Catatan Ibadah ke-1 Minggu 2
Oktober 2016 (youtu.be/IF4k26DeDhQ)
2 Timotius 2:6 Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya.
Petani memiliki kepekaan akan waktu dan musim. Mereka mengetahui bahwa
mereka harus bekerja keras. Mereka memiliki visi sehingga sanggup bekerja keras
di bawah terik mentari hingga kulit menghitam dan berkat visi mereka kita bisa makan. Kita semua juga harus memiliki
visi. Contoh: Ketika masih 18 tahun, ko Philip memiliki visi untuk menikah pada
saat 25 tahun sehingga dia tidak terburu-buru pacaran meskipun teman seusianya
telah berpacaran dan akhirnya Tuhan menggenapi visinya. Gereja Mawar Sharon pun
memiliki visi 1000 gereja lokal dan ditargetkan pada tahun 2018 dapat
mendirikan gereja di Singapore.
Kejadian 8:22 Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam.
Ketika benih ditabur, petani yakin bahwa mereka
akan menuai hasil. Itu sebabnya petani cenderung mudah beriman kepada Tuhan
Yesus. Petani tidak suka mengeluh atau meratap. Ketika suatu tanaman turun
harganya, petani tidak akan bertanya: "mengapa?"
Karena sadar bahwa mereka harus bekerja keras agar bisa makan, mereka akan
segera bertanya: "apa yang harus
ditanam untuk menggantikan tanaman tersebut?"
Ketika kita memiliki masalah, jangan bertanya "mengapa" karena tidak akan
ada jawabannya. Sebaiknya bertanyalah kepada Tuhan: "apa yang harus kulakukan?" Pada mulanya kita bekerja keras
agar dapat makan. Selanjutnya, kita mulai dapat memilih makanan. Kemudian kita
terus bertumbuh hingga kita bekerja bukan hanya untuk makanan saja tetapi untuk
kehidupan yang kekal.
Jangan meremehkan benih. Jangan meremehkan Rp10.000,- meskipun targetmu
Rp10Milyar karena Rp10.000,- itu benihmu. Suatu hari ko Philip bermain basket
dengan anaknya lalu anaknya merasa bahwa permainannya masih kalah jauh dari ko
Philip. Lantas ko Philip berkata kepadanya: "Pada
usiamu yang 12 tahun, papa sudah bermain basket selama 24 tahun."
Itulah yang seringkali dilupakan bahwa kita masih berada dalam tahap
pertumbuhan benih atau masa bayi.
Oleh sebab itu, jangan bandingkan dirimu dengan kesuksesan orang lain
karena sudah pasti kalah dan membuatmu minder. Jangan pula membandingkan diri
dengan yang lebih rendah karena dapat menimbulkan kesombongan. Kalau ingin sukses, pelajarilah 'masa
benih' orang sukses. Kita semua merupakan benih yang harus bertumbuh hingga
mencapai kedewasaan rohani.
Roma 8:1 Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.
Pergantian dari musim panas, musim gugur, musim dingin, dan musim semi
masih dapat diprediksi tetapi musim Roh Kudus tak dapat diprediksi sehingga
kita harus selalu berdoa agar siap menghadapi apapun juga yang ada di depan
kita. Kita tidak pernah mengetahui kapan badai datang.
Pengkhotbah 3:1 Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya.
Suatu hari ko Philip membesuk kerabatnya yang berada di UGD (Unit Gawat
Darurat) pada tengah malam. Karena dia dikenal banyak orang di Surabaya,
seseorang di sana mengajaknya foto. Tentu saja ini bukan waktu yang tepat
sehingga dia tak bisa tersenyum saat difoto meskipun sesungguhnya dia suka
berfoto. Sesuatu yang kita sukai jika dilakukan pada saat yang salah, tentu
tidak akan menyenangkan kita. Sesuatu
yang benar harus dilakukan pada saat yang tepat. Banyak orang gagal
memperoleh penggenapan janji Tuhan karena terburu-buru. Oleh karena itu, kita
harus memiliki kepekaan agar dapat mengetahui waktu Tuhan.
SUKACITA
PENUAIAN
Ketika Tuhan memulihkan keadaan
Sion, Keadaan kita seperti orang yang bermimpi. Waktu itu mulut kita penuh
dengan tawa, Lidah kita dengan sorak-sorai.
Reff:
Yang menabur dengan mencucurkan air mata Akan menuai dengan bersorak-sorai.
Yang berjalan menangis sambil menabur benih Pasti pulang membawa berkas-berkasnya.
0 komentar:
Post a Comment