Sunday, August 30, 2015

Mengapa Kuharus Ingat Mimpi Itu?

Aku Tidak Suka Mencari Masalah
Catatan Ibadah ke-2 Minggu, 30 Agustus 2015      

Ketika pertama kali ke BDI (saat acara Pray Until Something Happens 5), pada malam harinya aku sempat bermimpi. Di dalam mimpiku aku berdiri di sebuah padang rumput hijau di bawah langit biru nan cerah. Aku tidak berdiri sendirian di sana karena di samping kiriku ada seorang pria yang tidak terlalu asing bagiku. Kami pun saling berpandangan dengan ekspresi sama-sama terkejut.

Ketika terbangun dari mimpi, aku tak ingin mengingatnya. Namun, di main hall BDI aku melihatnya ada di samping pak Welyar Kauntu. Ketika kami berpapasan di depan pintu main hall BDI, kami pun sama-sama berlagak seperti orang asing karena kami memang belum saling kenal. Aku pikir mimpiku tak berarti apa-apa dan aku juga tidak ingin mengingat pria itu lagi. Sejak hari itu kami tidak pernah bertemu lagi. Namun, setiap kali melihat tayangan video 25th GMS di bagian tribun dan padang rumput, aku teringat mimpi di BDI itu lagi.

Ketika pertama kali melihat video itu, aku hanya terkejut tetapi aku yakin padang rumput seperti itu ada di banyak tempat... tak mungkin berhubungan dengan mimpiku. Kupikir video itu pun tak akan nongol terus menerus. Namun, perkiraanku salah. Video itu terus menerus berputar tiap minggu bagaikan alarm agar aku mengingat mimpiku.

Tapi, mengapa kuharus mengingat mimpi itu? Apakah mimpi itu punya arti? Siapa pria itu? Apakah dia mengenalku? Apakah saat itu di dekat kolam baptis GMS dia memang tersenyum kepadaku? Kenapa kami berdua sama-sama terkejut dengan ekspresi riang seakan-akan kami baru saja melihat hal-hal luar biasa?
1 Korintus 2:9  Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."
Lakukan Kebaikan dengan Sukarela
Namun, itu hanya padang rumput kosong tanpa rumah dan pohon. Sejauh mata memandang hanya terlihat dirinya, diriku, langit biru, dan hamparan rumput hijau. Ah... aku sungguh tidak paham akan mimpi itu jadi kenapa kuharus mengingatnya? Apa yang harus kuingat? Apa rumputnya yang hijau? Apa langitnya yang cerah? Apa ekspresi kami yang terkejut campur gembira? Apa pria itu?
Hmm.. kalau untuk pria itu, aku masih ingin berhenti di Filemon 1:14 >> tetapi tanpa persetujuanmu, aku tidak mau berbuat sesuatu, supaya yang baik itu jangan engkau lakukan seolah-olah dengan paksa, melainkan dengan sukarela.

Lantas bagaimana kalau aku bertemu dia lagi? Mungkinkah berlanjut ke Filemon 1:15-16? Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya, bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari pada hamba, yaitu sebagai saudara yang kekasih, bagiku sudah demikian, apalagi bagimu, baik secara manusia maupun di dalam Tuhan.

Fiuuuh... untuk yang satu ini, tidak bolehkah seturut keinginanku? Aku tidak suka mencari masalah lho. Line Fun Trivia hari ini menulis: "Secara spiritual dan kultural, mimpi terkadang identik dengan ramalan masa depan (procognitive dream). Tetapi dari sudut pandang ilmiah, ternyata hal ini tidak terbukti. Sebuah riset yang dilakukan oleh sebuah Sekolah Kedokteran di Minnesota menyebutkan, orang akan cenderung melupakan mimpinya dan mimpi yang diingat juga tidak menjadi nyata. Jadi, mimpi apa Sahabat LINE tadi malam?"

Hahaha... kali ini aku setuju dengan LINE... mimpi itu dilupakan saja... video itu pun tak akan tayang selamanya... hehehe... daripada was-was akan hari esok yang tak pasti, lebih baik kudengarkan lagu ini.
INDAH pada WAKTU-NYA (Edward Chen)
Ada waktu ‘tuk berduka, Ada waktu ‘tuk bersuka. Ada waktu ‘tuk berdiam, Ada waktu ‘tuk berkata. Namun di atas s’galanya Kutahu Allahku bekerja Mendatangkan kebaikan Bagi yang mengasihi-Nya.
Di saat yang kualami Tak seperti yang kuingini, Di saat tiada jawaban Mengapa harus terjadi, Namun di atas s’galanya Kutahu Allahku bekerja Mendatangkan kebaikan Bagi yang mengasihi-Nya.
Mungkin tak kupahami Apa yang kini aku alami. Namun kutahu pasti Kasih Allahku tak ‘kan berhenti. 'Kan kus’rahkan semua Pergumulanku pada-Mu Yesus Karna kutahu pasti Semuanya ‘kan jadi Indah pada waktu-Nya.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.