Monday, May 2, 2016

Jangan Bermain Jalangkung

Tidak Perlu "Orang Pintar"
Catatan Ibadah ke-3 Minggu 1 Mei 2016
Ps.Philip Mantofa: "Jangan bermain jalangkung karena saya temukan ada orang yang selalu berpikir untuk bunuh diri setelah memanggil jalangkung."
Ketika aku masih di asrama (sekitar kelas 5 SD), salah seorang kakak asramaku (ce Lilik) bermain jalangkung di kamar tengah pada malam hari. Aku tak melihat permainannya tetapi kala itu terdengar kepanikan di kamar tengah dan kamar besar karena semua lampu mendadak mati. Beberapa anak turun ke kamar suster untuk melapor dan meminta bantuan.

Kucing Hitam di Jendela Kamar
Kami yang belum tidur juga sempat mendengar kucing mengeong di luar jendela kamar. Ada yang mengatakan bahwa itu kucing hitam. Karena kami berada di lantai 2, kami pun berpikir bahwa kucing tidak mungkin bisa naik sehingga kami pun merasa takut. Penjaga kamar pun meminta kami segera tidur. Iiiih... karena tempat tidurku tak jauh dari lemari yang dilengkapi cermin panjang, aku pun berusaha tidur dengan mengarahkan wajahku kepada temanku agar tidak melihat bayangan apapun di dalam cermin.

Keesokan harinya beberapa anak yang memanggil suster mengatakan bahwa pada malam itu di halaman asrama yang gelap mereka melihat seorang wanita Belanda dengan punggung berlubang keluar dari pohon setan alias pohon kecik yang sudah amat tua. Romo pun datang ke asrama puteri untuk memercikkan air suci ke berbagai tempat.

Pada hari Minggu kami ke kapel lalu romo membahas kejadian tersebut di depan anak-anak asrama putera dan puteri. Katanya: "Kalau percaya kepada Yesus, mengapa kalian takut? Bahkan, suster pun juga ketakutan hingga meminta saya ke asrama puteri untuk menyucikan. Jangan takut."

Hah... bagaimana mungkin tidak takut? Tampaknya romo tidak melihat sendiri kejadian tersebut. Malam itu suasananya benar-benar gelap dan mencekam. Nah, sejak saat itu tak ada lagi yang berani bermain jalangkung di asrama. Bagaimana dengan ce Lilik? Entahlah... sepertinya dia baik-baik saja saat itu. Namun, hingga kini aku tak pernah bertemu dia lagi semenjak dia meninggalkan asrama. Semoga dia tetap baik-baik saja.

JURU SELAMATKU
Walau ku harus berjalan dalam lembah kekelaman, Perlindungan-Mu oh Tuhan Nyatalah bagi hidupku.
Tiada pernah sedetikpun, Tiada pernah Kau tinggalkan, Sungguh mulia dan sempurna, Hanya Kaulah yang disembah.

Yesus Engkau Juru selamatku. Dalam janji-Mu kemenanganku. Selamanya 'kan kunyatakan Besar setia-Mu Tuhan di hidupku.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.