (putera mahkota) memperkosa anaknya Tamar (beda ibu). Kemudian Absalom - kakak kandung Tamar menyimpan dendam kepada Amnon hingga membunuhnya. Absalom juga melakukan kudeta dan berupaya membunuh Daud. Ketika Absalom mati, Daud pun menangisinya. Ini berarti telah terjadi miskomunikasi. Daud menyayangi Absalom tetapi Absalom tidak merasakan kasihnya dan bahkan membencinya.
1 Raja-raja 1:5-6 Lalu Adonia, anak Hagit, meninggikan diri dengan berkata: "Aku ini mau menjadi raja." Ia melengkapi dirinya dengan kereta-kereta dan orang-orang berkuda serta lima puluh orang yang berlari di depannya. Selama hidup Adonia ayahnya belum pernah menegor dia dengan ucapan: "Mengapa engkau berbuat begitu?" Ia pun sangat elok perawakannya dan dia adalah anak pertama sesudah Absalom.
Kenapa diam saja padahal kamu tahu?
Daud tidak pernah menegur kesalahan Adonia dan anak-anaknya yang lain. Maka, Adonia juga melakukan kudeta kepadanya. Seandainya anak-anak Daud bisa diwawancarai oleh majalah Tempo atau koran Jawa Pos, mungkin mereka akan mengatakan bahwa mereka kecewa terhadap ayahnya. Daud sukses sebagai raja, pebisnis, dan tentara hingga dielu-elukan bangsa Israel tetapi dia gagal membina keluarganya. Jangan sampai kita dipuji banyak orang tetapi kita dibenci keluarga sendiri. Jika ingin bahagia, didiklah anakmu sesuai Firman Tuhan.
Amsal 29:17 Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.
Efesus 6:4 Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.