Catatan Ibadah ke-2 Minggu, 13 Maret 2015
# Anjing Titi. Tak ada angin, tak ada hujan, tiba-tiba seperti tersambar petir di siang
bolong ketika titiku berkata: "aku
mau memelihara anjing." Mama sudah menasihatinya agar dia mengurungkan
niatnya karena aku dan memeku takut anjing. Namun, dia tetap bersikukuh
mempertahankan keinginannya dan beberapa hari kemudian seekor anjing putih
kecil pun muncul di rumah. (Ya... inilah tahapan belajar God's Hand)
Lantas meme bungsu (adik
titi) berkata kepadaku: "Kamu nggak
protes... koko memelihara anjing." Kataku: "Aku sudah protes tetapi tidak didengar. Bahkan, aku juga sudah
berkata kepada mama bahwa aku akan kos dan tidak mau pulang lagi ke rumah
selama ada anjing itu. Namun, mama mengatakan bahwa titi sudah berjanji untuk
tidak melepas anjingnya sehingga aku tidak perlu kos."
Janji... janji... tinggal janji... Pada suatu hari ketika sudah agak besar anjing
itu dilepas pula di dalam rumah. “Aaaaaaaahhh...
Ma... anjingnya lepas.” Kata titi: "Kamu
ngapain sich? Anjingnya tidak menggigit kok." Jawabku: "... tapi mengendus... dan selama punya
gigi ya tetap berpotensi menggigit."
Uuuugghh... aku tidak suka. Aku mau kos saja.
Namun, tiba-tiba ingat
firman: "Mazmur
23:4 ... gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah
yang menghibur aku." Lantas aku segera memegang tongkat
sapu sehingga anjing itu tidak berani mendekatiku. Aku pun bergerak dengan
membawa tongkat sapu atau kursi plastik agar anjing itu tidak mendekatiku.
Ketika aku bercerita
kepada meme bungsu, dia pun tertawa: "Hahaha...
masa menghadapi anjing kecil pakai firman? Dia kan mirip Shiro (anjing Sinchan)
sehingga aku masih berani memegangnya." Jawabku: "Iya... meskipun kecil, dia tetap anjing yang punya gigi. Dari
firman itu aku justru dapat ide untuk pakai tongkat sapu... hehehe... Tongkat-Mu itulah yang menghibur aku.
Hanya dengan melihatku berdiri sambil memegang sapu, anjing itu sudah jaga
jarak dengan sendirinya... hahaha..."
Namun, ketika tiba-tiba
dia muncul dan tak ada sapu atau kursi, otomatis kuhanya berteriak kencang: "Aaaaaaaa..." Maka, dengan
sendirinya anjing itu bergerak menjauh karena takut dengan suara jeritanku. Lama-kelamaan
anjing itu pun mengerti dan tidak lagi berusaha mendekatiku... hehehe...
Suatu ketika titi
mengatakan bahwa dia akan keluar pulau selama sekitar 1-2 bulan. Lalu mama
iseng-iseng bertanya kepadaku: "Kamu
mau nggak memandikan anjing kalau dibayar Rp1juta?" Jawabku: "Jangankan Rp1juta, dibayar Rp1Trilyun
pun aku tidak mau. Emange mama mau dibayar Rp1juta untuk memandikan
anjing?"
Hahaha... mama pun tidak
mau karena sebenarnya mama juga agak takut sama anjing. Namun, kadar
ketakutannya masih terbilang ringan sehingga mama masih berani memberinya
makan, minum, dan membersihkan kotorannya. Namun, mama juga tidak suka diendus
olehnya sehingga langsung menggertaknya ketika didekati. Alhasil, tak ada yang
mau memandikannya selama titi tak di rumah sehingga anjing putih itu pun
berubah wujud menjadi coklat muda.
Maaf dech... meskipun kami
tinggal seatap, aku tak bisa menjadikan anjing sebagai bagian dari keluargaku.
Ketika lelah membersihkan kotoran anjing, mama berharap anjing itu diberikan ke
orang lain. Namun, ada kalanya mama menangis jika membayangkan anjing itu
tiba-tiba tak ada lagi karena dia telah ikut merawatnya. Antara takut dan
suka?????
Papa pun terpaksa
membantu merawat anjing itu walaupun sesekali mengomel karena kotorannya
berceceran. Kedua memeku juga pasti turut senang jika anjing itu tak di rumah
lagi. Setiap hari aku pun berharap anjing itu diberikan atau dijual titiku ke
keluarga pecinta anjing agar aku dan anjing itu sama-sama mendapatkan damai
sejahtera.
Karena hal itu belum
terjadi, aku pun terus berpegang pada Mazmur
23:4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah
kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan
tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
ALLAHKU yang SETIA
Sekalipun kuberjalan lewat lembah
kelam, Namun tangan-Mu selalu menopang hidupku. Saat ku dalam ketakutan Kau
hadir di sisiku, Kau berkata: "Jangan takut", Kau b'ri
kemenangan.
Reff: Kaulah Tuhan yang berjanji tak
sekalipun Kau ingkari. Kesetiaan-Mu sungguh terbukti di sepanjang hidupku. 'Tuk
s`lamanya ku 'kan setia melayani mengasihi-Mu. Tiada Tuhan seperti-Mu Yesus,
Kau Allahku yang setia.
0 komentar:
Post a Comment