Sunday, November 6, 2016

Melakukan yang Tidak Kuyakini (2)

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 06 November 2016

Hahaha... karena inti suratku tidak berkaitan dengan cinta, tentu saja hanya chorus-nya yang cocok. Jadi, tak usahlah mendengarkan lagunya secara utuh. Hehehe... meskipun dia tak mau dibantu, kuimani bahwa dia pasti membaca emailku sampai titik terakhir karena mimpiku menyatakan bahwa akhirnya dia akan memandangku. Namun, aku tidak mengetahui ekspresinya saat membaca email. Aku hanya mengetahui bahwa tiba-tiba terjadi suatu perubahan.

Hmmm... ini pertama kalinya aku mengirim email panjang lebar kepadanya dengan mencantumkan nama panggilanku. Sebelum ini aku memang telah mengirimkan beberapa email singkat yang berisi informasi retreat Fourth Dimension, ayat Alkitab, gambar, dan lagu rohani untuk menguatkan imannya tetapi semuanya tanpa nama asli.

Namun, benarkah dia baru mengetahui identitasku setelah kukirimi email 'Ingin Hasil Berbeda?' Ouw... tidak... tampaknya dia telah mengetahui identitasku sejak email pertamaku tentang retreat Fourth Dimension. Saat itu seseorang tiba-tiba bertanya kepadaku: "Rully, nama lengkapmu itu siapa? Jong Rully?" Lantas aku segera menjawabnya seraya bertanya-tanya: "Siapa ya yang menanyakan nama lengkapku lewat telepon?" Namun, ekspresi wajah si penanya terkesan tak mungkin mau memberitahuku.

Hohoho... kini semuanya menjadi jelas. Pasti pebisnis itu yang lokasinya berjarak sekitar 1 jam perjalanan pesawat dariku. Tapi, kenapa dia sampai penasaran mencari tahu identitas PeriPena padahal aku hanya email informasi retreat? Kemungkinan besar dia temukan emailku di Google Plus atau mesin pencari Google lalu dari situ dia temukan alamat blogku. Nah, dari blogku dia temukan Facebook-ku sehingga dia temukan nama asliku. Lalu dipadukan cerita yang ada di blogku, dia pun mengetahui wajah pengirim email kaleng (email tanpa identitas)... hehehe...

Meskipun saat itu dia telah mengetahui ulahku, dia tidak menegurku dan tidak menanyakan apapun kepadaku. Dia hanya tetap tersenyum dan tatapan matanya tetap penuh kelembutan. Jadi, kenapa sich orang-orang di sekitarnya memberiku kesan bahwa dia mudah marah? Padahal, aku melihat Kristus yang lemah lembut dan ramah di dalam dirinya dan ketakutanku langsung sirna acap kali mengingat matanya dan senyumnya... hahaha...

MATAMU - Titi DJ
Dulu aku melihat binar matamu itu. Gugup ku tak tersenyum, ku tak percaya. Tak pernah ku melihat sepasang kelembutan, Selembut mata itu haiaiaia...
Kini aku melihat kilau matamu itu. Lega aku tersenyum dan kupercaya. Dan masih ku melihat sepasang kehangatan, Sehangat mata itu, indah bersinar berkilauan. Semakin kuat untukku.
Reff: Mata yang paling indah hanya matamu. Sejak bertemu kurasakan tak pernah berubah. Sinar yang paling indah dari matamu. Sampai kapanpun itulah yang terindah.
Dulu aku melihat gugup ku tak tersenyum. Kini aku melihat lega ku tersenyum. Dan masih ku melihat dalamnya kerinduan, Sedalam mata itu. Selalu bersinar berkilauan, semakin kuat untukku.
Mata yang paling indah hanya matamu. Sejak bertemu kurasakan tak pernah berubah. Sinar yang paling indah dari matamu. Sampai kapanpun itulah yang terindah.

Harusnya aku tahu
Hahaha... emang gue pikiran apa yang orang katakan tentang dia... yang penting apa yang Roh Kudus katakan tentang dia: "lihat matanya... lihat senyumnya". Namun, dulu ketika aku berusaha melihat matanya, dia malah kabur dariku dan tampak grogi pula. Alhasil, papanya malah tersenyum ke arahku karena melihatku yang tampak berupaya melihatnya. Ya ampun... maunya curi-curi pandang malah diketahui oleh semut merah yang berdiri di dekat pintu kaca.

Ouw... malunya hati ini bila ingat saat itu. Aku tidak berhasil melihat mata dan senyumnya tetapi malah melihat mata dan senyum papanya. Hehehe... senyum aja dech...^.^ (sambil menganggukkan kepala). Lantas tak lama berselang aku pun berpapasan dengan mamanya pula. Kok bisa ya??? Haiaiaia... hahaha... untunglah ortunya juga terkesan ramah.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.