Sunday, January 8, 2017

Sifat Kanak-Kanak ~ Pdt.Judy Koesmanto

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 08 Januari 2017

Sifat Kanak-kanak antara lain:
1. EGOIS: selalu memikirkan untung rugi. Padahal, kita tidak akan pernah bisa menghitung kebaikan Tuhan di dalam hidup kita. Selain itu, orang yang hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa sadar akan memandang rendah persembahan bagi Tuhan, seperti anak-anak imam Eli yang mengambil persembahan yang diperuntukkan bagi Tuhan. (1 Samuel 2:12-17)

Pada tahun 1990an ada seorang bendahara di sebuah gereja yang mengambil uang persembahan bagi Tuhan sebanyak Rp5 juta per bulan. Hal ini dia lakukan selama 7 tahun lamanya. Selama itu Tuhan telah berulang kali menegurnya lewat beberapa peristiwa. LPGnya dicuri orang, AC outdoor-nya dicuri orang, tangan anaknya dibacok orang saat mengendarai motor lalu sepeda motornya diambil, anaknya yang terkecil diculik lalu sehari kemudian ditemukan dalam keadaan telah diperkosa. Namun, dia tidak juga bertobat.

Dia baru bertobat dan mengakui segala kesalahannya setelah dia mengalami kecelakaan hingga lumpuh. Kenapa harus menunggu babak belur terlebih dahulu baru mau bertobat? Sebenarnya Tuhan menegur kita agar kita tidak dihukum tetapi ada orang-orang tertentu yang tidak mau ditegur sehingga otomatis menempatkan diri mereka di bawah hukuman.
Yohanes 3:18-19 Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.
Hidup sebagai Anak Terang
2. TRAUMA: hidup dikuasai oleh perasaan, tidak mudah melupakan peristiwa traumatis. Suatu ketika ko Judy dan anak-anaknya bermain di Dufan. Mereka memilih arena permainan yang sepi sehingga tak perlu antri. Eh, ternyata arena permainan ini sepi karena permainannya ekstrim. Mereka diputar-putar dari bawah ke atas dengan cepat padahal mereka takut ketinggian. Akibat hal ini anak perempuannya menjadi trauma dan tak mau lagi bermain di wahana permainan apapun juga.

Perasaan tahun lalu, seperti kemarahan dan kebencian jangan dibawa ke tahun ini agar tidak menghalangi berkat Tuhan. Jika kita boleh menoleh ke masa lalu, itu hanya bertujuan untuk menghitung berkat-berkat-Nya yang sesungguhnya tak akan pernah habis dihitung.

Ada seorang pebisnis yang bangkrut karena ditipu temannya yang telah dipercaya mengelola bisnisnya hingga dia kehilangan Milyaran Rupiah. Dia pun menjual rumah dan harta bendanya untuk membayar hutang perusahaan dan temannya itu kabur entah kemana. Akibatnya pebisnis itu harus tinggal di rumah 4L (Lu Lagi Lu Lagi) karena rumah barunya sangat sempit.

Dia merasa ini tak adil tetapi ko Judy meminta dia mengampuni temannya sesuai Alkitab. Pada awalnya dia keberatan dan marah-marah atas saran ko Judy. Apa salah ko Judy? Dia datang sendiri dan minta saran sendiri. Nah, setelah diberi saran kok malah marah? Namun, akhirnya dia mau mengampuni temannya dan bisnisnya dipulihkan.

Kemudian tanpa sengaja dia bertemu temannya yang mau memberikan pinjaman sehingga dia bisa mendirikan perusahaan lagi dan dia kelola sendiri hingga semakin berkembang. Tak lama berselang dia juga bertemu temannya yang telah menipu dia. Saat itu dia bergumul untuk memberinya syalom atau syandal dan akhirnya dia putuskan untuk memberinya syalom. Teman yang menipunya segera berkata: "puji Tuhan". Penipu itu tidak punya rasa tanggung jawab.

3. TIDAK BERTANGGUNG JAWAB: tidak mau ditegur. Orang yang mau ditegur, tentulah mudah berubah karena dia mau bertanggung jawab atas semua perbuatannya.

4. SUKA MEMAKSAKAN KEHENDAK: mudah kecewa. Banyak orang Kristen datang ke gereja untuk mencari berkat. Ini tidak salah karena kita ke gereja memang untuk diberkati. Namun, jangan berhenti sampai di sini. Orang yang hanya berfokus pada berkat cenderung mudah kecewa kepada Tuhan dan meninggalkan-Nya bila permintaannya tidak dipenuhi.
Lukas 7:30-32 Tetapi orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat menolak maksud Allah terhadap diri mereka, karena mereka tidak mau dibaptis oleh Yohanes. Kata Yesus: "Dengan apakah akan Kuumpamakan orang-orang dari angkatan ini dan dengan apakah mereka itu sama? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan yang saling menyerukan: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.