Catatan Ibadah ke-2 Minggu, 30 Agustus 2015
1 Petrus 2:21 Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
Ah... itu panggilan yang tidak enak. Siapa
yang mau menderita? Tak ada manusia yang suka menderita. Aku pun hanya manusia
lemah yang tak mampu menahan sakit. Segala cara 'kan kulakukan 'tuk terhindar
dari penderitaan. Aku tidak suka mencari masalah. Namun, penderitaan tak bisa dihindari karena iblis selalu aktif mencari
kelemahan kita untuk menghancurkan kita. Ketika itu terjadi, mau tidak mau,
suka tidak suka, barulah aku berupaya menghidupi ayat-ayat penderitaan. Namun,
selama masih bisa menghindari rasa sakit... kenapa aku tidak menghindarinya?
Banyak wanita rela mengalami sakit melahirkan
demi mendapatkan anak. Namun, orang yang benci rasa sakit tentu akan melakukan
segenap cara untuk menghindari hal ini. Tampaknya Paulus memahami hal ini
sehingga dia memberikan saran yang melegakan bagi wanita penghindar masalah.
1 Korintus 7:28 Tetapi, kalau engkau kawin, engkau tidak berdosa. Dan kalau seorang gadis kawin, ia tidak berbuat dosa. Tetapi orang-orang yang demikian akan ditimpa kesusahan badani dan aku mau menghindarkan kamu dari kesusahan itu.
Ya, kalau tujuan menikah hanyalah untuk
mendapatkan anak, itu tidak cukup bagiku. Aku
membutuhkan tujuan yang lebih besar daripada itu karena aku tidak suka rasa
sakit dalam bentuk apapun juga. Selain itu, ketika di asrama aku telah
bertemu dengan beberapa anak malang yang tidak diharapkan ortunya. Jadi, jika
hanya ingin punya anak, bukankah bisa adopsi? Kenapa harus repot-repot menahan
sakit? Kalau bisa tanpa sakit, mengapa
harus sakit? Kusadari bahwa sakit jasmani itu benar-benar luar biasa
menyiksa hati dan jiwa... ada kalanya sakit itu membuatku nyaris binasa.
Namun, meskipun aku menyetujui kata-kata Paulus,
mengapa Tuhan malah memberikan pesan double Happiness? Oh, aku sungguh was-was. Setahuku rencana Tuhan tak pernah gagal
sich. Jadi, "apa yang akan terjadi
padaku?" Wew... video 25th GMS
yang selalu ditayangkan sebelum khotbah bagaikan alarm bagiku untuk mengingat
mimpi di Bukit Doa Immanuel (BDI). Video itu menayangkan tribun dan seseorang
yang berdiri di padang rumput yang luas. Kelihatannya tempat-tempat itu
berhubungan dengan BDI.
0 komentar:
Post a Comment