Catatan Ibadah ke-1 Minggu 28
Agustus 2016
1 Korintus 9:27 Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.
Dalam memberitakan Injil Paulus memperhatikan dirinya bukan karena egois
tetapi agar dirinya tidak kehilangan keselamatan. Paulus tidak mau seperti calo
bus yang berteriak: "Surabaya...
Surabaya" lalu orang-orang ke Surabaya dan dia tidak ikut ke Surabaya.
Paulus tidak mau berteriak: "Surga...
Surga..." lalu orang-orang ke Surga dan dia tidak ke Surga. Maka,
Paulus juga menasihati Timotius untuk memperhatikan dirinya sendiri.
1 Timotius 4:16 Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.
"MUSUH TERBESAR: Aku ingin
tahu siapa musuh terbesarku. Aku ingin melihat wajah musuhku. Aku pun terus
mencari musuhku itu. Suatu malam aku menemukan musuhku. Kusingkapkan cadarnya
dan kulihat wajahku." Jadi, peperangan kita yang terbesar adalah peperangan
melawan diri sendiri.
Area yang harus Dikendalikan:
1. Kemarahan
Mazmur 37:8 Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan.
Orang yang marah bisa melakukan kejahatan, seperti Kain yang marah kepada
Tuhan karena persembahannya tidak diindahkan. Karena Kain tidak bisa
melampiaskan amarahnya kepada Tuhan, dia pun melampiaskan amarahnya dengan
membunuh Habel.
Kejadian 4:5 tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.
Kalau kita tidak bisa mengendalikan amarah, kita pun bisa melampiaskan
amarah kita kepada orang-orang yang tak bersalah.
Amsal 14:29 Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan.
Suatu kali ada seorang bos datang ke kantor dan mendapati semua karyawan
sedang sibuk bekerja, kecuali satu orang pemuda yang sibuk dengan ponselnya.
Seketika bos marah dan bertanya kepada pemuda itu: "berapa gajimu?" Karena terkejut ditanya seperti itu,
pemuda itu menjawab: "tiga juta
Rupiah". Lantas bos segera mengeluarkan uang sembilan juta Rupiah
sembari berkata kepada pemuda itu: "ini
gajimu untuk 3 bulan dan sekarang juga pergi dari sini dan jangan kembali
lagi."
Nah, setelah pemuda itu pergi dengan uang tersebut, bos berkata kepada
karyawan-karyawan lain: "Itu
akibatnya kalau tidak bekerja dengan sungguh-sungguh." Dia pun
bertanya: "Pemuda tadi karyawan
bagian apa?" Seketika semua diam membisu tetapi akhirnya seseorang
menjawab: "Pemuda itu bukan karyawan, bos. Dia hanya penjual pecel lele yang
menunggu pembayaran dari kita."
Hehehe... itulah akibatnya kalau lekas marah. Bos jadi rugi sembilan juta
Rupiah. Maka, kendalikanlah amarahmu.
Efesus 4:26-27 Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.
Kita boleh marah tetapi jangan marah berlama-lama, kecuali kita ingin
berada di neraka. Suatu ketika ada mantan preman yang baru meninggalkan penjara
dan mengikuti ibadah di gereja. Selesai ibadah dia bertanya kepada pendeta: "Pak, apa itu Surga dan apa itu
neraka?" Namun, pendeta sedang sibuk bersalaman dengan beberapa orang
sehingga tidak menanggapinya.
Maka, orang itu marah dan menarik krah baju depan pendeta seraya berkata: "Bapak tidak tahu siapa saya? Saya ini
preman yang baru keluar dari penjara dan pernah membunuh orang."
Karena terkejut, pendeta langsung menunjuknya sambil berkata: "inilah
neraka". Ketika mendengar jawaban pendeta, orang itu segera mundur
dan berkata: "maafkan saya pak
pendeta". Maka, pendeta segera menunjuknya lagi sambil berkata: "inilah
Surga." ^.^...
0 komentar:
Post a Comment