Catatan Ibadah ke-3 Minggu, 23
Oktober 2016
Mazmur 126:1-6 Pengharapan di tengah-tengah penderitaan.
Kita harus hidup seperti pohon kurma. Benih kurma biasanya ditindih oleh
sebuah batu besar. Agar dapat bertumbuh, dia harus berakar jauh ke dalam tanah
hingga menemukan sumber air di tengah padang gurun. Setelah menemukan air, dia
mulai bertumbuh dan akhirnya menghasilkan buah yang manis.
Batu besar merupakan persoalan atau tantangan yang membebani kita. Untuk
menghadapinya, kita harus terus mencari sumber air kehidupan, yaitu Yesus.
Yohanes 4:14 tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."
Kita pun tetap dapat bersukacita di tengah persoalan tersebut karena
melalui hal itu kita dapat melihat bahwa Tuhan telah melakukan perkara besar
kepada kita.
Dulu pak Samuel tidak mengerti ketika di dalam mimpinya Tuhan mengatakan
bahwa dia akan dibawa ke level yang lebih tinggi. Namun, pada tahun 1987 dia
sakit dan pulang ke rumah Bapa. Di sana Tuhan mengatakan bahwa tugasnya belum
selesai. Pak Samuel pun diminta kembali ke dunia untuk melayani Tuhan lewat Gereja
Mawar Sharon. Setiap orang yang telah diselamatkan oleh Yesus memang bisa masuk
ke Surga tetapi belum tentu mendapatkan rumah.
Yohanes 4:34 Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Yesus harus melalui jalan salib (via dolorosa) untuk menggapai impian-Nya.
Kita pun harus meneladani-Nya. Meskipun harus menikmati makanan keras atau melewati
jalan yang sulit, jangan biarkan impian kita mati. Seharusnya melakukan
kehendak Tuhan juga menjadi kesukaan kita. Orang yang melakukan kehendak-Nya tentu
akan mendapatkan upah yang lebih baik daripada yang tidak mau. Setiap kali kita
melakukan kehendak Tuhan, rumah kita di Surga akan dibangun.
Cara Membangkitkan Roh yang
Padam:
1. Jangan Menyerah dengan
Kegagalan. Banyak orang menyerah karena berpikir bahwa kegagalan merupakan bukti
ketidakmampuan mereka. Padahal, kegagalan hanyalah sukses yang tertunda. Lewat
kegagalan kita dapat mempelajari berbagai hal yang sebelumnya tidak kita
ketahui. Hal tersebut dapat membentuk karakter kita pula. Teori dapat
meningkatkan pengetahuan tetapi pengalaman dapat membentuk hati. Kita pun dapat
semakin kuat seperti Burung Rajawali yang terbang semakin tinggi mengatasi
segala rintangan.
Roma 8:37-39 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
2. Jangan Izinkan Kekecewaan
Merampas Impianmu. Sumber kekecewaan adalah diri sendiri dan bukan orang lain.
Amsal 4:23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
Jangan hanya ke gereja karena sungkan kepada pendeta tertentu karena itu
berarti kamu hanya memandang manusia. Jangan pula mengidolakan pendeta sehingga
cenderung mengantuk pada saat pendeta lain yang berkhotbah. Tuhan mau kita
belajar sendiri hingga menjadi gemuk rohani dan berbuah-buah bagi Tuhan. Tuhan
mau kita aktif melakukan sesuatu bagi-Nya.
Biasanya orang yang mengalami kekecewaan seringkali mengucapkan perkataan
negatif yang dapat melukai orang lain.
Matius 15:18-19 Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.
Tuhan mau kita mengampuni setiap orang yang telah mengecewakan kita. Orang
yang paling baik kepada kita pun suatu saat dapat mengecewakan kita. Itu
sebabnya jangan terlalu berharap kepada manusia. Agar tidak mudah kecewa,
taruhlah pengharapan kepada Allah yang tidak pernah mengecewakan.
Ibrani 12:15 Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.
3. Jangan Memaksakan Diri
Melampaui Kekuatan dalam Waktu yang Lama. Kita memang harus bekerja keras
tetapi jangan sampai melebihi batas kekuatan kita hingga kita merasa letih dan
kehilangan gairah untuk meraih mimpi. Cara mengatasi keletihan adalah
Nanti-nantikanlah Tuhan. Ketika menantikan Tuhan, kita harus sering berdoa,
membaca dan merenungkan firman Tuhan, dan berbahasa Roh agar dapat memahami
kehendak-Nya. Tuhan dapat berbicara kepada kita lewat suara hati, mimpi,
penglihatan (visi), orang lain yang dipakai Tuhan, dan firman Tuhan (rhema).
Yesaya 40:30-31 Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
EL SHADDAI. Tak Usah Ku Takut, Allah Menjagaku.
Tak Usah Ku Bimbang, Yesus P'liharaku. Tak Usah Ku Susah, Roh Kudus Hiburku.
Tak Usah Ku Cemas, Dia Memberkatiku. El
Shaddai, El Shaddai, Allah Maha Kuasa. Dia Besar, Dia Besar, El Shaddai Mulia. El
Shaddai, El Shaddai, Allah Maha Kuasa. Berkat-Nya Berlimpah, El Shaddai.
0 komentar:
Post a Comment