Catatan Ibadah
ke-1 Minggu 06 November 2016
Hahaha... karena inti suratku tidak berkaitan dengan cinta, tentu saja
hanya chorus-nya yang cocok. Jadi,
tak usahlah mendengarkan lagunya secara utuh. Hehehe... meskipun dia tak mau
dibantu, kuimani bahwa dia pasti membaca emailku sampai titik terakhir karena
mimpiku menyatakan bahwa akhirnya dia akan memandangku. Namun, aku tidak
mengetahui ekspresinya saat membaca email. Aku hanya mengetahui bahwa tiba-tiba
terjadi suatu perubahan.
Hmmm... ini pertama kalinya aku mengirim email panjang lebar kepadanya
dengan mencantumkan nama panggilanku. Sebelum ini aku memang telah mengirimkan
beberapa email singkat yang berisi informasi retreat Fourth Dimension, ayat Alkitab, gambar, dan lagu rohani
untuk menguatkan imannya tetapi semuanya tanpa nama asli.
Namun, benarkah dia baru mengetahui identitasku setelah kukirimi email 'Ingin Hasil Berbeda?' Ouw... tidak...
tampaknya dia telah mengetahui identitasku sejak email pertamaku tentang retreat Fourth Dimension. Saat itu
seseorang tiba-tiba bertanya kepadaku: "Rully,
nama lengkapmu itu siapa? Jong Rully?" Lantas aku segera menjawabnya
seraya bertanya-tanya: "Siapa ya
yang menanyakan nama lengkapku lewat telepon?" Namun, ekspresi wajah si
penanya terkesan tak mungkin mau memberitahuku.
Hohoho... kini semuanya menjadi jelas. Pasti pebisnis itu yang lokasinya
berjarak sekitar 1 jam perjalanan pesawat dariku. Tapi, kenapa dia sampai
penasaran mencari tahu identitas PeriPena padahal aku hanya email informasi retreat? Kemungkinan besar dia temukan
emailku di Google Plus atau mesin
pencari Google lalu dari situ dia
temukan alamat blogku. Nah, dari blogku dia temukan Facebook-ku sehingga dia temukan nama asliku. Lalu dipadukan cerita
yang ada di blogku, dia pun mengetahui wajah pengirim email kaleng (email tanpa
identitas)... hehehe...
Meskipun saat itu dia telah mengetahui ulahku, dia tidak menegurku dan
tidak menanyakan apapun kepadaku. Dia hanya tetap tersenyum dan tatapan matanya
tetap penuh kelembutan. Jadi, kenapa sich orang-orang di sekitarnya memberiku
kesan bahwa dia mudah marah? Padahal, aku melihat Kristus yang lemah lembut dan
ramah di dalam dirinya dan ketakutanku langsung sirna acap kali mengingat
matanya dan senyumnya... hahaha...
MATAMU
- Titi DJ
Dulu aku melihat binar matamu
itu. Gugup ku tak tersenyum, ku tak percaya. Tak pernah ku melihat sepasang
kelembutan, Selembut mata itu haiaiaia...
Kini aku melihat kilau matamu
itu. Lega aku tersenyum dan kupercaya. Dan masih ku melihat sepasang
kehangatan, Sehangat mata itu, indah bersinar berkilauan. Semakin kuat untukku.
Reff: Mata yang paling indah
hanya matamu. Sejak bertemu kurasakan tak pernah berubah. Sinar yang paling
indah dari matamu. Sampai kapanpun itulah yang terindah.
Dulu aku melihat gugup ku tak
tersenyum. Kini aku melihat lega ku tersenyum. Dan masih ku melihat dalamnya
kerinduan, Sedalam mata itu. Selalu bersinar berkilauan, semakin kuat untukku.
Mata yang paling indah hanya
matamu. Sejak bertemu kurasakan tak pernah berubah. Sinar yang paling indah
dari matamu. Sampai kapanpun itulah yang terindah.
Hahaha... emang gue pikiran apa yang orang katakan
tentang dia... yang penting apa yang Roh Kudus katakan tentang dia: "lihat matanya... lihat senyumnya".
Namun, dulu ketika aku berusaha melihat matanya, dia malah kabur dariku dan
tampak grogi pula. Alhasil, papanya malah tersenyum ke arahku karena melihatku
yang tampak berupaya melihatnya. Ya ampun... maunya curi-curi pandang malah diketahui oleh semut merah yang berdiri di dekat pintu kaca.
Ouw... malunya hati ini
bila ingat saat itu. Aku tidak berhasil melihat mata
dan senyumnya tetapi malah melihat mata dan senyum papanya. Hehehe... senyum
aja dech...^.^ (sambil menganggukkan kepala). Lantas tak lama berselang aku pun
berpapasan dengan mamanya pula. Kok bisa ya??? Haiaiaia...
hahaha... untunglah ortunya juga terkesan ramah.
0 komentar:
Post a Comment